![]() |
Aung San Suu Kyi |
Proses demokratisasi di Myanmar 'terhenti'
Aung San Suu Kyi terpilih menjadi anggota parlemen pada
2012 setelah menjalani tahanan rumah.
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menegaskan
bahwa reformasi di negaranya "terhenti" dan meminta semua pihak untuk
"tidak terlalu optimistis".
Saat berbicara di konferensi pers di Yangon hari Rabu
(05/11), pemenang Hadiah Nobel tersebut menyatakan reformasi di negaranya tidak
mengalami kemajuan yang nyata dalam dua tahun terakhir.
Ia menambahkan pembicaraan tingkat tinggi dengan sejumlah
politikus senior dan kepala angkatan bersenjata pekan lalu tidak banyak
membuahkan hasil.
Pekan depan Myanmar akan menjadi tuan rumah satu
pertemuan tingkat tinggi, yang akan dihadiri beberapa kepala negara, di
antaranya Presiden Barack Obama.
Aung San Suu Kyi meminta berbagai pihak, termasuk
masyarakat internasional, untuk tidak terlalu berharap banyak dengan proses
demokratisasi yang tengah berlangsung di Myanmar.
"Kami beranggapan kadang pemerintah Amerika terlalu
optimistis dengan proses reformasi (di Myanmar)," kata Suu Kyi.
"Minimnya kemajuan harus menjadi bahan pemikiran
yang serius oleh pemerintah Amerika," tambahnya.
Myanmar menerapkan kebijakan-kebijakan reformis di bawah
Presiden Thein Sein sejak pemilu 2010, yang antara lain mendorong Aung San Suu
Kyi bersedia terlibat dalam proses politik.
Suu Kyi terpilih menjadi anggota parlemen pada 2012
setelah selama bertahun-tahun menjalani tahanan rumah. (BBC)
No comments:
Post a Comment