!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, September 19, 2013

ICW meminta Kementerian Agama transparan tentang dana penyelenggaraan ibadah haji.



Masjid Agung di Mekkah
ICW meminta Kementerian Agama transparan tentang dana penyelenggaraan ibadah haji.

 Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk transparan tentang dana penyelenggaraan ibadah haji. Peneliti ICW, Firdaus Ilyas, menyatakan, selama ini pertanggungjawaban Kemenag terhadap penyelenggaraan ibadah haji yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hanya berupa laporan keuangan secara umum.

Pihak Kemenag, dalam hal ini Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, lanjutnya, tidak memperinci komponen-komponen apa saja yang ada dalam Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

"Kita tidak tahu uang haji kita sudah berapa, sudah berapa tahu, jasa bunganya berapa," ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (19/8/2013).

Firdaus mengatakan, dua hal yang patut dicermati dalam kaitannya dengan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan ibadah haji adalah dana ibadah haji dan pelayanan ibadah haji. Menurutnya, UU No. 13 tahun 2008 yang mengatur masalah haji dan umrah tidak menjamin aturan tentang dana haji, mulai dari setoran awal BPIH hingga perumusan komponen-komponen dalam BPIH.

"Dalam UU disebutkan bahwa jemaah haji menanggung seluruh biaya yang berkaitan dengan dirinya, faktanya, banyak sekali uang jemaah haji yang digunakan untuk hal-hal yang tidak ada kaitan dengan dirinya, seperti honor petugas, hotel petugas, uang saku petugas, yang semestinya dalam UU menjadi tanggung jawab pemerintah," jelasnya.

Selain itu, ia juga mengkritisi pelayanan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Kemenag. Ia melihat ketiadaan kultur dari masyarakat, terutama jemaah haji untuk kritis terhadap pelayanan ibadah haji. Jemaah haji hanya melihat haji semata-mata persoalan ibadah, padahal di dalamnya ada ikatan kontrak, yang didalamnya ada hak dan kewajiban, serta kemungkinan wanprestasi. Dengan demikian, ia meminta kepada pemerintah untuk membenahi karut-marutnya masalah haji tersebut melalui moratorium.

"Kami setuju moratorium dengan catatan adanya perbaikan regulasi dan perbaikan kelembagaan. Percuma saja jika moratorium tanpa dibarengi perbaikan," tuturnya.

Menteri Agama Suryadharma Alie meminta para jamaah haji tidak perlu khawatir terkait virus Corona yang meluas di negara Arab Saudi. Virus itu, kata dia, tidak berkembang di daerah yang menjadi tempat pelaksaan haji.

"Saya himbau jamaah tidak perlu terlalu khawatir mengenai virus itu. Virus Corona berkembang di sana, tapi bukan di daerah di mana jamaah haji melakukan tahapan-tahapan haji, misalnya di Jeddah, Mekkah, Arafah. Bukan di daerah itu," kata Suryadharma di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Suryadharma mengatakan, tim medis akan terus memantau kondisi kesehatan para jamaah, terutama pengukuran suhu tubuh. Meski demikian, pihaknya menghimbau kepada seluruh jamaah untuk menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi, banyak minum, dan selalu menggunakan masker.

"Kalau memang tertular pasti dikarantina. Kepada jamaah haji, kalau merasa badannya tidak enak, segera beri tahu petugas kesehatan. Kita akan menangani langsung," pungkas dia.

Seperti diberitakan, setiap jamaah haji akan diberikan masker khusus sekitar 4 masker. Masker tersebut memiliki tingkat kerapatan tinggi sehingga efektif menyaring virus seperti masker untuk operasi. Dengan kerapatan 0,1 mikro, tidak mungkin bakteri Staphylococcus masuk.

 Jemaah calon haji kelompok terbang pertama asal Kota Medan tidak merasa khawatir dan takut dengan kebijakan untuk mendaratkan kembali pesawat di Bandar Udara Kualanamu.

"Semua jemaah tetap tenang, tidak ada yang ketakutan," kata Ibrahim Daulay, salah seorang jamaah haji kloter 1 Embarkasi Medan, seperti dikutip Antara, Selasa (10/9/2013) sore.

Menurut Ibrahim, petugas haji yang berada dalam pesawat itu telah memberikan penjelasan tentang alasan pendaratan kembali tersebut.

Selain itu, pilot pesawat dan petugas haji yang ada juga mampu memberikan pelayanan yang baik dan kenyamanan sehingga seluruh jamaah tetap tenang.

Ketika berdialog dengan pilot dan kru pesawat, diketahui adanya gangguan dalam sistem distribusi air yang diperlukan untuk seluruh penumpang. "Kita dapat maklum karena jamaah perlu minum dan ke kamar mandi," katanya.

Ketika dihubungi pukul 17.00 WIB, Ibrahim Daulay mengaku pesawat masih belum diterbangkan kembali menuju Arab Saudi.

Jemaah haji yang beralamat di Jalan Flamboyan Raya, Kecamatan Medan Tuntungan mengaku seluruh penumpang tetap berada dalam pesawat.

Semua jemaah haji masih menjalani proses simulasi pemberangkatan dan pemeriksaan sambil menikmati makan yang disajikan petugas haji. "Setelah oke semuanya, baru berangkat," kata jamaah yang berangkat bersama isterinya Haryati itu.

Sebelumnya, Kepala Divisi Operasional Bandara Kualanamu Ali Sophian juga mengaku pesawat dengan jenis 777-300 ER yang membawa jemaah haji asal Medan tersebut mendarat kembali karena mengalami masalah dalam persediaan air.

No comments:

Post a Comment