!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, March 9, 2014

Spekulasi Pesawat MAS Meledak Dibom Mencuat, Dua paspor Curian Digunakan Penumpang



Spekulasi Pesawat MAS Meledak Dibom Mencuat, Dua paspor Curian Digunakan Penumpang




Organisasi kepolisian internasional Interpol pada Minggu (9/3) mengkonfirmasi bahwa setidaknya ada dua paspor yang tercatat di data dokumen perjalanan hilang dan dicuri yang digunakan oleh penumpang pesawat Malaysia Airlines yang hilang.

Kedua paspor tersebut, satu Austria dan satu Italia, ditambahkan ke data Stolen and Lost Travel Documents (SLTD) Interpol setelah dicuri di Thailand masing-masing pada 2012 dan 2013, kata organisasi yang berpusat di Lyon, Prancis, tersebut.

Karena tak ada data pemeriksaan pada kedua paspor curian tersebut oleh negara mana pun di antara waktu data paspor itu masuk ke bank data Interpol dan keberangkatan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370, Interpol menyatakan "tak bisa memastikan berapa kali paspor itu digunakan untuk melakukan penerbangan atau melintas perbatasan".

Interpol mengontak Biro Sentral Nasional negara terkait untuk memastikan identitas penumpang yang menggunakan paspor curian itu untuk naik pesawat Malaysia Airlines yang hilang.

Di tengah spekulasi internasional bahwa pemegang paspor curian itu kemungkinan "teroris", Interpol mengerahkan semua daya untuk membantu otoritas berwenang di Malaysia dan negara terkait guna mengungkap apa yang terjadi, kata Sekretaris Jenderal Interpol Ronald K. Noble seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Bank data SLTD Interpol dibuat tahun 2002, setelah serangan 11/9, untuk membantu semua negara mengamankan perbatasan dan melindungi warga mereka dari pelaku teror dan penjahat lain yang berbahaya dan diketahui menggunakan dokumen perjalanan palsu.

Namun tak banyak negara yang secara sistematis melakukan pencarian di database Interpol untuk memastikan apakah seorang penumpang menggunakan dokumen perjalanan palsu atau yang hilang untuk naik pesawat. Akibatnya dunia berspekulasi mengenai apakah paspor curian digunakan oleh pelaku teror untuk naik pesawat MH 370, demikian pernyataan Interpol.

Guna memastikan perjalanan yang aman, saya berharap pemerintah dan perusahaan penerbangan di seluruh dunia belajar dari tragedi hilangnya pesawat MH 370 dan mulai memeriksa semua paspor penumpang sebelum mengizinkan mereka naik pesawat, kata Noble.

Pesawat Boeing 777-200 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 370 membawa 12 awak dan 227 penumpang, termasuk 154 warga negara China, ketika kehilangan kontak dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu pagi.

China menambah kapal militernya ke Laut China Selatan untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak Sabtu (8/3) dinihari dalam penerbangan Kuala Lumpur-Beijing.

Dua kapal Angkatan Laut yang dikirimkan ke area lokasi adalah kapal destroyer "Haikou" dan "Kunlunshan" beserta dengan 50 anggota marinir dan perlengkapannya.

Demikian media setempat melaporkan, di Beijing, Senin. Tak hanya itu, China juga menambah helikopter untuk mendukung pencarian pesawat nahas yang membawa 239 orang.

Sebelumnya Angkatan Laut China telah mengirimkan dua kapal perangnya, plus kapal patroli dari Kementerian Transportasi ke lokasi yang diduga sebagai tempat terakhir pesawat melakukan kontak dengan menara kontrol Subang pada pukul 02.40.

Hingga Senin pagi operasi pencarian multilateral dari tujuh negara dengan 22 pesawat dan 40 kapal perang dan patroli, belum menemukan titik terang keberadaan pesawat Malaysia Airlines yang juga membawa tujuh warga negara Indonesia, selain 154 warga China dan 12 kewarganegaraan lainnya.

Para keluarga dan kerabat dari penumpang warga negara Indonesia telah berada di Kuala Lumpur, sedangkan para keluarga dari 154 penumpang warga negara China sampai saat ini masih menunggu di Beijing hingga pengurusan dokumen keimigrasian selesai.

Malaysia Airlines akan membawa lima anggota keluarga atau kerabat dari setiap penumpang warga negara China. "Namun, untuk penerbangan awal kami akan membawa dua anggota keluarga dan kerabat dari setiap penumpang," kata perwakilan Malaysia Airlines di Beijing Ignitias Ong.

Pihak kepolisian dan keimigrasian China berupaya agar pengurusan paspor dan visa dapat dilakukan dalam satu hari. Diantara para keluarga dan kerabat tersebut ada yang baru pertama kali melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Kami tidak tahu bagaimana nanti setelah di negara lain, tapi saya ingin melihat anak saya jika nanti pesawat ditemukan, apapun kondisinya," ujar Li Hai (50) asal Provinisi Hebei.

Para keluarga dan kerabat penumpang warga negara China, sejak Sabtu (8/3) dikumpulkan di sebuah hotel di Beijing, tak jauh dari Bandara Internasional "Capital" Beijing..

No comments:

Post a Comment