!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, December 19, 2014

Pensiun: Apa yang kita lakukan ?

Perjalanan yang belum selesai (164)

(Bagian ke seratus enam puluh empat, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 19 Desember 2014, 14.08 WIB)

Agusno (71, kiri) Bambang Widodo (30, kanan) Ayah dan anak lagi nyekar di makam keluarga, Klaten tahun 1983 lalu
Pensiun: Apa yang kita lakukan ?

Apa yang kita lakukan pasca pensiun, di atas usia 55 tahun. Saya punya teman di satu perumahan, mereka beragam EF (60 tahun) pensiunan salah satu perusahaan Telkom, karena usai pensiun dapat pesangon cukup lumayan karena banyak anak dan masih ada beberapa anak yang ‘’dibiayai,, mencoba beberapa usaha mandiri, diantaranya usaha angkutan, dengan membeli dua truk, semula usaha angkut pasir pasca muntahan gunning Merapi, namun kini dia alihkan (dia bawa sendiri truk) ke Riau, untuk usaha angkut tebu.
Bapak EF juga usaha ternak kambing, sapid an ayam. Namun kini usaha ternaknya ini dia mengalami musibah , ratusan ayamnya mati karena terkena virus.

‘’semula ada yang mengurus ternak dan membesihkan kandang-kandang itu, ada dua orang, namun karena usaha ternak ini menurun, saya PHK dua pekerjanya , jadi saya coba bersihkan sendiri kandang-kandang itu, namun lama-lama saya pada usia segini cepat capai, tiba di kandang dari rumah saya sudah kecapaian dan ngantuk , malah ketiduran di dekat kandang, jadi karena lama kandang ngak dibersihkan, sehingga banyak ayam saya yang mati karena virus,kata EF lemas, yang selain sibuk beternak, juga rajin menghadiri berbagai pengajian di berbagai tempat, antara lain di Masjid Imam Safei, studio alam TVRI, Depok, Jawa Barat itu.

Ada lagi End (59 tahun), yang pensiunan perusahaan tekstil, usai pensiun naik haji bersama Istrinya, dia semula mau usaha bengkel motor, sehingga sempat ngontrak tempat di depok dan membeli berbagai peralatan untuk membuka bengkel reparasi sepeda motor, namun karena tidak memiliki pengalaman dan tidak memiliki ketrampilan service motor, usaha ini bangkrut. Sempat beralih profesi ke ternak ayam, sambil membuka warung menjual makanan ayam dan makanan burung, namun usaha ini juga gagal, kini sehari-hari hanya mancing ikan ke situ (danau) dekat rumahnya, lumayan dapat puluhan ekor, dan bisa dikonsumsi sendiri.

Nn, rekan saya sholat lima waktu (berjamaah) di Masjid, usai saya tidak lagi bekerja, kini lebih tragis, dia harus rutin ke rumah sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) untuk khemoterapi karena ada tumor di kepala (otak).

Padahal tumor di kepalamya sudah dua kali di buang (dioperasi), dan Nn (65 tahun) yang pensiunan Departemen Kesehatan ini sudah dua kali operasi bypass jantung. ‘’Saya masih muda kuat merokok,kata Nn, suatu hari. Nn usai pensiun lebih banyak membantu istrinya yang sukses membuka warung kue basah, dan menjadi klien catering. Perusahaan catering memesan kue-kue di warungnya jadi makanan tambahan catering. Kue-kue yang ada di warungnya, ada puluhan jenis dipasok para ibu yang ada di sekitar rumah nn, di kelurahan sukamaju. Penghasilan istri nn , tentu cukup lumayan, sehingga usai pensiun hanya membantu di warung saja.

Tm, pensiunan perusahan kontraktor Jepang, (62 tahun), usai pensiun setelah bersama istri naik haji ke mekah, Arab Saudi, walau sekali-kali dipanggil kantornya untuk free lance, namun kini lebih banyak si rumah, haja saja kini tidak pernah telat sholat lima waktu berjamaah ke Masjid, dan setiap hari selalih awalu itikaf, datang lebih awal ke Majid, rata-rata jam 3 subuh sudah tiba di Masjid untuk itikaf dan berzikir sambil menunggu waktu sholat subuh.
YE (71 tahun), usai pensiun sebagai guru Sekolah Teknik Menengah Negeri (STM) di Jakarta Utara, sempat mengajar di sempat mengajar di sekolah STM swasta, itu sempat dia lakukan sampai usia 68 tahun. Kini karena dia terkena gagal ginjal, kerjanya hanya rutin bersama saya cuci darah dua kali seminggu di rumah sakit esnawan antariksa, Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur.
PD, (70 tahun) tetap terus bekerja di perusahaan konsultan , dalam usia 70an tahun masih tetap bekerja,dan sehat malah kawin lagi dengan janda anak satu (dua tahun), sehingga dia harus di cerai istrinya yang lebih cantik, yang sudah memberinya dua anak dan dua cucu

Dari beberapa teman itu , ada ND (54 tahun), ND adalah kontraktor sukses, anta lain membersihkan turbin milik pembangkit listrik PLN maupun swasta, tidak heran dia sukses dan kaya, punya uang miliaran dan mobil banyak, namun saya belum sempat menyaksikan masa pensiun ND, apa yang akan dia lakukan dengan uang banyak di masa tua. Sayang tahun lalu dia mendahului kita meninggal karena kanker , walaupun sudah berobat ke luar negeri seperti hal yang dilakukan artis Olga Saputra.

Jadi rupanya walaupun uang kita banyak takdir (maut/ajal) itu tidak bisa dibeli dengan uang. Seberapa besar uang yang kita miliki tidak bisa menunda datangnya maut (kematian) walaupun kita telah berobat di rumah sakit mahal dan canggih.

Maka di masa tua ini (masa pensiun) ini saya teringat lagi surah wal ashr (Demi Masa). Menurut para ustad di radio dan TV rodja, ibadah yang paling ringan namun pahalanya besar adalah zikir. Karena zikir adalah puncak dari seluruh ibadah, seperti (Sholat). Zikir yang dianjurkan adalah memperbanyak membaca, Subhanallah (maha suci Allah), Alhamdulilah (Segala puji bagi Allah), Laillahailalah (tiada tuhan yang wajib di sembah kecuali Allah), Allahu Akbar (Allah Maha besar). Walakhauwalakhuawataillabillah.


Insya Allah, kalau anda banyak berzikir kalimat di atas ditambah sekali-kali membaca surah Al Ikhlas , sepuluh kali, usai sholat lima waktu, pada waktu dalam perjalanan, menyapu halaman, sambil mendarai kendaraan , naik pesawat, kapal, atau selama 3-5 jam kita sedang di cuci darah (hemo dialysis) di rumah sakit, kalau dibaca ikhlas, kita akan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah (meninggal dalam keadaan dosa kita terhapus, sehingga kita terhindah dari siksa kubur dan masuk sorganya Allah, tanpa kita menderita lagi seperti kita masih hidup di dunia

No comments:

Post a Comment