!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, December 18, 2014

Penguatan mata uang Rupiah hari ini Tertinggi di Asia

Rupiah
Penguatan mata uang Rupiah hari ini Tertinggi di Asia 

TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen positif dari pertemuan Komite Ekonomi Federal (FOMC Meeting) dan berlanjutnya intervensi Bank Indonesia di pasar uang membuat rupiah kembali menguat tajam. Pada penutupan pasar uang kamis ini, rupiah melesat 105 poin (0,83 persen) ke level 12.563 per dolar Amerika.

Rupiah menguat paling tinggi dibanding mata uang Asia lainnya. Rupee India menguat 0,66 persen ke 63,20 per dolar AS, ringgit juga menguat 0,66 persen ke 3,46 per dolar AS, dan baht hanya bergeser 0,05 persen ke 32,90 per dolar. Sementara mata uang yen, yuan, dan won masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS.

Analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan penguatan rupiah dipicu oleh pelemahan dolar di pasar global. Dolar tertekan setelah Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed) Janet Yellen mengatakan bahwa pihaknya masih akan menjaga suku bunga rendah. "Akibatnya, dolar kembali tertekan dan rupiah menguat."

Meski data-data ekonomi Amerika terus menunjukkan perbaikan, namun The Fed masih melihat bahwa indeks harga konsumen masih jauh di bawah target 2 persen. Saat ini, laju inflasi di AS berkisar 1,3 persen secara year-to-date. Rendahnya inflasi membuat The Fed tidak punya alasan untuk mempercepat era pengetatan moneter.

Menurut Albertus, rupiah menguat paling tajam karena pasar uang masih dijaga oleh bank sentral. Sejauh ini, euforia intervensi masih berlangsung. Sejak 15 Desember 2014, BI telah mengeluarkan sekitar US$ 500 juta untuk melakukan stabilisasi rupiah. "Injeksi likuiditas itu di antaranya untuk membeli rupiah di pasar uang dan surat berharga negara di pasar sekunder."


Ia memperkirakan bank sentral masih akan melakukan intervensi agar rupiah tetap stabil di kisaran 12.500 per dolar. Namun, adanya tren pelemahan dolar akan membuka peluang BI untuk menyudahi intervensinya.

No comments:

Post a Comment