Pemain tengah Belanda Sneijder dan gelandang Spanyol Xavi. |
Pemain tengah Spanyol, Xavi Hernandez mengatakan, mereka akan tetap memainkan gaya "tiki-taka" saat menghadapi Belanda dalam laga pembukaan Grup B Piala Dunia Brasil, Sabtu (14/06) WIB dini hari nanti.
"Kami tetap setia dengan gaya permainan kami, seperti saat kami berhasil meraih tropi piala dunia empat tahun lalu," kata Xavi.
Tiki-taka adalah sebutan yang disematkan pada gaya permainan timnas Spanyol yang mengedepankan sebanyak mungkin menguasai bola.
Melalui permainan seperti itulah, tim "matador" Spanyol berhasil merebut tropi Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.
Namun belakangan, kualitas penampilan Spanyol mulai menurun yang ditandai kekalahan mereka 0-3 dari timnas Brasil di Piala Konfederasi 2013 lalu.
Kekalahan ini kemudian dikaitkan dengan anggapan bahwa gaya permainan tiki-taka itu sudah diketahui kelemahannya.
Tapi, "Saya yakin gaya permainan kami itu akan membuat kami sukses di Brasil," kata Xavi.
Pertandingan La Roja Spanyol melawan Belanda di Arena Fonte Nova, Salvador, Sabtu dini hari nanti merupakan ulangan final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, yang dimenangkan Xavi dan kawan-kawan.
Namun demikian, Xavi mengakui, laga melawan tim Oranye -sebutan timnas Belanda- kali ini "tidak mudah."
Pemain veteran
Pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque menepis anggapan yang menyebut skuad Spanyol di Piala Dunia Brasil dipenuhi para "veteran berusia tua".
Sebagian besar pemain yang dipilih pelatih berusia 63 tahun ini telah memperkuat La Roja semenjak tahun 2008 lalu.
"Ini bukanlah pasukan veteran, tapi tim yang terdiri pemain-pemain yang matang," kata Del Bosque dalam jumpa pers, sebelum berangkat ke Salvador.
Menghadapi pertandingan melawan Belanda, Del Bosque mengakui, calon lawannya itu telah banyak berubah dalam empat tahun terakhir. "Tetapi tim kami tetap seperti saat kami juara dunia."
Di Grup B, setelah menghadapi Belanda, Spanyol akan bertemu Cile dan Australia.
Spanyol akan mempertahankan gelar juara Piala Dunia dengan menundukkan Brasil di final, kata lembaga kajian sepak bola di Swiss.
Dengan menggunakan metode ekonometrik, lembaga kajian sepak bola CIES yang berbasis di Swiss melakoni analisa mendalam terhadap 32 tim yang berlaga pada Piala Dunia kali ini.
Metode tersebut melibatkan data semua aspek pertandingan, termasuk jumlah pertandingan liga dan gol yang dicetak setiap pemain yang bertanding selama dua tahun terakhir. Tak ketinggalan, kiprah setiap pemain dalam tim nasional masing-masing.
“Pendekatan ini membuat kami dapat memprediksi skenario kompetisi secara hipotesis,” kata CIES sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Melalui analisa tersebut, CIES memprediksi Brasil melaju tanpa halangan berarti hingga mencapai final. Setelah menjadi juara Grup A, tim Samba—julukan timnas Brasil—akan mengalahkan Belanda pada babak 16 besar, menumbangkan Italia pada perempat final, dan melipat Prancis pada semifinal.
Selecao vs Matador
Di final, Selecao—julukan timnas Brasil—diperkirakan menghadapi Spanyol yang telah menundukkan Kroasia pada babak 16 besar, mendepak Inggris pada perempat final, serta meredam perlawanan Argentina pada semifinal.
Laga Brasil melawan Spanyol di partai pamungkas kemudian bakal berakhir dengan kemenangan tim matador—julukan timnas Spanyol.
Peringkat ketiga bakal diduduki Argentina yang menghajar Prancis.
CIES juga menyebutkan pertandingan-pertandingan paling sengit bakal terjadi di Grup C yang berisi Jepang, Kolombia, Pantai Gading, dan Yunani. Tak kalah serunya, persaingan di Grup G yang berisi Portugal, Jerman, Amerika Serikat, dan Ghana.
Adapun tim-tim yang masuk 16 besar ialah Brasil, Belanda, Jepang, Italia, Prancis, Nigeria, Portugal, dan Brasil. Kemudian Spanyol, Kroasia, Inggris, Kolombia, Ekuador, Argentina, Jerman, dan Belgia. BBC
No comments:
Post a Comment