!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, August 31, 2013

Korban Pembantaian di Mesir Terus Bertambah, Kini Mencapai 525 orang



Korban Pembantaian di Mesir Terus Bertambah, Kini Mencapai 525 orang


Ibarapepatan anjing menggonggong kafilah terus berlalu. Itulah yang saat ini terjadi di negeri piramida itu. Ditengah suasana panas seiring upaya balas dendam massa Ikhwanul Muslimin atas kematian ratusan demonstan oleh aparat, Pengadilan kota Kairo, Mesir pun kembali memperpanjang masa tahanan mantan Presiden Mohammed Mursi selama 30 hari.

Menurut Al-Ahram, Kamis (15/8) pengadilan banding memerintahkan perpanjangan masa tahanan Mursi selama masa investigasi keterlibatannya dengan jaringan Hamas. Penyelidikan fokus pada dugaan kerja sama Mursi dengan Hamas dalam bobolnya penjara Wadi El-Natrun pada revolusi 2011 lalu.

Presiden Mursi yang digulingkan militer itu juga didakwa atas penyerangan kantor polisi dan percobaan pembunuhan dan penculikan polisi dan tahanan selama demonstrasi besar dua tahun lalu termsuk tuduhan bekerjasama dengan spionase asing.

Sementara di jalan-jalan kota Kairo, pembantaian oleh aparat yang telah menewaskan sedikitnya 525 orang, 3.000 an orang terluka, berdasarkan data resmi pemerintah tidak menyurutkan langkah massa pendukung Mursi. Mereka masih menggelar aksi protes dan menyerbu ke gedung-gedung pemerintahan di Kairo.

Kantor berita Reuters menyebut massa Ikhwanul Muslimin membakar sebuah gedung pemerintah, sebagai balasan atas kematian ratusan kawan-kawan mereka yang dibantai saat militer mencoba membubarkan massa di Kairo, Alexandria dan beberapa kota besar di Mesir.

Reporter Reuters menyaksikan lebih dari 220 mayat dibungkus kafan dijejerkan di masjid Al-Imam di wilayah utara Kairo, dekat dengan lokasi kekerasan. Masjid-masjid di kota itu diubah menjadi rumah sakit darurat atau kamar mayat.

Beberapa mayat terlihat terluka sangat parah, di antaranya ada yang tengkoraknya hancur. Wanita-wanita berlutut di samping mayat-mayat kerabat mereka. Beberapa pria terlihat berangkulan, menangisi kepergian keluarga dan kawan.

DARURAT
Saat ini bentrokan sudah meluas ke 14 provinsi di Kairo. Amuk masa menentang pemerintahan militer terjadi dimana-mana. Banyak bangunan dan tenda-tenda rusak dan terbakar.

Melihat kondisi Mesir semakin ‘berdarah’ dan guna mencegah jatuhnya lebih banyak korban pemerintah setempat memutuskan memberlakukan status darurat dan jam malam harian di 14 provinsi di Kairo selama 1 bulan.

Penerapan jam malam itu dinilai sebagai langkah tepat untuk menangkal aksi kekerasan yang terus berkecamuk di Mesir sejak penggulingan Presiden Mohammed Morsi.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry enyatakan sangat mengecam pertumpahan darah dan kerusuhan di Mesir itu, dan menyebutnya sebagai ‘pukulan serius’ terhadap upaya rekonsiliasi di Negeri Piramida. “Ini pukulan serius terhadap upaya rekonsiliasi dan harapan rakyat Mesir bagi peralihan ke arah demokrasi dan keterlibatan semua pihak,” kata diplomat senior Amerika itu.

Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Amidhan menganggap konflik itu hanya bisa diselesaikan jika militer membebaskan Morsi. Ia pun menuturkan, dalam waktu dekat MUI juga mengeluarkan pernyataan mendesak dunia internasional meminta militer Mesir menghentikan kekerasan.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga menilai penggunaaan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tidak akan menyelesaikan permasalahan atas apa yang terjadi di Mesir selama ini. Oleh karena itu, Indonesia juga mengajak masyarakat Internasional untuk terus mendukung penghentian kekerasan yang terjadi di Mesir.

 Menlu Marty Natalegawa meminta Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir menjauhi kerumunan massa dan tidak terlibat dalam masalah dalam negeri Mesir.

“WNI juga diharapkan terus berkomunikasi dengan petugas kedutaan. Staf Kedutaan Besar Indonesia di Kairo telah diinstruksikan untuk terus melakukan pemantauan keadaan di Mesir termasuk penyiapan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan situasi terburuk dan memastikan perlindungan WNI di Mesir,” kata Menlu Marty, Minggu, di Jakarta.

Pernyataan Menlu disampaikan menyusul terjadinya kembali bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden terguling Mesir Mohamed Moursi yang digulingkan oleh militer beberapa waktu lalu.

Dilaporkan 80 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak Jumat (26/7) di dekat bundaran Rabiah Al-Adawiyah, di Ibu Kota Kairo.

Marty menambahkan semua pihak di Mesir hendaknya menghormati hak azasi manusia dan menyelesaikan masalah dengan cara-cara damai serta konstitusional.

Dia juga mengimbau agar masyarakat internasional aktif dalam mendorong proses rekonsiliasi di Mesir.

No comments:

Post a Comment