!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, December 30, 2014

AirAsia QZ8501: serpihan dan jenasah penumpang Air Asia ditemukan

AirAsia QZ8501: serpihan dan jenasah penumpang Air Asia ditemukan

Tim Basarnas akhirnya Selasa siang menemukan serpihan dan beberapa jenasah yang mengapung di atas laut selat karimata,Tim sar sudah mengevakuasi tiga dari enam jenasah yang ditemukan

Tim pencari pesawat AirAsia QZ8501 mengatakan mereka melihat serpihan-serpihan di laut di area pencarian pesawat Airbus A320-200 itu.

Sejumlah serpihan tampak mengapung di Laut Jawa di lepas pantai Kalimantan.

Pesawat yang membawa 162 penumpang dan awak itu, tinggal landas dari Surabaya pada hari Minggu (28/12) menuju Singapura ketika hilang kontak dengan menara pengatur lalu lintas udara pada pukul 06:20 WIB.

Flight QZ8501: Yang perlu diketahui tentang AirAsia

bisnis_air_asia
AirAsia saat ini menjadi salah satu maskapai penerbangan paling sukses di Asia

Tahun 2001, Tony Fernandes, mendirikan maskapai penerbangan murah di Asia, untuk menyaingi Malaysia Airlines dan Qantas Australia.

Dengan slogan "Now Everyone Can Fly", saat ini penerbangan AirAsia menjangkau sekitar 100 tujuan di seluruh lebih dari 15 negara, meskipun banyak sejumlah penerbangan ini dilayani oleh berbagai maskapai dan anak perusahaan yang menggunakan nama merek perusahaan.

Salah satu maskapai itu adalah, Indonesia AirAsia, yang mengoperasikan penerbangan QZ8501 dari Surabaya ke Singapura yang hilang kontak dengan kontrol lalu lintas udara pada Minggu pagi.

Pesawat dengan jenis Airbus A320 melayani lebih dari 30 rute, dengan sejumlah tujuan di negara Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura dan Australia.

AirAsia memiliki 49% saham Indonesia AirAsia, namun mempunyai kepala eksekutif terpisah, yaitu Sunu Widyatmoko. Sisa saham perusahaan ini dimiliki oleh para pemegang saham Indonesia.
Pemerintah Indonesia melarang sejumlah perusahaan asing mendominasi kepemilikan saham setiap perusahaan penerbangan sipil.

Nama AirAsia erat kaitannya dengan nama pengusaha asal Malaysia Tony Fernandes, ia menjadi kepala eksekutif dan menjalankan operasinya pada tahun 2001.

Fernandes yang selalu tampil dengan celana jins dan topi AirAsia ketika di wawancara, dipandang sebagai Richard Branson-nya Malaysia

Fernandes ingin meniru cara Branson dalam mengambil alih dominasi British Airways di tahun 1980-an dengan bersaing dengan sejumlah maskapai besar lainnya seperti Malaysia Airlines
Dia tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Malaysia.
Ketika pesawat ini hilang, dia segera memberikan dukungan kepada keluarga korban dalam pesan twitternya, dan datang ke Surabaya bersama para anggota afiliasi Indonesia AirAsia.

tony fernandes
CEO AirAsia Tony Fernandes dalam jumpa pers di Jakarta
Model bisnis AirAsia mirip dengan apa yang disebut dengan budget airlines atau penerbangan murah. Maskapai menetapkan tarif rata-rata adalah sekitar 170 ringgit Malaysia.

Dalam tiga bulan hingga akhir September, grup AirAsia meraup laba 26.5 juta ringgit Malaysia dan mengangkut hampir 5,3 juta penumpang.

Namun, jumlah penumpang yang diangkut oleh Indonesia AirAsia turun sebesar 10% pada periode yang sama, yang mengakibatkan kerugian 1,85 juta setelah maskapai itu mengurangi beberapa rute nya.

Jumlah total penumpang yang diangkut oleh maskapai itu mencapai 8 juta orang pada tahun 2013.

Dalam beberapa tahun terakhir saham Indonesia AirAsia terangkat di lantai bursa, namun kenaikan sejumlah biaya dan depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS menghambat rencana.

Indonesia AirAsia hanya mengoperasikan satu jenis pesawat-Airbus A320-single-aisle, yang memiliki kursi penumpang sebanyak 150 dan 180. Ujung sayapnya dirancang agar bahan bakar pesawat lebih efisien.

Pihak Airbus mengatakan jenis A320 yang digunakan pada penerbangan QZ8501 sudah mengumpulkan 23.000 jam terbang pada 13.600 penerbangan.

Pesawat AirAsia ada 'di dasar laut'

Perkiraan posisi pesawat AirAsia didasarkan pada koordinat dan evaluasi posisi terakhir pesawat, kata Basarnas Bambang Soelistyo.
Pesawat AirAsia QZ 8501 kemungkinan berada di dasar laut, kata kepala Badan SAR Nasional, Bambang Soelistyo.

Bambang Soelistyo mengatakan hipotesis tersebut didasarkan pada koordinat pesawat ketika hilang kontak.

"Berdasarkan koordinasi yang kita miliki dan evaluasi, maka perkiraan pesawat mengalami kecelakaan di laut, hipotesisnya adalah pesawat berada di dasar laut," kata Bambang Soelistyo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/12).

Pencarian dilanjutkan untuk pesawat tersebut satu hari setelah pesawat Airbus A320-200 itu hilang dengan 162 orang di dalamnya, tetapi hingga Senin sore tidak ada jejak yang ditemukan.
Pesawat tersebut hilang dari pantauan radar ketika dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura.

Kerabat penumpang yang sedih dan terpukul menunggu kabar di Bandara Juanda Surabaya, seperti dilaporkan tim peliputan BBC di lokasi.

Pencarian pesawat yang difokuskan di dekat Pulau Belitung itu, dihentikan pada Minggu (28/12) malam.

Meski sejumlah kapal terus melakukan pencarian sepanjang malam, pesawat dan kapal pencari utama yang berasal dari beberapa negara, baru melanjutkan upaya penyisiran langit dan laut pada Senin (29/12) pagi.
penumpang

Keluarga para penumpang tetap menunggu di Bandara Juanda, Surabaya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Hadi Tjahjanto, mengatakan pencarian difokuskan di lokasi yang menunjukkan tumpahan minyak.

Tetapi belum bisa dikonfirmasi apakah tumpahan minyak itu berasal dari pesawat yang hilang.

Sementara itu, kantor berita Associated Press mengutip keterangan seorang pejabat Indonesia yang mengatakan bahwa ada objek terlihat di laut dekat Pulau Nangka oleh pesawat pencari Australia.
Lagi-lagi, tidak jelas apakah objek itu berasal dari pesawat AirAsia QZ 8501 atau bukan.

Soelistyo mengatakan Indonesia mengerahkan 12 kapal, tiga helikopter dan lima pesawat militer.

Malaysia akan mengerahkan sebuah pesawat C-130 dan tiga kapal, sedangkan Singapura meminjamkan sebuah C-130 dan Australia juga memberikan bantuan.

Saham AirAsia jatuh 7% di perdagangan pagi hari ini di Kuala Lumpur.

Area pencarian AirAsia QZ8501 diperluas

Memasuki hari ketiga, lokasi pencarian AirAsiayang diperluas mencakup wilayah diluar rute penerbangan QZ8501.

Wilayah pencarian masih di sekitar Pulau Belitung dan Kalimantan Barat, dengan dibagi 13 sektor bertambah dari hari sebelumnya yang hanya mencapai tujuh sektor.

Negara-negara tetangga dan juga AS, Prancis dan Australia bergabung dalam pencarian di atas laut Jawa.

Pesawat Airbus A320-200, mengangkut 162 orang, hilang sejak Minggu (28/12) sesaat setelah terbang dari Surabaya menuju Singapura.

Kontak terakhir dengan pilot ketika dia meminta kepada petugas menara pengatur lalu lintas udara atau Air Traffic Control ATC untuk menghindari awan.

Pejabat Indonesia mengatakan menara pengatur lalu lintas udara menyetujui satu permintaan, yaitu dengan memberikan persetujuan terhadap permintaan kedua, agar pesawat dapat menaikkan ketinggian dalam waktu dua sampai tiga.

Tidak ada respon dari pesawat, yang kemudian diketahui hilang dari radar. Tidak ada jejak yang ditemukan dalam dua hari pencarian.
Sementara di Surabaya, wartawan BBC News Clive Myrie melaporkan sejumlah keluarga dan kerabat penumpang masih terus menunggu kabar kepastian nasib keluarga mereka.

Pesawat mengangkut 137 penumpang dewasa, 17 anak-anak dan satu orang bayi, serta dua pilot dan lima kru.


Sebagian besar penumpang adalah warga Indonesia, tetapi ada satu orang warga Inggris, satu Malaysia, satu orang Singapura dan tiga Korea Selatan. (BBC)

No comments:

Post a Comment