Surya Paloh: Reformasi Tak Lebih Dari Era yang Cenderung ke Arah Politik Pencitraan.
.
.
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan kritik atas perjalanan era Reformasi belakangan ini. Hingga sekitar 15 tahun berlalu, selain sejumlah kelebihan yang dimiliki, masa yang ditandai kejatuhan rezim Orde Baru itu dinilai juga memiliki sejumlah ekses negatif.
Salah satunya, reformasi melahirkan era yang ditandai dengan maraknya fitnah dan politik pencitraan. "Reformasi melahirkan rezim trio macan," kata Paloh saat menjadi pembicara di seminar Tantangan Kepemimpinan: Menjadi Bangsa Pemenang di kampus UI Salemba Jakarta, Kamis (28/11).
Trio macan yang dia maksud tentu merujuk pada sebuah akun anonim di salah satu media sosial yang kerap memunculkan kabar dan isu tentang pihak-pihak di seputar dunia politik. "Keberadaan fitnah, sirik, dengki, khianat menjadikan negara kita menjadi negara superdemokrasi," sindirnya prihatin.
Paloh kemudian membandingkan dengan era Orde Lama dan Orde Baru yang juga meski memiliki sejumlah kelemahan, tetapi tetap banyak memiliki sisi-sisi positif. Orde Lama, kata dia, banyak diwarnai dengan masa-masa pembentukan karakter bangsa di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Terkait dengan hal itu, lahir kemudian gagasan Trisakti atau kemandirian bangsa.
Begitu juga, lanjut dia, hal-hal positif yang banyak ditemukan di era Orde Baru. Salah satunya, lahir Trilogi Pembangunan yang mengedepankan pembangunan ekonomi. "Sedangkan di era Reformasi, bukannya ke arah yang lebih baik seperti yang kita harapkan, malah hal-hal seperti intrik, skeptis, hingga patrialisme yang lebih terlihat," ucapnya.
Meski demikian, dia mengatakan, Indonesia tetap bisa meninggalkan era-era seperti saat ini dengan sejumlah prasyarat. Yang utama, menurut dia, bangsa ini perlu membangun jati diri dan karakter bangsa agar menjadi negara yang mandiri. "Kemandirian merupakan kondisi yang absolut agar kehidupan masyarakat Indonesia mendekati harapan adil dan makmur," tegasnya.
Langkah pertama, menurut Paloh, adalah membangun karakter bangsa pada bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dengan begitu, dia yakin, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan tidak bergantung terhadap negara lain.
Paloh menambahkan, pembentukan karakter bangsa tersebut sudah dilakukan sejak era Presiden Soekarno di era-era kemerdekaan. "Bung Karno telah menanamkan karakter bangsa melalui kepemimpinannya," tandasnya
No comments:
Post a Comment