!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, December 11, 2014

Israel lebih takut pada Shiah, dibandingkan ISIS

Perjalanan yang belum selesai (158)

(Bagian ke seratus lima puluh delapan , Depok , Jawa Barat, Indonesia, 10 Desember 2014, 02.55 WIB)

Wilayah kontrol ISIS
Israel lebih takut pada Shiah, dibandingkan ISIS



Ketika Allah maha pencipta ingin menciptakan Nabi Adam dan Hawa untuk memilihnya menjadi khalifah pertama di bumi, seperti diceritakan kitab suci Al Quran , ada protes dari para Malaikat.

‘’Kenapa Allah akan menciptakan manusia (adam) untuk menjadi Khalifah di Bumi, bukankah sudah cukup Allah menciptakan kami para malaikat, yang kerjanya sehari-hari hanya bertasbih dan berzikir (memuja dan memuji) Mu Ya, Allah. Lagi pula bukankah Manusia itu diciptakan hanya akan saling bermusuhan (bunuh bunuhan satu sama lain) dan membuat kerusakan di muka bumi,’’ Tanya Malaikat pada Allah.

‘’Hanya saya lah yang lebih mengetahui, apa faedah dan manfaat, mengapa saya menciptakan Adam (manusia) untuk jadi Khalifah di bumi,’’ jawab Allah.

Jadi, kini setelah ribuan tahun kemudian jumlah manusia sudah lebih 5 miliar yang terdiri dari berbagai suku bangsa di lebih 150 negara di dunia, pertikaian , konflik dan pembunuhan terjadi, karena berbagai sebab, mulai dari keserakahan ekonomi, sampai perbedaan warna politik, ideology, sampai-sampai konflik (bunuh-bunuhan ) terjadi hanya perbedaan Ijtihad (penafsiran) walaupun mereka satu iman, satu ideology, seperti pertikaian antara Muawiyah (Khalifah penerus Ali Bin Abi Thalib) dengan pengikut khalifah Keempat dan sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali Bin Abi Thalib/Aisyah.Menurut pendapat sebagian ulama kedua kelompok ini sama-sama berijtihad (Menafsirkan) ajaran Agama dengan sama-sama beniat baik, namun berbeda dalam hal berijtihad (menafsirkan tindakan politik), sehingga keduanya tidak bisa divonis, bersalah, Hanya Allah sajalah yang mengetahui kelompok mana yang paling benar.

Di luar kelompok Islam ini sepanjang sejarah manusia juga selalu diwarnai perikaian dan permusuhan untuk memperebutkan wilayah , kekuasaan , atau sengketa perbedaan ideology (agama), lihat saja sejarah lama di negeri Cina, ribuan tahun terjadi konflik antara satu dinasti kerajaan dengan dinasti lain, juga di Indonesia, baik pada masa Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Singasari, Mataram sampai pada era penjajahan Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang.
Puncak perikaian (konflik) umat manusia juga dengan terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, dimana tiga Negara kuat secara militer ketika itu berambisi mengusai dunia, mulai dari Jerman dengan Adolf Hitler-nya, Italia dengan Mussolini dan Jepang dengan kaisar Hirohito.

Di era modern Komunis Uni Soviet mencoba untuk mengusai Afghanistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Berkat bantuan Amerika Serikat (pemimoin Blok kapitalis) yang ketika itu perang dingin dengan blok komunis (yang dipimpin Uni Soviet) membantu pejuang Mujahidin, sehingga Uni Soviet sempat berkuasa di Afganistan (1980-1988) terpaksa menarik diri dari Afganistan.

Perang Vietnam , perang antara blok komunis Vietnam Utara yang dibantu Cina dan Uni Soviet bertempur habis-habisan melawan pasukan blok kapitalis, Vietnam selatan yang dibantu jutaan pasukan Amerika Serikat dan sekutunya, sehingga mengorbankan jutaan jiwa. Korban yang begitu banyak juga terjadi pada perang dunia I dan II, perang Korea, perang antara Iran-Irak, perang Malvinas (Falk Land war) antara Ingris dengan Argentina. Invasi Indonesia atas Timor Leste, Perang antara India dan Pakistan, perang perjuangan rakyat Bangladesh yang dibantu India merdeka dari Pakistan. kini tengah berlangsung berbagai konflik dan peperangan di Timur Tengah. Belum lagi konflik berkepanjangan di Timur Tengah antara Isrel dengan Negara-negara arab/Palestina, konfkik bersenjata di Filipina Selatan antara MNLF (Mindanao National Liberation Front) dengan pasukan Filipina, perang separatis di Chehnya, Rusia, perjuangan selama 30 tahun antara pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pasukan Indonesia, dan ribuan konflik lainnya di Afrika, Amerika Latin, Bosnia-Herzegovina, antara separatis Muslim Cina di Xinjiang dengan tentara Beijing. Kini Amerika Serikat tengah memimpin koalisi 50 negara, termasuk, Inggris, Jerman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab membantu tentara Irak dan Suriah untuk bertempur dengan tentara Daulah Islam (ISIS) yang kini mengusai sebagian wilayah Irak dan Suriah Utara, ISIS sendiri dibantu sekitar 15.000 mujahidin-nya yang berasal dari 150 negara, termasuk yang berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Turki termasuk ada juga dari Indonesia dan Negara-negara Arab lainnya.

Konflik ISIS di timur tengah ini jadi ruwet. Karena sudah melibatkan Negara kuat secara militer, Amerika Serikat dan Israel.

Selama ini apa yang ditakutkan Israel mendekati kenyataan yaitu semakin kuatnya pengaruh Iran di Timur Tengah. Bukankah Iran (syiah) rezim Khomeini sejak lama berikrar ingin melumatkan (mengusir) bangsa Yahudi dari Israel, sehingga ketika Rezim Assad yang berperang melawan ISIS, dibantu Iran melalui tentara Hezbollah (Lebanon yang shiah) dan kini pemerintah Irak yang dikuasai golongan shiah semakin dekat dengan Iran. Tidak heran kini pesawat tempur Israel bukannya menggempur tentara ISIS, tetapi menembaki tentara Assad di Damaskus, Suriah, karena yang lebih dikuatirkan (ditakutkan) Israel kini adalah semakin luasnya pengaruh Iran (Syiah) di Timur Tengah. Karena moncong peluru Iran, Irak dan Suriah, semakin mendekati perbatasanya. Karena secara militer Iran, Irak , Suriah akan lebih mengancam dibandingkan ISIS.

Jadi inilah mengapa Malaikat sempat memprotes pada Allah, mengapa Allah menciptakan manusia dan menunjuknya jadi Khalifah di bumi yang hanya saling berperang dan bermusuhan.

Allah di dalam Al Quran menjelaskan bahwa dia menciptakan manusia dari berbagai ras, suku bangsa, berbeda warna kulit dan berbeda ideology, agama agar manusia itu bisa saling mengenal.

Nah, agar manusia itu bisa hidup rukun, tidak saling bunuh-bunuhan, maka Allah juga menurunkan petunjuknya Alquran dan Hadist Nabi Muhammad SAW agar hidup manusia bisa selamat dunia akherat.

Bukan kah di dalam Al Quran Allah berfirman, bahwa bila kita membunuh satu nyawa manusia , dosa yang ditanggung si pembunuh sama saja menanggung dosa seluruh manusia, sebaliknya bila kita menyelamatkan satu nyawa manusia  seakan pahalanya sama dengan pahala seluruh manusia.

Lalu, kenapa masih saja terjadi pembunuhan sesama manusia, bahkan ada yang berani mengebom kelompok lain walaupun sesama beragama Islam di dalam sebuah rumah Allah (Masjid).

Kalau kita menafsirkan ideology (agama) dengan cara pandang konsep dasar seperti di atas, bahwa membunuh satu nyawa manusia, dosanya sama dengan menanggung dosa seluruh umat manusia, dan sebaliknya, maka tidak akan pernah ada bunuh-bunuhan antara sesama manusia.

Bukti sejarah manusia pertama saling bunuh diabadikan di dalam Al Quran ketika ada konflik anak adam dan Hawa, yang sling nunuh hanya karena memperebutkan seorang istri. Namun, karena Manusia itu diciptakan Allah bukan sebagai Malaikat yang hanya memiliki Nafsu baik, tetapi manusia yang memiliki nafsu baik dan nafsu (sahwat) jahat, apalagi selain manusia, di bumi juga Allah menciptakan bangsa Jin dan tempat para Syeitan yang ‘’membangkang’’ yang telah bersumpah pada Allah akan ‘’menggoda’’ umat manusia agar seluruhnya manusia masuk Neraka. Tapi Allah sudah memberikan resep (tips) dan kuncinya, bagaimana kita terhindar dari godaan syaitan, agar kita semua masuk sorga, petunjuk itu adalah kitab suci Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

Memang ujung-ujungnya dari konflik itu adalah manusia ingin hidup damai dan bahagia, Amerika Serikat dengan konsep kapitalisnya ingin mengajari (member tahu ) bahwa konsep kapitalis dan demokratisnya manusia bisa hidup rukun dan bahagia, Cina , dengan system komunis model barunya bisa member tahu dunia bahwa system mereka bisa membawa bangsanya hidup rukun dan sejahtera, terbukti kini Cina menjadi kekuatan ekonomi nomer satu dunia, menggeser Jepang.

Lalu apa konsep bahagia itu, sampai ada peringkat Negara yang paling bahagia.

Lalu konsep bahagia seperti yang saya pernah dengar di Radio/TV Rodja, adalah terletak di hati, bukan jumlah uang (materi) yang kita miliki.
Lalu, apakah penjual Somay, Bakso, Penjaja makanan, sayurn yang keliling perumahan dan kampung-kampung hidupnya sudah bahagia, dibandingkan mereka yang gajinya ratusan juta rupiah tingal di kawasan menteng, Jakarta Pusat, Pondok Indah dan naik mobil mewah.

Pada waktu saya bertugas di Ambon, Maluku, tahun 2004 lalu saya bertemu dengan seorang penjual martabak manis dan es sirop di pasar Mardika, asal Makasar, Sulawesi, pria (50 tahun) tinggal bersama istri dan anak di Ambon sudah merasa bahagia dan hidup ‘’cukup’’ di Ambon, dan bapak ini mengaku sudah naik haji dua kali ke Mekah, Arab Saudi. Puncak keinginan setiap muslim yang mampu baik secara fisik (sehat) dan materi (punya cukup uang).


No comments:

Post a Comment