!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, September 4, 2014

Perjalanan yang belum selesai (40)

Kuntoro Mangkusubroto
Perjalanan yang belum selesai (40)

(Bagian ke empat puluh, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 5 September 2014, 06.48 WIB)

Salah satu penyelamat Indonesia terhindar dari krisis dunia, sehingga menjadi salah satu dari tujuh Negara di dunia yang selamat dan terhindar dari krisis ekonomi dunia, selain Polandia, Swedia, Korea Selatan, Turki, Mexico dan Kanada berkat ekspor komoditi Batubara dan timah, selain Kelapa sawit tentunya (lihat Perjalanan yang belum selesai 39).

Khusus komoditas Batubara dan Timah peranan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Tambang Timah dan PT Tambang Batubara Bukit Asam cukup besar. Restrukturisasi dan efiesensi kedua perusahaan ini terus dilakukan, terutama sejak Direktur Utamanya dijabat Dr Kuntoro Mangkusubroto.

 Di PT Tambang Timah Kuntoro bahkan melakukan perampingan dan restrukturisasi perusahaan dari sebanyak 40.000 karyawan menjadi tinggal 8.000 orang sehingga mengakibatkan biaya produksi perusahaan di tekan semakin berkurang sehingga PT Tambang Timah memiliki daya saing yang tinggi sehingga menjadikan perusahaan ini menjadi perusahaan pengekspor nomer satu di dunia. Biaya produksi yang sangat rendah ini menyebabkan banyak perusahaan lain seperti di Thailand dan Malaysia tutup karena kalah bersaing dengan PT Tambang Timah. Kini PT Tambang Timah (selain PT Koba Tin) menjadi salah satu andalan di provinsi Bangka-Belitung.


Batu bara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihat Batubara (disambiguasi)

Contoh batu bara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Batu bara secara umum[sunting | sunting sumber]
Umur batu bara[sunting | sunting sumber]
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Materi pembentuk batu bara[sunting | sunting sumber]
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:





Peta Batubara

Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Penambangan[sunting | sunting sumber]

Tambang batu bara di Bihar, India.
Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan baja.[1]
Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris.
Kelas dan jenis batu bara[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Pembentukan batu bara[sunting | sunting sumber]
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.







Tambang batubara

Batu bara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.[2]
Endapan batu bara Eosen[sunting | sunting sumber]
Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[4]
Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia.
Tambang   Cekungan Perusahaan        Kadar air total (%ar)    Kadar air inheren (%ad)          Kadar abu (%ad)         Zat terbang (%ad)       Belerang (%ad)  Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Satui Asam-asam        PT Arutmin Indonesia 10.00         7.00  8.00  41.50         0.80          6800
Senakin     Pasir PT Arutmin Indonesia 9.00  4.00  15.00         39.50         0.70  6400
Petangis    Pasir PT BHP Kendilo Coal 11.00         4.40  12.00         40.50         0.80          6700
Ombilin      Ombilin      PT Bukit Asam   12.00         6.50  <8.00         36.50         0.50 - 0.60  6900
Parambahan      Ombilin      PT Allied Indo Coal     4.00  -        10.00 (ar)   37.30 (ar)          0.50 (ar)     6900 (ar)
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
Endapan batu bara Miosen[sunting | sunting sumber]
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas dimana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah kenampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Batu bara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.
Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatera bagian selatan.
Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Miosen di Indonesia.
Tambang   Cekungan Perusahaan        Kadar air total (%ar)    Kadar air inheren (%ad)          Kadar abu (%ad)         Zat terbang (%ad)       Belerang (%ad)  Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Prima         Kutai PT Kaltim Prima Coal  9.00  -        4.00  39.00         0.50  6800 (ar)
Pinang       Kutai PT Kaltim Prima Coal  13.00         -        7.00  37.50         0.40  6200 (ar)
Roto South         Pasir PT Kideco Jaya Agung        24.00         -        3.00  40.00          0.20  5200 (ar)
Binungan   Tarakan     PT Berau Coal   18.00         14.00         4.20  40.10         0.50          6100 (ad)
Lati   Tarakan     PT Berau Coal   24.60         16.00         4.30  37.80         0.90  5800 (ad)
Air Laya     Sumatera bagian selatan     PT Bukit Asam   24.00         -        5.30  34.60          0.49  5300 (ad)
Paringin     Barito         PT Adaro   24.00         18.00         4.00  40.00         0.10  5950 (ad)
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
Sumberdaya batu bara[sunting | sunting sumber]

Pengisian batu bara ke dalam kapal tongkang.
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki 160 miliar ton cadangan batu bara yang belum dieksplorasi. Cadangan tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Namun upaya eksplorasi batu bara kerap terkendala status lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan batu bara sebagian besar berada di kawasan hutan konservasi.[5] Rata-rata produksi pertambangan batu bara di Indonesia mencapai 300 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi dalam negeri, dan sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor ke luar.
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan miliar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batu bara.
Membakar batu bara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.

Gasifikasi batu bara[sunting | sunting sumber]
Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" “acid rain”. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Bagaimana membuat batu bara bersih[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa cara untuk membersihkan batu bara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sebelum mencapai cerobong asap.

Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
Membuang NOx dari batu bara[sunting | sunting sumber]
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.
Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain dari pada polusi yang dapat membuat kotornya udara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar batu bara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.
Cadangan batu bara dunia[sunting | sunting sumber]

Daerah batu bara di Amerika Serikat
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules.[6] Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[7] terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.
British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).[8]
Cadangan batu bara dunia pada akhir 2005 (dalam juta ton)[9][10][11][12]
Negara      Bituminus (termasuk antrasit)        Sub-bituminus    Lignit TOTAL
 Amerika Serikat 115.891     101.021     33.082       249.994
 Rusia        49.088       97.472       10.450       157.010
 Tiongkok   62.200       33.700       18.600       114.500
 India          82.396                 2.000         84.396
 Australia   42.550       1.840         37.700       82.090
 Jerman     23.000                 43.000       66.000
 Afrika Selatan    49.520                          49.520
 Ukraina     16.274       15.946       1.933         34.153
 Kazakhstan        31.000                 3.000         34.000
 Polandia   20.300                 1.860         22.160
 Serbia dan Montenegro      64     1.460         14.732       16.256
 Brasil                  11.929                 11.929
 Kolombia  6.267         381             6.648
 Kanada     3.471         871   2.236         6.578
 Ceko         2.114         3.414         150   5.678
 Indonesia 790   1.430         3.150         5.370
 Botswana 4.300                             4.300
 Uzbekistan         1.000                   3.000         4.000
 Turki          278   761   2.650         3.689
 Yunani                         2.874         2.874
 Bulgaria    13     233   2.465         2.711
 Pakistan             2.265                   2.265
 Iran  1.710                             1.710
 Britania Raya     1.000                   500   1.500
 Rumania   1       35     1.421         1.457
 Thailand                      1.268         1.268
 Meksiko    860   300   51     1.211
 Chili 31     1.150                   1.181
 Hongaria            80     1.017         1.097
 Peru 960             100   1060
 Kirgizstan                     812   812
 Jepang     773                      773
 Spanyol    200   400   60     660
 Korea Utara       300   300             600
 Selandia Baru   33     206   333   572
 Zimbabwe          502                      502
 Belanda    497                      497
 Venezuela         479                      479
 Argentina           430             430
 Filipina                232   100   332
 Slovenia             40     235   275
 Mozambik 212                      212
 Swaziland 208                      208
 Tanzania  200                      200
 Nigeria      21     169             190
 Greenland                   183             183
 Slowakia                      172   172
 Vietnam    150                      150
 Republik Kongo 88                        88
 Korea Selatan   78                        78
 Niger         70                        70
 Afganistan         66                        66
 Aljazair      40                        40
 Kroasia     6                 33     39
 Portugal    3                 33     36
 Perancis   22               14     36
 Italia          27     7       34
 Austria                         25     25
 Ekuador                       24     24
 Mesir                  22               22
 Irlandia      14                        14
 Zambia     10                        10
 Malaysia   4                           4
 Republik Afrika Tengah                          3       3
 Myanmar  2                           2
 Malawi                2                 2
 Kaledonia Baru 2                           2
 Nepal        2                           2
 Bolivia       1                           1
 Norwegia           1                 1
 Taiwan      1                           1
 Swedia               1                 1
Negara pengekspor batu bara utama[sunting | sunting sumber]
Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun
(dalam juta ton)[13]
Negara      2003 2004
 Australia   238,1         247,6
 Amerika Serikat 43,0  48,0
 Afrika Selatan    78,7  74,9
 Uni Soviet 41,0  55,7
 Polandia   16,4  16,3
 Kanada     27,7  28,8
 Tiongkok   103,4         95,5
Amerika Selatan 57,8  65,9
 Indonesia 200,8         131,4
Total 713,9         764,0
Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Timah
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Tin 50Sn
Sn-Alpha-Beta.jpg
sifat Umum
Nama, lambang timah, Sn
Pengucapan / tɪn /
timah
Penampilan keperakan (kiri, beta, β) atau abu-abu (kanan, alpha, α)
Tin dalam tabel periodik
Hidrogen (diatomik bukan logam)
Helium (gas mulia)
Lithium (logam alkali)
Beryllium (logam alkali tanah)
Boron (metalloid)
Karbon (poliatomik bukan logam)
Nitrogen (diatomik bukan logam)
Oksigen (diatomik bukan logam)
Fluor (diatomik bukan logam)
Neon (gas mulia)
Sodium (logam alkali)
Magnesium (logam alkali tanah)
Aluminium (post-logam transisi)
Silicon (metalloid)
Fosfor (poliatomik bukan logam)
Sulfur (poliatomik bukan logam)
Klorin (diatomik bukan logam)
Argon (gas mulia)
Kalium (logam alkali)
Kalsium (logam alkali tanah)
Skandium (logam transisi)
Titanium (logam transisi)
Vanadium (logam transisi)
Chromium (logam transisi)
Mangan (logam transisi)
Besi (logam transisi)
Cobalt (logam transisi)
Nikel (logam transisi)
Tembaga (logam transisi)
Zinc (logam transisi)
Gallium (post-logam transisi)
Germanium (metalloid)
Arsenik (metalloid)
Selenium (poliatomik bukan logam)
Brom (diatomik bukan logam)
Krypton (gas mulia)
Rubidium (logam alkali)
Strontium (logam alkali tanah)
Yttrium (logam transisi)
Zirkonium (logam transisi)
Niobium (logam transisi)
Molibdenum (logam transisi)
Teknesium (logam transisi)
Ruthenium (logam transisi)
Rhodium (logam transisi)
Palladium (logam transisi)
Perak (logam transisi)
Kadmium (logam transisi)
Indium (logam pasca transisi)
Tin (post-logam transisi)
Antimony (metalloid)
Telurium (metalloid)
Yodium (diatomik bukan logam)
Xenon (gas mulia)
Cesium (logam alkali)
Barium (logam alkali tanah)
Lantanum (lantanida)
Cerium (lantanida)
Praseodymium (lantanida)
Neodymium (lantanida)
Promethium (lantanida)
Samarium (lantanida)
Europium (lantanida)
Gadolinium (lantanida)
Terbium (lantanida)
Dysprosium (lantanida)
Holmium (lantanida)
Erbium (lantanida)
Thulium (lantanida)
Ytterbium (lantanida)
Lutetium (lantanida)
Hafnium (logam transisi)
Tantalum (logam transisi)
Tungsten (logam transisi)
Renium (logam transisi)
Osmium (logam transisi)
Iridium (logam transisi)
Platinum (logam transisi)
Emas (logam transisi)
Mercury (logam transisi)
Thallium (post-logam transisi)
Timbal (post-logam transisi)
Bismut (logam pasca transisi)
Polonium (post-logam transisi)
Astatin (metalloid)
Radon (gas mulia)
Fransium (logam alkali)
Radium (logam alkali tanah)
Aktinium (aktinida)
Thorium (aktinida)
Terpapar (aktinida)
Uranium (aktinida)
Neptunium (aktinida)
Plutonium (aktinida)
Amerisium (aktinida)
Curium (aktinida)
Berkelium (aktinida)
Californium (aktinida)
Einsteinium (aktinida)
Fermium (aktinida)
Mendelevium (aktinida)
Nobelium (aktinida)
Lawrensium (aktinida)
Rutherfordium (logam transisi)
Dubnium (logam transisi)
Seaborgium (logam transisi)
Bohrium (logam transisi)
Hassium (logam transisi)
Meitnerium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Darmstadtium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Roentgenium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Copernicium (logam transisi)
Ununtrium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Flerovium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ununpentium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Livermorium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ununseptium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ununoctium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ge
Sn
Pb
indium tin ← → antimon
Nomor atom 50
Standar atom berat 118,710 (7)
Kategori Elemen pasca-logam transisi
Group, periode, blok kelompok 14 (kelompok karbon), periode 5, p-blok
Konfigurasi Elektron [Kr] 4d10 5s2 5p2
per shell: 2, 8, 18, 18, 4
sifat fisik
fase padat
Titik lebur 505,08 K (231,93 ° C, 449,47 ° F)
Titik didih 2875 K (2602 ° C, 4716 ° F)
Kepadatan (dekat rt) putih, β: 7,365 g · cm-3 (pada 0 ° C, 101,325 kPa)
abu-abu, α: 5,769 g · cm-3
Density cair pada m.p .: 6.99 g · cm-3
Panas fusi putih, β: 7.03 kJ · mol-1
Panas penguapan putih, β: 296,1 kJ · mol-1
Kapasitas panas molar putih, β: 27,112 J · mol-1 · K-1
tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
di T (K) 1497 1657 1855 2107 2438 2893
sifat atom
Oksidasi 4, 3, [1] 2, 1, [2] -4 (oksida amfoter)
Elektronegativitas 1.96 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1: 708,6 kJ · mol-1
2: 1411,8 kJ · mol-1
3: 2943,0 kJ · mol-1
Atom radius empiris: 140 pm
Kovalen radius 139 ± 16:00
Van der Waals radius 217 pm
Miscellanea
Struktur kristal struktur kristal tetragonal tetragonal untuk timah
putih (β)
Kubik Berlian struktur kristal kubik kristal struktur berlian untuk timah
abu-abu (α)
Kecepatan batang tipis suara: 2730 m · s-1 (di rt) (digulung)
Ekspansi termal 22.0 m · m-1 · K-1 (pada 25 ° C)
Thermal konduktivitas 66,8 W · m-1 · K-1
Tahanan listrik pada 0 ° C: 115 nΩ · m
Magnetic pemesanan abu-abu: diamagnetik [3]
putih (β): paramagnetik
Young modulus 50 GPa
Shear modulus 18 GPa
Modulus bulk 58 GPa
Rasio Poisson 0.36
Mohs kekerasan 1.5
Brinell kekerasan ~ 350 MPa
CAS Nomor 7440-31-5
Sejarah
Penemuan sekitar 3500 SM
Kebanyakan isotop stabil
Artikel utama: Isotop timah
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
112Sn 0.97% - (β + β +) 1,9222 112Cd
114Sn 0.66% - (SF) <27,965
115Sn 0.34% - (SF) <26,791
116Sn 14.54% - (SF) <25,905
117Sn 7.68% - (SF) <25,334
118Sn 24.22% - (SF) <23,815
119Sn 8.59% - (SF) <23,140
120Sn 32.58% - (SF) <21,824
122Sn 4.63% - (β-β-) 0,3661 122Te
124Sn 5.79%> 1 × 1017 y (β-β-) 2,2870 124Te
126Sn melacak 2,3 × 105 y β- 0.380 + 126Sb
Mode peluruhan dalam tanda kurung diperkirakan, tetapi belum diamati
lihat bicara sunting · referensi







Timah

Tin adalah suatu unsur kimia dengan simbol Sn (Latin: stannum) dan nomor atom 50 Ini adalah logam kelompok utama dalam kelompok 14 dari tabel periodik. Tin menunjukkan kesamaan kimia untuk kedua tetangga kelompok-14 elemen, germanium dan timah, dan memiliki dua tingkat oksidasi mungkin, +2 dan sedikit lebih stabil +4. Tin adalah 49 elemen yang paling berlimpah dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar dari isotop stabil dalam tabel periodik. Tin diperoleh terutama dari kasiterit mineral, di mana hal itu terjadi sebagai timah dioksida, SnO2.

Keperakan, ditempa logam lainnya ini tidak mudah teroksidasi di udara dan digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah korosi. Paduan pertama, digunakan dalam skala besar sejak 3000 SM, adalah perunggu, paduan timah dan tembaga. Setelah 600 SM timah logam murni diproduksi. Pewter, yang merupakan paduan dari 85-90% timah dan sisanya umum terdiri dari tembaga, antimony dan timah, digunakan untuk sendok garpu dari Zaman Perunggu sampai abad ke-20. Di zaman modern timah digunakan di banyak paduan, terutama timah / memimpin solder lunak, biasanya mengandung 60% atau lebih dari timah. Aplikasi besar lain untuk timah tahan korosi timah plating baja. Karena toksisitasnya yang rendah, logam berlapis timah juga digunakan untuk kemasan makanan, memberikan nama untuk kaleng, yang sebagian besar terbuat dari baja.

Isi [hide]
1 Karakteristik
1.1 Sifat fisik
1.2 Sifat kimia
1.3 Isotop
2 Etimologi
3 Sejarah
4 Senyawa kimia dan
4,1 senyawa anorganik
4.2 Hydride
4.3 Senyawa-senyawa organotin
5 Kejadian
6 Produksi
6.1 Pertambangan dan peleburan
6.2 Industri
7 Harga dan pertukaran
7.1 Harga Tin di USD sen per kg
8 Aplikasi
8.1 Solder
8.2 Tin plating
8.3 paduan Khusus
8.4 Aplikasi lain
8.5 Senyawa-senyawa organotin
8.5.1 stabilisator PVC
8.5.2 Biocides
8.5.3 Kimia organik
8.5.4 baterai Li-ion
9 Kewaspadaan
10 Lihat juga
11 Catatan
12 Referensi
13 Bibliografi
14 Pranala luar
Karakteristik [sunting]
Sifat fisik [sunting]

Droplet dari dipadatkan timah cair
Tin adalah lunak, ulet dan sangat kristal putih keperakan logam. Ketika bar timah dibengkokkan, suara berderak yang dikenal sebagai timah menangis dapat didengar karena kembaran dari kristal. [4] Tin meleleh pada suhu rendah sekitar 232 ° C (450 ° F), yang selanjutnya dikurangi menjadi 177,3 ° C (351,1 ° F) untuk partikel 11 nm. [5]

β-tin (bentuk logam, atau timah putih), yang stabil di atas suhu kamar, mudah ditempa. Sebaliknya, α-tin (bentuk non logam, atau timah abu-abu), yang stabil di bawah 13,2 ° C (55,8 ° F), rapuh. α-tin memiliki struktur kristal kubik berlian, mirip dengan berlian, silikon atau germanium. α-tin tidak memiliki sifat logam sama sekali karena atom yang membentuk struktur kovalen di mana elektron tidak bisa bergerak bebas. Ini adalah bahan tepung kusam abu-abu tanpa penggunaan umum, selain aplikasi beberapa semikonduktor khusus. [4] Kedua alotrop, α-timah dan β-timah, yang lebih dikenal sebagai timah abu-abu dan timah putih, masing-masing. Dua alotrop lainnya, γ dan σ, ada pada suhu di atas 161 ° C (322 ° F) dan tekanan atas beberapa GPa. [6] Dalam kondisi dingin, β-timah cenderung untuk mengubah secara spontan menjadi α-timah, sebuah fenomena yang dikenal sebagai "timah hama "[7] Meskipun suhu transformasi α-β adalah nominal 13,2 ° C (55,8 ° F), kotoran (misalnya Al, Zn, dll) menurunkan suhu transisi di bawah 0 ° C (32 ° F),. dan setelah penambahan Sb atau Bi transformasi tidak mungkin terjadi sama sekali, meningkatkan daya tahan kaleng. [8]

Mutu komersial timah (99,8%) menolak transformasi karena efek menghambat dari sejumlah kecil bismut, antimon, timah dan perak hadir sebagai kotoran. Paduan unsur-unsur seperti tembaga, antimony, bismuth, cadmium dan perak meningkatkan kekerasannya. Tin cenderung lebih mudah untuk membentuk keras, fase intermetalik rapuh, yang sering tidak diinginkan. Ini tidak membentuk rentang larutan padat luas dalam logam lain pada umumnya, dan ada beberapa elemen yang memiliki kelarutan padat yang cukup dalam kaleng. Sistem eutektik sederhana, bagaimanapun, terjadi dengan bismuth, galium, timah, talium dan seng. [8]

Tin menjadi superkonduktor di bawah 3,72 K. [9] Bahkan, timah adalah salah satu superkonduktor pertama yang dipelajari; efek Meissner, salah satu fitur karakteristik superkonduktor, pertama kali ditemukan pada superkonduktor kristal timah. [10]

Sifat kimia [sunting]
Tin tahan korosi dari air tetapi dapat diserang oleh asam dan basa. Tin dapat sangat dipoles dan digunakan sebagai lapisan pelindung untuk logam lainnya. [4] Dalam hal ini pembentukan lapisan oksida pelindung digunakan untuk mencegah oksidasi lebih lanjut. Lapisan oksida ini bentuk pada timah dan timah paduan lainnya. [11] Tin bertindak sebagai katalis ketika oksigen dalam larutan dan membantu mempercepat serangan kimia. [4]

Isotop [sunting]
Artikel utama: Isotop timah
Tin adalah unsur dengan jumlah terbesar dari isotop stabil, sepuluh, menjadi orang-orang dengan massa atom 112, 114-120, 122 dan 124. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak adalah 120Sn (hampir sepertiga dari semua kaleng), 118Sn , dan 116Sn, sementara berlimpah satu kalah pentingnya adalah 115Sn. Isotop memiliki bahkan nomor massa tidak memiliki spin nuklir sedangkan yang aneh memiliki spin +1/2. Tin, dengan tiga isotop biasa, 116Sn, 118Sn dan 120Sn, adalah salah satu elemen yang paling mudah untuk mendeteksi dan menganalisa dengan spektroskopi NMR, dan pergeseran kimia direferensikan terhadap SnMe
4. [catatan 1] [12]

Sejumlah besar ini dari isotop stabil dianggap akibat langsung dari timah memiliki nomor atom 50, yang merupakan "angka ajaib" dalam fisika nuklir. Ada 28 isotop stabil tambahan yang dikenal, meliputi semua yang tersisa dengan massa atom antara 99 dan 137 Selain 126Sn, yang memiliki paruh 230.000 tahun, semua isotop radioaktif memiliki waktu paruh kurang dari satu tahun. Radioaktif 100Sn adalah salah satu dari beberapa nuklida yang memiliki "ganda sihir" inti dan ditemukan relatif baru, pada tahun 1994 [13] Lain 30 isomer metastabil telah ditandai untuk isotop antara 111 dan 131, yang paling stabil yang menjadi 121mSn, dengan paruh 43.9 tahun.

Etimologi
Kata timah dibagi di antara bahasa-bahasa Jermanik dan dapat ditelusuri kembali ke direkonstruksi Proto-Jermanik * tin-om; sanak termasuk Jerman Zinn, tenn Swedia dan timah Belanda. Hal ini tidak ditemukan di cabang lain dari Indo-Eropa, kecuali dengan meminjam dari Jerman (misalnya tinne Irlandia dari Inggris). [14] [15]

souvenir timah





The Latin Nama stannum aslinya berarti paduan perak dan timah, dan datang berarti 'kaleng' pada abad ke-4 SM [16] -the kata Latin sebelumnya untuk itu timbal candidum 'timah putih'. Stannum tampaknya datang dari stāgnum sebelumnya (yang berarti substansi yang sama), [14] asal Romantis dan Celtic istilah untuk 'tin' [14] [17] Asal stannum / stāgnum tidak diketahui.; mungkin pra-Indo-Eropa. [18] Meyers Konversationslexikon berspekulasi sebaliknya yang Stannum berasal dari (nenek moyang) stean Cornish, dan adalah bukti bahwa Cornwall di abad pertama Masehi adalah sumber utama timah.

Sejarah [sunting]
Artikel utama: sumber Tin dan perdagangan di zaman kuno

Dirk perunggu raksasa seremonial jenis Plougrescant-Ommerschans, Plougrescant, Prancis, 1500-1300 SM.
Ekstraksi timah dan penggunaan dapat tanggal ke awal Zaman Perunggu sekitar 3000 SM, ketika ia mengamati bahwa benda tembaga terbentuk bijih polimetalik dengan kandungan logam yang berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda. [19] benda-benda perunggu awal memiliki timah atau kandungan arsenik kurang dari 2% dan karena itu diyakini sebagai hasil dari paduan disengaja karena untuk melacak kandungan logam dalam bijih tembaga. [20] penambahan logam kedua untuk tembaga meningkatkan kekerasannya, menurunkan suhu leleh, dan meningkatkan casting proses dengan memproduksi lelehan lebih cair yang mendingin ke padat, logam yang kurang kenyal. [20] ini adalah sebuah inovasi penting yang memungkinkan untuk bentuk jauh lebih kompleks dilemparkan dalam cetakan tertutup dari Zaman Perunggu. Benda-benda perunggu akibat arsenik muncul pertama di Timur Dekat di mana arsenik umumnya ditemukan dalam hubungan dengan bijih tembaga, tetapi risiko kesehatan yang cepat menyadari dan pencarian sumber-sumber yang banyak kurang berbahaya bijih timah dimulai pada awal Zaman Perunggu. [21] Ini menciptakan permintaan untuk logam timah langka dan membentuk jaringan perdagangan yang menghubungkan sumber-sumber yang jauh dari timah ke pasar budaya Zaman Perunggu. [rujukan?]

Cassiterite (SnO2), bentuk oksida timah timah, kemungkinan besar sumber asli timah di zaman kuno. Bentuk lain dari bijih timah yang sulfida kurang melimpah seperti stannite yang memerlukan proses peleburan lebih terlibat. Cassiterite sering terakumulasi di saluran aluvial sebagai deposito placer karena fakta bahwa lebih sulit, lebih berat, dan lebih tahan kimia daripada granit yang biasanya bentuk [22] deposito ini dapat dengan mudah dilihat dalam sungai. Sebagai kasiterit biasanya hitam , ungu atau warna gelap, fitur dimanfaatkan oleh prospectors awal Zaman Perunggu. Sangat mungkin bahwa deposito awal yang aluvial di alam, dan mungkin dieksploitasi dengan metode yang sama yang digunakan untuk panning emas di deposito placer. [Rujukan?]

Senyawa kimia dan [sunting]
Lihat juga Kategori: senyawa Tin.
Dalam sebagian besar senyawanya, timah memiliki tingkat oksidasi II atau IV.

Senyawa anorganik [sunting]
Senyawa halida dikenal untuk kedua oksidasi. Untuk Sn (IV), keempat halida yang terkenal: SnF4, SnCl4, SnBr4, dan SnI4. Tiga anggota berat adalah senyawa molekul yang mudah menguap, sedangkan tetrafluoride adalah polimer. Keempat halida dikenal karena Sn (II) juga: SnF2, SnCl2, SnBr2, dan SnI2. Semua adalah padatan polimer. Dari delapan senyawa ini, hanya iodida berwarna. [23]

Tin (II) klorida (juga dikenal sebagai stannous klorida) adalah halida timah yang paling penting dalam arti komersial. Menggambarkan rute untuk senyawa tersebut, klorin bereaksi dengan logam timah untuk memberikan SnCl4 sedangkan reaksi asam klorida dan timah memberikan SnCl2 dan gas hidrogen. Atau SnCl4 dan Sn bergabung untuk stannous klorida melalui proses yang disebut comproportionation: [24]

SnCl4 + Sn → 2 SnCl2
Tin dapat membentuk banyak oksida, sulfida, dan turunan chalcogenide lainnya. The dioksida SnO2 (kasiterit) bentuk ketika timah dipanaskan dengan adanya udara. [23] SnO2 adalah amfoter, yang berarti bahwa larut dalam kedua solusi asam dan basa. [25] Ada juga stannates dengan struktur [Sn (OH ) 6] 2, seperti K2 [Sn (OH) 6], meskipun H2 gratis stannic acid [Sn (OH) 6] tidak diketahui. Sulfida timah ada di kedua +2 dan +4 oksidasi: timah (II) sulfida dan timah (IV) sulfida (emas mosaik).


Bola-dan-tongkat model struktur padat klorida stannous (SnCl2). [26]
Hidrida [sunting]
Stannane (SnH4), di mana timah dalam keadaan +4 oksidasi, tidak stabil. Organo timah hidrida yang namun dikenal, mis tributiltin hidrida (Sn (C4H9) 3H). [4] rilis senyawa radikal sementara ini tributil timah, contoh langka senyawa timah (III). [27]

Senyawa organotin [sunting]
Senyawa organotin, kadang-kadang disebut stannanes, adalah senyawa kimia dengan ikatan timah karbon. [28] Dari senyawa timah, derivatif organik adalah komersial yang paling berguna. [29] Beberapa senyawa organotin sangat beracun dan telah digunakan sebagai biosida. Senyawa organotin pertama yang dilaporkan adalah diiodide diethyltin ((C2H5) 2SnI2), dilaporkan oleh Edward Frankland pada tahun 1849. [30]

Sebagian besar senyawa organotin adalah cairan tidak berwarna atau padatan yang stabil terhadap udara dan air. Mereka mengadopsi geometri tetrahedral. Senyawa Tetraalkyl- dan tetraaryltin dapat dibuat dengan menggunakan pereaksi Grignard: [29]

SnCl
4 + 4 RMgBr → R
4SN + 4 MgBrCl
Campuran halida-alkil, yang lebih umum dan lebih penting secara komersial daripada derivatif tetraorgano, disusun oleh reaksi redistribusi:

SnCl
4 + R
4SN → 2 SnCl2R2
Senyawa divalen organotin jarang terjadi, meskipun lebih umum daripada divalen organogermanium dan organosilicon senyawa terkait. Semakin besar stabilisasi dinikmati oleh Sn (II) dikaitkan dengan "efek pasangan inert". Organotin (II) senyawa mencakup stannylenes (rumus: R2Sn, seperti yang terlihat untuk carbenes singlet) dan distannylenes (R4Sn2), yang kira-kira setara dengan alkena. Kedua kelas menunjukkan reaksi yang tidak biasa. [31]

Kejadian [sunting]
Lihat juga Kategori: Tin mineral.

Contoh kasiterit, bijih timah utama.

Potongan granular kasiterit, yang dikumpulkan oleh pertambangan placer
Tin dihasilkan melalui S-proses yang panjang di bintang bermassa rendah sampai menengah (dengan massa 0,6-10 kali dari Sun). Hal ini muncul melalui peluruhan beta isotop berat indium. [32]

Tin adalah 49 elemen yang paling melimpah di kerak bumi, yang mewakili 2 ppm dibandingkan dengan 75 ppm untuk zinc, 50 ppm untuk tembaga, dan 14 ppm untuk timbal. [33]

Tin tidak terjadi sebagai elemen asli tapi harus diekstrak dari berbagai bijih. Kasiterit (SnO2) adalah satu-satunya sumber penting secara komersial timah, meskipun dalam jumlah kecil timah pulih dari sulfida kompleks seperti stannite, cylindrite, franckeite, canfieldite, dan teallite. Mineral dengan timah hampir selalu dikaitkan dengan batu granit, biasanya pada tingkat 1% kadar timah oksida. [34]

Karena berat jenis lebih tinggi dari timah dioksida, sekitar 80% dari ditambang timah dari deposit sekunder ditemukan hilir dari lodes primer. Tin sering pulih dari butiran dicuci hilir di masa lalu dan disimpan di lembah atau di bawah laut. Cara yang paling ekonomis dari pertambangan timah adalah melalui pengerukan, metode hidrolik atau pertambangan terbuka cor. Sebagian besar timah dunia dihasilkan dari deposito placer, yang mungkin berisi sesedikit 0.015% timah. [35]

Cadangan tambang timah dunia (ton, 2011) [36]
Negara Cadangan
 Cina 1,500,000
 Malaysia 250.000
 Peru 310000
 Indonesia 800.000
 Brasil 590.000
 Bolivia 400.000
 Rusia 350.000
 Thailand 170.000
 Australia 180.000
 lainnya 180.000
 Jumlah 4.800.000
Tentang 253.000 ton timah telah ditambang pada tahun 2011, sebagian besar di Cina (110.000 t), Indonesia (51.000 t), Peru (34,600 t), Bolivia (20,700 t) dan Brasil (12.000 t). [36] Perkiraan produksi timah secara historis bervariasi dengan dinamika kelayakan ekonomi dan pengembangan teknologi pertambangan, namun diperkirakan bahwa, pada tingkat konsumsi saat ini dan teknologi, Bumi akan kehabisan timah yang dapat ditambang dalam 40 tahun. [37] namun Lester Brown telah menyarankan timah bisa habis dalam waktu 20 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi sangat konservatif pertumbuhan 2% per tahun. [38]

Cadangan timah ekonomis dapat diperoleh [34]
Tahun Juta ton
1965 4265
1970 3930
1975 9060
1980 9100
1985 3060
1990 7100
2000 7100 [36]
2010 5200 [36]
Sekunder, atau memo, timah juga merupakan sumber penting dari logam. Pemulihan timah melalui produksi sekunder, atau daur ulang skrap timah, meningkat dengan cepat. Sedangkan Amerika Serikat telah tidak ditambang sejak tahun 1993 atau dilebur timah sejak tahun 1989, itu adalah produsen terbesar kedua, daur ulang hampir 14.000 ton pada tahun 2006 [36]

Deposito baru dilaporkan di Mongolia selatan, [39] dan pada tahun 2009, deposito baru timah ditemukan di Kolombia, oleh Seminole Grup Kolombia CI, SAS. [40]

Produksi [sunting]
Tin diproduksi oleh reduksi carbothermic dari bijih oksida dengan karbon atau arang. Kedua tungku reverberatory dan tanur listrik dapat digunakan. [41] [42] [43]

Pertambangan dan peleburan [sunting]
Artikel utama: Tin mining
Industri [sunting]

Candlestick yang terbuat dari timah
Sepuluh perusahaan terbesar diproduksi sebagian besar timah dunia pada tahun 2007 Tidak jelas mana perusahaan-perusahaan ini termasuk timah dilebur dari tambang di Bisie, Republik Demokratik Kongo, yang dikendalikan oleh milisi pemberontak dan menghasilkan 15.000 ton. Sebagian besar timah dunia yang diperdagangkan di London Metal Exchange (LME), dari 8 negara, di bawah 17 merek. [44]

Terbesar timah memproduksi perusahaan (ton) [45]
Perusahaan Polity 2006 2007% Perubahan
Yunnan Tin Cina 52.339 61.129 16,7
PT Timah Indonesia 44.689 58.325 30,5
Minsur Peru 40.977 35.940 -12,3
Melayu Cina 52.339 61.129 16,7
Malaysia Smelting Corp Malaysia 22.850 25.471 11,5
Thaisarco Thailand 27828 19826 -28,8
Yunnan Chengfeng Cina 21.765 18.000 -17,8
Liuzhou China Tin Cina 13.499 13.193 -2.3
EM Vinto Bolivia 11,804 9,448 -20,0
Emas Bell Group Cina 4696 8.000 70.9
Harga dan pertukaran [sunting]

Produksi dunia dan harga (nilai tukar US) timah.
Tin adalah unik di antara komoditas mineral lain oleh kompleks "kesepakatan" antara negara-negara produsen dan negara konsumen dating kembali ke 1921 Perjanjian sebelumnya cenderung agak informal dan sporadis; mereka menyebabkan "Pertama Perjanjian Tin International" pada tahun 1956, yang pertama dari serangkaian terus nomor yang intinya runtuh pada 1985 Melalui rangkaian perjanjian, International Tin Council (ITC) memiliki pengaruh yang besar pada harga timah. ITC mendukung harga timah selama periode harga rendah dengan membeli timah untuk penyangga persediaan dan mampu menahan harga selama periode harga tinggi dengan menjual timah dari stockpile. Ini adalah pendekatan anti-pasar bebas, yang dirancang untuk menjamin aliran yang cukup timah ke negara-negara konsumen dan keuntungan yang layak bagi negara-negara produsen. Namun, persediaan cadangan tidak cukup besar, dan selama sebagian besar dari mereka 29 tahun harga timah naik, kadang-kadang tajam, terutama dari tahun 1973 sampai 1980 ketika inflasi merajalela melanda banyak negara di dunia. [46]

Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, stockpile timah Pemerintah AS dalam modus penjualan yang agresif, sebagian untuk mengambil keuntungan dari harga timah historis tinggi. Resesi tajam 1981-1982 terbukti cukup keras pada industri timah. Konsumsi logam timah menurun secara dramatis. ITC mampu menghindari penurunan yang benar-benar curam dengan membeli dipercepat untuk penyangga persediaan tersebut; kegiatan ini diperlukan ITC untuk meminjam ekstensif dari bank dan perusahaan perdagangan logam untuk meningkatkan sumber dayanya. ITC terus meminjam sampai akhir 1985, ketika mencapai batas kreditnya. Segera, utama "krisis kaleng" diikuti - timah delisting dari diperdagangkan di London Metal Exchange untuk sekitar 3 tahun, ITC dibubarkan segera sesudahnya, dan harga timah, kini dalam lingkungan pasar bebas, anjlok tajam menjadi $ 4 per pon dan tetap sekitar level ini melalui tahun 1990-an. [46] ini meningkat lagi tahun 2010 karena untuk rebound konsumsi setelah krisis ekonomi 2008-09 dunia, restocking dan pertumbuhan lanjutan di konsumsi di negara-negara berkembang di dunia. [36]

London Metal Exchange (LME) adalah situs perdagangan utama untuk timah. [36] Lain pasar kontrak timah Kuala Lumpur Tin Market (KLTM) dan Indonesia Tin Exchange (INATIN). [47]

Harga Tin di USD sen per kg [sunting]
Tin (USD sen per kg)
2008 2009 2010 2011 2012
Harga 1.851 1.357 2.041 2.605 2.113
Sumber: Helgi Perpustakaan [48]

Aplikasi [sunting]

Dunia konsumsi logam timah dengan menggunakan akhir 2006
Pada tahun 2006, sekitar setengah dari timah yang dihasilkan digunakan dalam solder. Sisanya dibagi antara timah plating, kimia timah, kuningan dan perunggu, dan ceruk menggunakan. [49]

Solder [sunting]

Sebuah kumparan bebas timah kawat solder
Tin telah lama digunakan sebagai solder dalam bentuk paduan dengan timah, timah akuntansi selama 5 sampai 70% b / b. Tin membentuk campuran eutektik dengan timbal yang mengandung 63% timah dan 37% timah. Solder tersebut terutama digunakan untuk solder untuk bergabung pipa atau sirkuit listrik. Sejak Uni Eropa Waste Electrical and Electronic Equipment Directive (WEEE Directive) dan Pembatasan Hazardous Substances Directive mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2006, penggunaan timbal dalam paduan tersebut mengalami penurunan. Mengganti timbal memiliki banyak masalah, termasuk titik lebur yang lebih tinggi, dan pembentukan kumis timah menyebabkan masalah listrik. Tin hama dapat terjadi pada solder bebas timah, yang menyebabkan hilangnya sambungan solder. Paduan Penggantian dengan cepat ditemukan, meskipun masalah integritas sendi tetap. [50]

Manfaat Timah
Obligasi Tin mudah untuk besi dan digunakan untuk lapisan timah atau seng dan baja untuk mencegah korosi. Kontainer baja berlapis timah secara luas digunakan untuk pengawetan makanan, dan ini membentuk sebagian besar dari pasar timah logam. Sebuah tabung tinplate untuk melestarikan makanan pertama kali diproduksi di London pada tahun 1812 [51] Speaker British English menyebut mereka "kaleng", sementara penutur bahasa Inggris Amerika menyebut mereka "kaleng" atau "kaleng". Salah satu penggunaan demikian diturunkan dari istilah slang "tinnie" atau "nyaring" berarti "kaleng bir". The peluit dinamakan demikian karena itu adalah pertama yang diproduksi secara massal dalam baja berlapis timah. [52] [53]

Paduan khusus [sunting]

plate timah
Tin dalam kombinasi dengan unsur-unsur lain membentuk berbagai paduan berguna. Tin ini paling sering paduan dengan tembaga. Pewter adalah 85-99% timah, [54] Bantalan logam memiliki persentase yang tinggi dari timah juga [55] [56] Bronze sebagian besar tembaga (12% timah), sementara penambahan fosfor memberikan fosfor perunggu.. Metal Bell juga merupakan paduan tembaga-timah, yang mengandung 22% timah. Tin juga kadang-kadang digunakan dalam mata uang; misalnya, sekali membentuk satu digit angka persentase (biasanya lima persen atau kurang) dari American [57] dan Kanada [58] uang. Karena tembaga sering logam utama dalam koin tersebut, dan seng kadang-kadang hadir juga, ini bisa secara teknis disebut perunggu dan / atau paduan kuningan.


Tin berlapis logam dari kaleng

Artisan Alfonso Santiago Leyva dan anak bekerja lembaran timah nya
The niobium-timah senyawa Nb3Sn secara komersial digunakan sebagai kabel untuk magnet superkonduktor, karena suhu material tinggi kritis (18 K) dan medan magnet kritis (25 T). Sebuah magnet superkonduktor berat sesedikit dua kilogram mampu menghasilkan medan magnet sebanding dengan elektromagnet konvensional seberat ton. [59]

Penambahan beberapa persen timah umumnya digunakan dalam paduan zirkonium untuk kelongsong bahan bakar nuklir. [60]

Sebagian pipa logam dalam organ pipa terbuat dari jumlah yang bervariasi dari paduan timah / timbal, dengan 50% / 50% yang paling umum. Jumlah timah dalam pipa mendefinisikan nada pipa, karena timah adalah yang paling tonally resonan dari semua logam [meragukan - mendiskusikan]. Ketika paduan timah / timbal mendingin, memimpin mendinginkan sedikit lebih cepat dan menghasilkan efek berbintik-bintik atau melihat. Paduan logam ini disebut logam sebagai tutul. Keuntungan utama menggunakan timah untuk pipa termasuk penampilan, kemampuan kerja, serta ketahanan terhadap korosi. [61] [62]

Aplikasi lain [sunting]

Sebuah abad ke-21 reproduksi gudang lentera yang terbuat dari timah menekan.
Punched tin- berlapis baja, juga disebut timah ditindik, adalah teknik tukang yang berasal dari Eropa Tengah untuk menciptakan peralatan rumah tangga yang baik fungsional dan dekoratif. Desain menusuk Dekorasi ada di berbagai, berdasarkan geografi atau kreasi pribadi pengrajin. Menekan lentera timah adalah aplikasi yang paling umum dari teknik tukang ini. Cahaya lilin yang bersinar melalui desain ditindik menciptakan pola lampu hias di ruang di mana ia duduk. Menekan lentera timah dan lainnya artikel timah menekan diciptakan di Dunia Baru dari pemukiman Eropa awal. Sebuah contoh yang terkenal adalah Revere jenis lentera, dinamai Paul Revere. [63]

Sebelum era modern, di beberapa daerah pegunungan Alpen, kambing atau domba tanduk akan diasah dan panel timah akan menekan menggunakan alfabet dan angka 1-9. Alat pembelajaran ini dikenal tepat sebagai "tanduk". Reproduksi modern yang dihiasi dengan motif seperti hati dan tulip.

Di Amerika, brankas pie dan brankas makanan mulai dipakai pada hari-hari sebelum pendinginan. Ini adalah lemari kayu dari berbagai gaya dan ukuran - baik lantai berdiri atau menggantung lemari dimaksudkan untuk mencegah hama dan serangga dan untuk menjaga debu dari bahan makanan yang mudah rusak. Lemari ini memiliki sisipan tinplate di pintu dan kadang-kadang di sisi, menekan oleh pemilik rumah, pembuat lemari atau tukang pateri dalam berbagai desain untuk memungkinkan sirkulasi udara. Reproduksi Modern artikel ini tetap populer di Amerika Utara. [64]

Jendela kaca yang paling sering dibuat oleh mengambang gelas cair di atas timah cair (menciptakan kaca float) untuk menghasilkan permukaan yang datar. Ini disebut "proses Pilkington". [65]

Tin juga digunakan sebagai elektroda negatif dalam baterai Li-ion canggih. Penerapannya agak dibatasi oleh fakta bahwa beberapa permukaan timah [yang?] Mengkatalisasi dekomposisi elektrolit berbasis karbonat yang digunakan dalam baterai Li-ion. [66]

Tin (II) fluoride ditambahkan ke beberapa produk perawatan gigi [67] sebagai fluoride stannous (SnF2). Tin (II) fluoride dapat dicampur dengan abrasive kalsium sementara lebih umum sodium fluoride secara bertahap menjadi biologis aktif dikombinasikan dengan senyawa kalsium. [68] Hal ini juga telah terbukti lebih efektif daripada sodium fluoride dalam mengendalikan gingivitis. [69]

Senyawa organotin [sunting]
Artikel utama: kimia organotin
Dari semua senyawa kimia timah, senyawa organotin yang paling banyak digunakan. Produksi industri di seluruh dunia mungkin melebihi 50.000 ton. [70]

Stabilisator PVC [sunting]
Aplikasi komersial utama senyawa organotin dalam stabilisasi plastik PVC. Dengan tidak adanya stabilisator seperti, PVC akan dinyatakan cepat menurun dalam panas, cahaya, dan oksigen atmosfer, untuk memberikan berubah warna, produk rapuh. Tin scavenges ion klorida labil (Cl), yang dinyatakan akan memulai hilangnya HCl dari bahan plastik. [71] senyawa timah tipikal adalah turunan asam karboksilat dari dibutiltin diklorida, seperti dilaurate tersebut. [72]

Biocides [sunting]
Senyawa organotin dapat memiliki toksisitas relatif tinggi, yang baik menguntungkan dan bermasalah. Mereka telah digunakan untuk efek biosidal dalam / sebagai fungisida, pestisida, algaecides, pengawet kayu, dan agen antifouling [71] Tributyltin oksida digunakan sebagai pengawet kayu.. [73] Tributyltin digunakan sebagai aditif untuk cat kapal untuk mencegah pertumbuhan organisme laut pada kapal, dengan menggunakan menurun setelah senyawa organotin diakui sebagai pencemar organik yang persisten dengan toksisitas yang sangat tinggi untuk beberapa organisme laut, misalnya jerawat anjing. [74] Uni Eropa melarang penggunaan senyawa organotin pada tahun 2003, [75 ] sementara kekhawatiran atas toksisitas senyawa ini bagi kehidupan laut dan pengaruhnya terhadap reproduksi dan pertumbuhan beberapa spesies laut, [71] (beberapa laporan menjelaskan efek biologis bagi kehidupan laut pada konsentrasi 1 nanogram per liter) telah menyebabkan larangan di seluruh dunia oleh Organisasi Maritim Internasional. [76] Banyak negara sekarang membatasi penggunaan senyawa organotin untuk kapal lebih dari 25 meter panjang. [71]

Kimia organik [sunting]
Beberapa reagen timah berguna dalam kimia organik. Dalam aplikasi terbesar, stannous klorida adalah agen mengurangi umum untuk konversi nitro dan oxime kelompok untuk amina. The Stille reaksi pasangan organo senyawa dengan halida organik atau pseudohalides. [77]

Li-ion baterai [sunting]
Bentuk Tin beberapa fase antar-logam dengan logam Lithium dan itu membuat materi yang berpotensi menarik. Ekspansi volumetrik besar timah pada paduan dengan Lithium dan ketidakstabilan antarmuka elektrolit Tin-organik pada potensial elektrokimia rendah adalah tantangan terbesar dalam mempekerjakan dalam sel komersial. Masalahnya sebagian diselesaikan oleh Sony. Tin senyawa antar logam dengan Cobalt, dicampur dengan karbon, telah dilaksanakan oleh Sony dalam sel Nexelion yang dirilis pada akhir 2000-an. Komposisi bahan aktif dekat dengan Sn0.3Co0.4C0.3. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hanya beberapa aspek kristal tetragonal (beta) Sn bertanggung jawab untuk aktivitas elektrokimia yang tidak diinginkan. [78]

Kewaspadaan

Kuntoro Mangkusubroto
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Dr. Ir
Kuntoro Mangkusubroto

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia ke-10
Masa jabatan
16 Maret 1998 – 21 Mei 1998
Presiden    Soeharto
Didahului oleh    Ida Bagus Sudjana
Masa jabatan
21 Mei 1998 – 26 Oktober 1999
Presiden    Baharuddin Jusuf Habibie
Digantikan oleh  Susilo Bambang Yudhoyono
Direktur Utama PLN
Masa jabatan
2000 – 2001
Presiden    Abdurahman Wahid
Didahului oleh    Adi Satria
Digantikan oleh  Eddie Widiono
Informasi pribadi
Lahir 14 Maret 1947 (umur 67)
Bendera Indonesia Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 14 Maret 1947; umur 67 tahun) adalah Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP, atau lebih familiar disebut UKP4) sejak 22 Oktober 2009. Ia adalah mantan Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia di era Kabinet Reformasi Pembangunan dan juga mantan Direktur Utama PLN tahun 2000 - 2001. Ia pernah menjabat juga sebagai Kepala Badan Pelaksana - BRR Aceh-Nias yang bertugas melakukan pemulihan kawasan Aceh dan Nias pasca tsunami dahsyat 26 Desember 2004. Saat ini ia juga menjabat sebagai salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.[1]
Daftar isi  [sembunyikan]
1 Pendidikan
2 Karier
3 Kegiatan Lain
4 Catatan kaki
5 Pranala luar
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
S1 - Teknik Industri ITB (1972)
Northeastern University
Stanford University, Industrial Engineer (1976)
S2 - Stanford University, Civil Engineer (1977)
S3 - ITB, Ilmu Teknik bidang Ilmu Keputusan (1982)
Karier[sunting | sunting sumber]
Dosen Jurusan Teknik Industri, ITB (1972-sekarang)
Staf Ahli Menteri Muda UP3DN (1983-1988)
Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara RI (1984)
Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam (1988-1989)
Direktur Utama PT Tambang Timah (1989-1994)
Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi (1993-1997)
Deputi Bidang Perencanaan, Badan Kordinasi Penanaman Modal (1997-1998)
Menteri Pertambangan Kabinet Pembangunan VII (1998)
Menteri Pertambangan Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)
Direktur Utama PLN (2000)
Kepala Badan Pelaksana - Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (2005)

Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan di Kabinet Indonesia Bersatu II (Bersambung)

No comments:

Post a Comment