!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, August 16, 2013

Anggaran di sektor Pertanian masih minim, nilai belanja dan pengeluaran negara pada RAPBN 2013 bakal mencapai Rp 1.657,9 triliun




Anggaran di sektor Pertanian masih minim,  nilai belanja dan pengeluaran negara pada RAPBN 2013 bakal mencapai Rp 1.657,9 triliun

Anggaran RAPBN 2013 untuk sektor pertanian hanya Rp 15 trliliun, suatu anngaran yang sangat kecil dari segi prosentase, padahal di sektor ini pemberdayaa petani dibutuhkan agar sektor pangan semakin kuat dan produksi ternak seperti ternak sapi semakin meningkat.

Padahal sektor pernian ini penting karena yang paling besar menyerap tenega kerja Indonesia, juga sebegai penyelamat ekonomi negara agar terhindar dari krisis, antara lain kita tidak perlu lagi impor produk pertanian, dan produk petani seperti sapi yang bisa menguras devisa.

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim bahwa pembangunan nasional berhasil dilaksanakan selama sembilan tahun kepemimpinannya. Klaim itu disampaikan Presiden ketika pidato kenegaraan menjelang HUT ke-68 Kemerdekaan RI di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Presiden menjelaskan, tingkat kemiskinan berhasil diturunkan dari 16,66 persen pada 2004 menjadi 11,37 persen pada Maret 2013. Tingkat pengangguran terbuka turun dari 9,86 persen pada 2004 menjadi 5,92 persen pada Februari 2013.

Klaim prestasi lainnya yakni peningkatan pendapatan per kapita yang membuat meningkatnya kelas menengah. Tahun 2004, PDB per kapita Indonesia sebesar 1.177 dollar AS. Hingga 2012, kata Kepala Negara, PDB per kapita sudah mencapai 3.592 dollar AS. Presiden yakin PDB per kapita akan mendekati 5.000 dollar AS pada akhir 2014.

"Daya beli masyarakat terus meningkat, kelas menengah tumbuh secara signifikan, stabilitas fiskal dan moneter terjaga, serta fundamental ekonomi nasional semakin kuat. Sejumlah gejolak eksternal, mulai dari lonjakan harga minyak mentah dunia, hingga krisis finansial dan ekonomi global dapat dihadapi secara baik. Ekonomi tumbuh dalam kisaran 5-6 persen, dunia usaha berkembang," kata Presiden.

Meski demikian, Presiden mengakui masih ada kekurangan. Tanpa merinci, ia menyebut kekurangan itu hanya terkait beberapa hal. Kita harus optimistis bahwa upaya kita akan berhasil, kata Presiden di hadapan ratusan anggota DPR, DPD, pimpinan lembaga negara, jajaran kabinet, dan para undangan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung masalah korupsi dalam pidato kenegaraannya menjelang HUT Ke-68 Kemerdekaan RI di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2013). Hanya, dari total durasi pidato sekitar 55 menit, Presiden hanya berbicara 22 detik soal korupsi.
Masalah ini pun disinggung oleh Presiden sesaat sebelum menutup pidato. Sebelumnya, Presiden berbicara mengenai berbagai hal seperti ekonomi, toleransi, pemilu, masalah di negara lain, hingga perannya di dunia internasional.
Apa yang dikatakan Presiden soal korupsi?

"Kita terus melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi bagi terciptanya Indonesia yang makin bersih. Saya terus mendorong institusi penegak hukum, baik Kepolisian, Kejaksaan, maupun KPK untuk terus melakukan langkah-langkah efektif dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih," katanya.

Ucapan Presiden tersebut langsung disambut tepuk tangan ratusan anggota DPR dan DPD yang hadir. Selain para anggota Dewan, hadir pula Wakil Presiden Boediono, jajaran kabinet, pimpinan lembaga negara, dan undangan lain.

Seperti diketahui, korupsi di jajaran pemerintah terus menjadi sorotan masyarakat. Baru-baru ini publik digegerkan terungkapnya dugaan korupsi di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
KPK menemukan harta fantastis yang diduga hasil suap. Dari rumah mantan Kepala SKK Migas Rudi Rudiandini, KPK menyita uang senilai 400.000 dollar AS dan motor BMW. Penyelidikan dikembangkan hingga menemukan lagi uang 90.000 dollar AS dan 127.000 dollar Singapura.

Di rumah tersangka Ardi, KPK menyita uang tunai 200.000 dollar AS. Tak hanya itu, KPK kembali menyita uang 2.000 dollar AS dan kepingan emas seberat 180 gram dari ruang kerja kepala SKK Migas yang dipakai Rudi. Ada lagi uang 350.000 dollar AS di dalam kotak deposit di Bank Mandiri, Jakarta. Ditemukan juga uang 200.000 dollar AS di ruang kerja Sekjen Kementerian ESDM Maryono Karyo.

Temuan tersebut merupakan yang terbesar bagi KPK. Namun, hingga saat ini Presiden belum berkomentar soal kasus itu, baik secara langsung maupun lewat jejaring sosial.
Kemarin, Presiden hanya berbicara terkait situasi di Mesir lewat Twitter dan jumpa pers khusus di Istana Merdeka. Presiden menyampaikan pernyataannya dalam dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris.

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta aparat penegak hukum, mulai dari polisi, kejaksaan sampai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih. Hal ini ditegaskannya dalam pidato kenegasaan di sidang paripurna DPR dan DPD RI dalam rangka HUT ke-68 RI di Gedung Senayan, Jumat (16/8/2013).

"Saya terus mendorong institusi penegak hukum, baik Kepolisian, Kejaksaan, maupun KPK untuk terus melakukan langkah-langkah efektif dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih," ungkapnya.

Presiden mengatakan agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi merupakan salah satu agenda pemerintahan yang akan terus dilakukan oleh pemerintah.

"Kita terus melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi bagi terciptanya Indonesia yang makin bersih," tutur Presiden sebelumnya.

Selain pemberantasan korupsi, lanjut Presiden, agenda lain yang akan diteruskan untuk dilakukan pemerintah adalah pemeliharaan kerukunan umat beragama, persiapan menyambut Pemilu 2014, penanggulangan terorisme dan kejahatan transnasional, serta penanganan dampak perubahan iklim.

 Presiden SBY menyatakan, nilai belanja dan pengeluaran negara pada RAPBN 2013 bakal mencapai Rp 1.657,9 triliun. Nilai ini naik dari APBN 2012 yang jumlahnya Rp 1.548,3 triliun.

Demikian disampaikan SBY dalam pidato Nota Keuangan 2013 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012).

"Dalam RAPBN 2013, pendapatan negara direncanakan mencapai Rp 1.507,7 triliun. Jumlah ini, merupakan kenaikan 11% dari target pendapatan negara pada APBN-P 2012," cetus SBY.

SBY mengatakan, dengan target penerimaan dan belanja tersebut, maka defisit anggaran menjadi Rp 150,2 triliun atau 1,6% dari PDB, turun dari defisit APBN-P 2012 sebesar 2,23% dari PDB.

"Dari anggaran pendapatan negara sebesar Rp 1.507,7 triliun, penerimaan perpajakan direncanakan mencapai Rp 1.178,9 triliun, naik 16% dari target APBN-P 2012. Dengan peningkatan yang cukup besar itu, penerimaan perpajakan akan menyumbang hampir 80% dari total pendapatan negara," kata SBY.

Total penerimaan perpajakan sebesar itu, ujar SBY, juga berarti rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB atau tax ratio mengalami peningkatan dari 11,9% di 2012 menjadi 12,7% di 2013.

"Sekedar sebagai catatan, dalam perhitungan besaran tax ratio, belum termasuk penerimaan pajak daerah dan pendapatan yang berasal dari sumber daya alam, seperti yang selama ini digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam kelompok organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD)," papar SBY.

Apabila dimemasukkan unsur pajak daerah dan penerimaan sumber daya alam, lanjut SBY, maka tax ratio kita dalam kurun waktu empat tahun terakhir telah meningkat dari 14,1% pada 2009 menjadi 15,8% di 2012.

No comments:

Post a Comment