!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, August 13, 2013

Senator Amerika Serikat tuduh Militer telah mengkudeta Presiden terpilih Mesir Mursi




Pimpinan Militer Mesir dan Mursi
Senator Amerika Serikat tuduh Militer telah mengkudeta Presiden terpilih Mesir Mursi


Presiden sementara Mesir Adly Mansour, Selasa (6/8), mencela pernyataan anggota Kongres AS John McCain mengenai apa yang terjadi di Mesir. Ia menganggap pernyataan tersebut sebagai campur tangan yang tak bisa diterima dalam urusan dalam negeri Mesir.

Penasehat media presiden Mesir Ahmed al-Mislimani, yang mengutip Mansour, mengatakan McCain memalsukan fakta dan pernyataan janggalnya ditolak dengan tegas. Begitu laporan yang dilansir kantor berita resmi Mesir, MENA.

Presiden AS Barack Obama telah menahan diri dari penggunaan kata "kudeta" untuk menggambarkan peristiwa politik paling akhir di Mesir. Namun McCain berkeras itu "adalah kudeta" dan itu bisa menimbulkan dampaknya, sebab hukum AS menyeru pemerintah agar menghentikan bantuan buat setiap negara yang militernya menggulingkan seorang pemimpin yang dipilih secara demokratis.

Meskipun pemerintah Muhammad Mursi mesti dikecam, McCain pada Selasa (6/8) sebagaimana dikutip MENAN mengatakan di Kairo, "Kondisi pelengseran Moursi adalah kudeta. Ini adalah peralihan kekuasaan bukan melalui kotak suara."

Bersama rekannya, Lindsey Graham, McCain tiba di Kairo pada Senin (5/8) untuk kunjungan dua hari guna bertemu dengan para pemimpin sementara Mesir dan anggota Ikhwanul Muslimin, termasuk yang berasal dari Partai Kebebasan dan Keadilan.
Kedua pejabat tersebut, yang mendesak para pejabat mesir agar membebaskan tahanan politik dan melancarkan dialog nasional, datang ke Kairo dalam kerangka kerja upaya penengah luas oleh negara asing. Tujuan upaya tersebut ialah untuk menyelesaikan percekcokan antara pemerintah sementara dan pendukung Mursi.

Namun al-Mislimani mengatakan tekanan asing telah melampaui standard internasional. Sekalipun mencap penggulingan Mursi sebagai "kudeta", McCain mengatakan kunjungannya bukan untuk menangani masa lalu tapi membantu Mesir bergerak maju secara damai dan demokratis.

 Dua senator Amerika Serikat (AS) meminta pemerintah sementara Mesir yang didukung militer membebaskan semua tahanan politik, termasuk presiden terguling, Muhammad Mursi. John McCain dan Lindsey Graham juga meminta dialog nasional yang melibatkan Ikhwanul Muslimin.

Sebelumnya, mereka bertemu dengan otoritas senior Mesir sebagai bagian dari misi diplomatik AS untuk mengakhiri krisis politik di negara tersebut. Lebih dari 250 orang tewas sejak Mursi digulingkan militer pada 3 Juli. Dua senator republik tersebut tiba di Kairo pada Senin (5/8) petang atas permintaan Presiden Barack Obama.

Pada Selasa, mereka membuat pembicaraan dengan wakil presiden sementara Mesir, Muhammad ElBaradei, Perdana Menteri Hazem Beblawi, dan kepala militer, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi.

Kantor berita Mena yang dilansir BBC melaporkan diskusi tersebut membahas bagaimana mengakhiri polarisasi politik dan kekerasan. Mereka juga bertemu dengan sayap Ikhwanul Muslimin dari Partai Kebebasan dan Keadilan. Dengan menyebut penggulingan Mursi sebagai kudeta, senator memperingatkan demokrasi inklusif merupakan satu-satunya jalan menuju stabilitas.

"Orang yang berkuasa tidak dipilih. Orang yang dipilih dipenjara. Status quo tidak dapat diterima," ujar Senator Graham. Mursi dan sejumlah tokoh Ikhwanul Muslimin saat ini masih ditahan dengan tuduhan beberapa kasus.

Ratusan pendukung mereka turun ke jalan untuk meminta pengembalian Mursi menjadi presiden. Sementara pemerintah berjanji akan membubarkan massa pendukung Mursi di dua tempat Rabaa al-Adawita dan Nahda Square.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, kembali menyerukan pembebasan presiden terguling Mesir Muhammad Mursi.

"Dia (Ki-moon) menyerukan agar diakhirinya semua aksi kekerasan dan mendesak pihak berwenang sementara untuk menjamin perlindungan hak asasi manusia dari semua rakyat Mesir, termasuk kebebasan berbicara dan berkumpul," demikian laporan sebuah pernyataan PBB, yang mengacu kepada pesan Ki-moon kepada Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy, Selasa (6/8).

Masih menurut pernyataan tersebut, Ki-moon menekankan bahwa proses politik yang inklusif dan damai adalah satu-satunya cara yang layak untuk kemajuan di Mesir.

Sebagaimana diketahui, Mursi telah ditahan di sebuah lokasi yang dirahasiakan sejak penggulingannya dalam sebuah kudeta militer pada 3 Juli 2013 lalu.

No comments:

Post a Comment