!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, March 4, 2014

.Rusia Rebut Pos Perbatasan Ukraina


.Rusia Rebut Pos Perbatasan Ukraina


.
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di lokasi pengujian kesiapan pasukan tempur di Kirillovsky, Senin waktu setempat.
Ukraina pada Senin menuding Rusia merebut pos perbatasan. Kremlin juga dituduh memperbanyak pasukan secara signifikan di Crimea. Sementara itu mata uang Rusia dan pasar saham anjlok dramatis, sesudah militer Kremlin menduduki Crimea.

Pasukan Perbatasan Ukraina menyatakan, militer Rusia menyiagakan kendaraan militer bersenjata yang dikerahkan di wilayah Ukraina pada perbatasan laut yang memisahkannya dari wilayah Rusia.

Pergerakan tersebut mengisyaratkan niat Kremlin untuk bertahan dalam jangka waktu lama di Crimea. Perdana Menteri Ukraina yang baru ditunjuk, Arseniy Yatsenyuk, memperkirakan sedikit peluang untuk menyelesaikan krisis tersebut secepatnya. Namun ia menambahkan, tak ada bukti pasukan Rusia mendorong Crimea ke dalam kekuasaan Ukraina. Ia juga yakin, Ukraina tak berencana melakukan hal yang sama.

“Saya pikir, kita sudah melewati fase terburuk dalam krisis antara Ukraina dengan Rusia,” sahutnya.

Panglima di beberapa pangkalan militer Ukraina dalam sehari atau dua hari terakhir ini telah menerima ultimatum dari tentara Rusia atau pejabat Armada Laut Hitam Kremlin yang memerintahkan mereka segera melucuti senjata serta meninggalkan pangkalan.

Tenggat waktu berlalu, tanpa konsekuensi nyata. Pasukan Ukraina tetap berjaga-jaga. Sebab, beberapa pangkalan militer telah diblokade pasukan Rusia. Atau, perimeter mereka mulai diuji oleh warga sipil pro-Rusia yang agresif.

Armada Laut Hitam membantah telah mengeluarkan ultimatum kepada pasukan Ukraina di Crimea dengan batas waktu Selasa pagi waktu setempat. Namun menurut pejabat Ukraina, ultimatum seperti itu mereka terima. Tak jelas apakah ultimatum tersebut adalah taktik menekan pihak Rusia atau memang sinyal eskalasi ketegangan.

Yatsenyuk percaya, pemerintahannya telah membatasi agresi militer Rusia dengan strategi menahan diri, membuat pasukannya bersiaga dan bertahan di barak-barak.  “Saya percaya Rusia mengharapkan konflik bersenjata, reaksi militer serta pemberlakuan hukum militer [di Crimea dan Ukraina timur]…sehingga mereka bisa membuat alasan untuk menyerang,” paparnya..

Pejabat Rusia belum bisa dimintai komentar soal laporan pergerakan militer Rusia di jalur penyeberangan feri. Pejabat kantor bea cukai yang ditemui di penyeberangan menyatakan, feri beroperasi normal pada Senin pagi waktu setempat.

Eskalasi ketegangan di Crimea mendorong penurunan saham, obligasi dan mata uang Rusia. Kurs rubel turun hingga rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro. Penurunan mendesak bank sentral Rusia atau Bank of Russia (BOR) untuk mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 1,5 persentase poin. Indeks saham Micex Moskow turun 11% dalam perdagangan selepas Senin siang.

“Semua aset Rusia kini sudah terjual. Ini merupakan bentuk kepanikan. Pasar cemas dan tak sanggup menanti datangnya berita positif,” papar Egor Fedorov, analis ING Bank di Moskow.

Wakil menteri ekonomi Rusia, Andrei Klepach, menyatakan langkah BOR tidak berhubungan dengan inflasi. Kenaikan suku bunga, imbuhnya seperti disitir kantor berita Interfax, bertujuan untuk membatasi pelemahan rubel.

Petinggi Ukraina menuding Presiden Rusia Vladimir Putin membawa kedua negara ke ambang perang. Terlebih, sesudah Parlemen tinggi Rusia meloloskan permintaan Putin untuk mengerahkan pasukan di Ukraina. Kremlin mengklaim warga Ukraina yang berbahasa Rusia berada di bawah ancaman pemerintahan baru. Pemerintah baru Ukraina mengambil alih kepemimpinan, menyusul penggulingan presiden sekutu Rusia, Viktor Yanukovych.

AS dan Eropa mengecam invasi Rusia atas Crimea. Kelompok negara terkaya dunia Group of Seven (G-7) mengaku tak bakal menghadiri pertemuan di resor Sochi, Rusia yang dijadwalkan musim panas ini. Beberapa lainnya mengancam adanya kemungkinan sanksi atas Rusia. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry menyebut invasi Rusia atas Crimea sebagai “agresi luar biasa.”

Kementerian Luar Negeri Rusia langsung merespons pernyataan Kerry. Ia menyebut komentar Kerry “tak bisa diterima.” Tak tanggung-tanggung, ia menuding Kerry telah mengadopsi retorika era Perang Dingin.

“AS dan sekutunya menutup mata atas ekses militan di Maidan [pusat Kiev], juga kejahatan lawan-lawan politik mereka serta warga sipil, anti-Semit, anti-sentimen Rusia berikut penodaan monumen bagi pahlawan Perang Dunia II,” sahut Kemlu. Pernyataan mengacu pada demonstran yang berkumpul di alun-alun utama Kiev selama berbulan-bulan. Unjuk rasa berujung pada penggulingan Yanukovych.

Bagi Kemlu Rusia, keputusan G-7 untuk mengabaikan pertemuan di Sochi ikut “merusak dan bertentangan dengan prinsip kerja sama konstruktif.”

Di lain sisi, Putin menghadiri pelatihan militer dekat St. Petersburg. Akhir pekan lalu, ia memerintahkan pengujian kesiapan tempur prajurit di berbagai kawasan Rusia. Kelompok yang diuji termasuk sejumlah unit tempur yang ditempatkan dekat perbatasan Ukraina.

Eskalasi ketegangan membuat petinggi di Crimea dan beberapa kawasan lain Ukraina mesti bertahan di bawah tekanan, baik dari Rusia maupun pemimpin pro-Kremlin. Mereka terancam beralih kesetiaan.

Pasukan perbatasan mengisyaratkan langkah militer Rusia sebagai upaya menakut-nakuti unit militer Ukraina. Dengan begitu, militer Ukraina diharapkan dapat menanggalkan kesetiaan kepada pemerintah baru.

“Dalam beberapa jam terakhir, tekanan dari militer Rusia terhadap penjaga perbatasan Ukraina telah menguat secara signifikan,” papar kantor layanan perbatasan dalam suatu pernyataan. “Pasukan khusus Rusia telah mengambil alih kontrol atas beberapa unit perbatasan. Mereka menggunakan kekuatan fisik yang brutal disertai ancaman, yang mengambil manfaat dari ketakutan pasukan.”

1 comment:

  1. "Hi!.. Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything." Aktual

    ReplyDelete