!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, November 23, 2013

Konflik Mesir dan Perang Suriah Sudah Diprediksi Dalam Alquran

Konflik Mesir dan Perang Suriah Sudah Diprediksi Dalam Alquran

Konflik yang terjadi di Mesir rupanya telah tertulis dalam Alquran. Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, ayat Alquran yang memprediksi konflik Mesir terdapat dalam Surat At-Tin ayat 1-3.

"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Dan demi bukit Sinai. Dan demi kota (Makkah) ini yang aman," tutur Bachtiar membacakan terjemahan Surat At-Tin ayat 1-3, saat menjadi narasumber dalam Forum Solidaritas Muslimah Indonesia untuk Derita Mesir di Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia, Sabtu (21/9).

Bachtiar berkata, tafsir dari surat tersebut adalah, "Demi bumi tin di Damaskus (Suriah), dan demi bumi zaitun di Palestina, dan demi bukit Thur yg ada di Sinai (Mesir). Dan demi kota Makkah yang aman."

Jika dilihat dari kacamata sederhana surat At-Tin, lanjutnya, maka konflik yang terjadi di Suriah, Palestina, dan Mesir, adalah perang global yang sudah Allah takdirkan. Perang itu, kata Bachtiar, bahkan melibatkan seluruh dunia.

Karenanya, Bachtiar menilai, persoalan Mesir jangan dianggap sebagai konflik politik. Sebab, jika melihat persoalan tersebut dari sisi politik saja maka hati akan terasa kosong. Lebih dari itu, ia melihat Allah telah menyiapkan skenario besar dalam peristiwa ini.

Bachtiar meyakini, akhir dari konflik Mesir juga sudah termaktub dalam Surat Al-Qashshash ayat 5 yang menceritakan kisah Musa melawan Firaun.

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)," bunyi terjemahan dari Surat Al-Qashshash ayat 5.

"Pada akhirnya di ayat itu digambarkan orang-orang yang dilemahkan nanti akan dikuatkan dan diwariskan kekuasaan di Mesir," tutup Bachtiar.

Koalisi Nasional Oposisi Suriah pada Sabtu menolak tawaran Iran untuk berbicara dengan rezim Presiden Bashar Al Assad yang dikatakan bahwa tawaran itu tidak serius dan menyebut Teheran sebagai bagian dari masalah.

"Inisiatif Iran tidak serius dan tidak memiliki kredibilitas politik," kata kelompok oposisi dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu diungkapkan setelah Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Kamis bahwa pemerintahnya akan memfasilitasi dialog antara pemerintah Suriah dan oposisi di negara tersebut.

"Kita harus bersama untuk kerja konstruktif dalam dialog nasional, apakah di Suriah atau Bahrain. Kita harus membuat atmosfer di mana masyarakat di wilayah dapat memutuskan nasib mereka sendiri," kata Rouhani dalam tulisannya di Washington Post.

Namun oposisi Suriah mengatakan hal itu sangat skeptis yang merupakan sekutu Presiden Bashar, dan menyebut Teheran bagian dari masalah."Itu akan lebih berguna apabila pemimpin Iran menarik ahli militernya dan pejuang dari wilayah Suriah," kata koalisi.

Oposisi Suriah telah lama menuduh bahwa Iran mengirimkan personil militernya untuk mendukung pasukan Presiden Bashar dalam melawan para pemberontak.

Iran juga merupakan kunci dukungan dari pergerakan Hizbullah Lebanon, yang mengirimkan pejuang untuk memperkuat angkatan bersenjata Suriah dalam pertempuran kunci. Terutama mereka merebut kembali kota pusat strategis Qusayr pada bulan Juni.

Teheran juga mendorong rezim dengan memberikan bantuan dana kepada pemerintah.
Rouhani, seorang moderat dalam politik Iran, telah membuat beberapa kebijakan diplomatik sejak terpilih dalam pemilu Juni lalu. Dan ada spekulasi bahwa dia akan bertemu Presiden Obama di sela-sela pertemua Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan mendatang.

Suriah, konflik Sektarian yang Sulit dihentikan Lebih dari 110.000 orang telah tewas dalam Konflik di Suriah yang terjadi sejak Maret 2011 hingga kini sudah menelan korban lebih dari 110.000 orang tewas.

obseRvatoRium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, jumlah korban sejak pemberontakan yang telah berlangsung 29 bulan itu kini mencapai 110.371 orang, dengan setidaknya 40.146 warga sipil
tewas, termasuk hampir 4.000 perempuan dan lebih dari 5.800 anak­anak. Kelompok itu, yang bergantung pada data dari jaringan para aktivis, dokter dan pengacara di seluruh
Suriah, mengatakan 21.850 tentara pemberontak juga tewas.
Di sisi rezim, kelompok itu melaporkan bahwa korban tewas sedikitnya 27.654 tentara angkatan darat, 17.824 milisi pro­rezim dan 171 anggota kelompok Syiah Hizbullah, Lebanon, yang mengirim petempurnya berperang bersama tentara Suriah.
Kelompok itu menghitung 2.726
orang tak dikenal lain yang tewas dalam pertempuran di seluruh negara yang dilanda perang itu.
Angka­angka itu merupakan bukti tingkat kekerasan yang melanda
Suriah, yang telah porak­ poranda oleh perang saudara yang bermula dengan demonstrasi damai untuk menuntut
perubahan rezim. Pada 21 Agustus
lalu, ratusan orang tewas dalam dugaan serangangas beracun yang diduga dilakukan rezim Assad, yang sejumlah negara Barat dan Arab menuduh serangan gas beracun itu telah dilakukan rezim Bashar al­Assad. Namun klaim tersebut disangkal rezim Assad.
Adanya tuduhan serta Adanya tuduhan serangan senjata kimia inilah yang menyebabkan Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa Barat semula ingin disudahi dengan serangan terbatas pesawat tempur Amerika Serikat
atas target­terget tentara rezim Assad.
Namun, rencana serangan ini dibatalkan AS, setelah adanya usulan Perserikatan Bangsa­Bangsa yang disponsori Cina dan Rusia, dua sekutu Rezim Assad yang meminta AS dan ‘’Sepertinya kelompok Syiah itu
sulit ketemu dengan Sunny ­Salafiah,’’
komentar tokoh Nahdlatul Ulama
Solahudin Wahid. Jadi bila secara akidah saja berbeda, maka sulit bagi kedua kelompok ini berdamai, inilah masalahnya.sekutunya membatalkan serangan sekutu terhadap rezim Assad, dengan meminta Rezim Assad
memusnahkan senjata kimia yang dimilikinya.
Tentu saja pembatalan ini mengecewakan Arab Saudi yang bersama sekutunya menginginkan rezim Assad dihukum.
Selain itu Arab Saudi yang dikenal sebagai Kerajaan yang secara resmi bermashab Ahlul Sunnah Waljamaah , atau Sunny, atau
Salafi sangat berseberangan dengan
Mashab Syiah , yaitu Kelompok Hezbollah dan Iran yang dengan gigih membantu rezim Assad  ’membungkam’’ kelompok opposisi yang mayoritas Sunny.
‘’Sepertinya kelompok Syiah itu posisi yang mayoritas Sunny.
‘’Sepertinya kelompok Syiah itu  sulit ketemu dengan Sunny ­Salafiah,’’  komentar tokoh Nahdlatul Ulama  Solahudin Wahid.

Jadi bila secara akidah saja  berbeda, maka sulit bagi kedua kelompok ini berdamai 

No comments:

Post a Comment