!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, September 3, 2013

Senat AS telah menyetujui sebuah rancangan resolusi yang mengizinkan aksi militer AS di Suriah.



 Senat AS telah menyetujui sebuah rancangan resolusi yang mengizinkan aksi militer AS di Suriah.



Pemimpin Partai Republik dan Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS telah menyetujui sebuah rancangan resolusi yang mengizinkan aksi militer AS di Suriah. Rancangan tersebut akan disetujui atau tidak dalam pemungutan suara panel Senat paling cepat Rabu (4/9) waktu AS atau Kamis (5/9) waktu Indonesia.

"Secara bersama-sama kami telah mengupayakan sebuah ketetapan yang memberikan Presiden otoritas yang ia perlukan untuk mengerahkan pasukan dalam menanggapi" penggunaan senjata kimia di Suriah bulan lalu, kata Senator Robert Menendez, ketua komite, dalam sebuah pernyataan. Senator Menendez, dari New Jersey, mengatakan ia telah mencapai kesepakatan dengan pemimpin panel dari Partai Republik, yaitu Senator Bob Corker dari Tennessee.

Rancangan resolusi itu berisi sejumlah ketentuan antara lain menetapkan batas waktu 60 hari bagi aksi militer di Suriah, dengan kemungkinan perpanjangan 30 hari tergantung pada kondisi.

Hal itu juga mencakup sebuah ketentuan yang melarang penggunaan angkatan bersenjata AS di daratan di Suriah.

Rancangan itu dijadwalkan akan diputuskan dalam pemungutan suara oleh komite pada hari Rabu. Jika disetujui komite, hal itu akan dikirim ke seluruh anggota Senat untuk kemudian digelar lagi pemungutan suara setelah para anggota senat kembali dari reses mereka pada tanggal 9 September.

Presiden Barack Obama telah mendesak Kongres untuk menyetujui permintaannya untuk menggunakan kekuatan militer AS, dalam serangan yang terbatas, guna menghukum rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad terkait dugaan serangan senjata kimia pada 21 Agustus di pinggiran kota Damaskus yang menewaskan ratusan orang.

Presiden Barack Obama mengatakan aksi militer Amerika Serikat atas Suriah akan 'terbatas dan proporsional'. Serangan ke Suriah, menurut Obama, juga akan melemahkan kemampuan Presiden Bashar al-Assad dan menguatkan kelompok perlawanan.

"Yang kami bayangkan adalah sesuatu yang terbatas. Sesuatu yang proporsional. Hal itu akan melemahkan kemampuan Assad," kata Obama.

Hal itu diungkapkan saat pertemuan dengan para pemimpin komite Kongres AS untuk menggalang dukungan bagi aksi militer sebagai tanggapan atas serangan yang diyakini Washington merupakan serangan oleh pemerintah Suriah.

"Pada saat yang sama kami memiliki strategi yang lebih meluas yang memungkinkan kita meningkatkan kemampuan oposisi."

Dia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Kongres AS akan mendukungnya untuk melancarkan serangan militer ke Suriah. Obama menambahkan Presiden Assad bertanggung jawab atas serangan kimia pada Rabu 21 Agustus lalu di Ghouta, pinggiran ibukota Damaskus, yang menewaskan sekitar 300 orang.

Pertemuan antara lain dihadiri oleh Wakil Presiden Joe Biden dan Ketua Kongres, John Boehner, serta Nancy Pelosi yang menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat.

PBB sebelumnya mengatakan lebih dari dua juta warga Suriah mengungsi akibat konflik yang sudah berlangsung dua tahun lebih.

Sementara itu korban jiwa sudah mencapai 100.000 orang lebih dan masih belum ada tanda-tanda konflik akan segera berakhir.


Harga minyak mentah dunia kembali naik, Selasa (3/9/2013), setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat dukungan dari anggota Senat dari Partai Republik yang merupakan oposisi utama pemerintahannya, terkait rencana aksi militer ke Suriah atas dasar dugaan penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil.

Pembelian minyak juga memperlihatkan peningkatan, berdasarkan laporan mengejutkan tentang pertumbuhan sektor manufaktur di Amerika. Fakta ini meningkatkan harapan akan ada peningkatan permintaan energi dari Amerika.

Kontraktor utama New York, West Texas Intermediate, mendapatkan harga minyak untuk pengiriman Oktober 2013 naik 91 sen menjadi 108,54 dollar AS per barrel minyak mentah. Sementara Brent North Sea mendapatkan harga lebih tinggi lagi untuk waktu pengiriman yang sama, yakni 115,68 dollar AS per barrel minyak mentah, naik 1,45 dollar AS dari penutupan harga Senin (2/9/2013).

Obama mendapatkan dukungan melakukan serangan militer ke Suriah dari dua pimpinan Partai Republik di parlemen, Selasa. Dukungan itu datang dari Ketua parlemen John Boehner dan pemimpin mayoritas suara di parlemen Eric Cantor.

Sepanjang akhir pekan lalu, Obama menyatakan akan terus mengupayakan dukungan Kongres untuk dapat melakukan aksi militer ke Suriah. Aksi itu dia klaim berdasarkan data intelijen Amerika dan kelompok intelijen internasional, yang menyatakan dugaan kuat rezim Bashar al Assad berada di balik serangan menggunakan senjata kimia pada Rabu (21/8/2013) dini hari.

Namun, dukungan kuat dari para pemimpin Partai Republik ini tidak menjamin Kongres akan menyetujui proposal Obama soal Suriah. Saat berita ini diturunkan, tengah berlangsung debat terbuka Kongres dan para menteri Obama, terkait masalah Suriah.

Laporan tentang manufaktur AS memperlihatkan pertumbuhan positif untuk tiga bulan berturut-turut minat investor pada minyak mentah, sampai Agustus 2013. The Institute for Supply Management menyebutkan dalam indeks manajer pembelian bahwa pembelian di sektor manufaktur meningkat menjadi 55,7 persen pada Agustus 2013, angka tertinggi selama 2013.

"Data ekonomi makro yang lebih kuat seperti indeks manufaktur ISM AS membantu mendukung rally di pasar ekuitas yang juga mendukung secara luas pasar minyak, meskipun kami mencatat permintaan minyak global tetap pada apa yang kita anggap 'di bawah tren' laju pertumbuhan," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Sebelumnya harga minyak mentah dunia juga sempat melonjak, ketika Israel secara mengejutkan melakukan uji coba rudal, di tengah memanasnya isu soal Suriah. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mendeteksi peluncuran dua rudal balistik dari pusat Mediterania ditembakkan ke arah pantai timur laut itu.

Kementerian Pertahanan Israel kemudian menyatakan bahwa peluncuran rudal itu merupakan bagian dari latihan bersama militer Israel dan Amerika. Sementara Pentagon menyatakan, peluncuran rudal itu tak berhubungan dengan kemungkinan Amerika melakukan aksi militer di Suriah.

 Bantuan internasional yang dianggarkan untuk pengungsi Suriah, ternyata jauh dari memadai. Dana bantuan internasional diperkirakan hanya mencakup 10 persen kebutuhan para pengungsi.

Sebelumnya Badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR, mengatakan, dibutuhkan dana sekitar 1,1 miliar dollar AS untuk mengurusi para pengungsi Suriah pada tahun ini. Namun faktanya, hari ini Turki saja sudah mengeluarkan 1,5 miliar dollar untuk membantu para pengungsi tersebut.

"Dana internasional hanya akan mencukupi 10 persen kebutuhan para pengungsi Suriah," kata Komisioner PBB untuk Pengungsi, Antonio Guterres, Selasa (3/9/2013).

Amnesti Internasional menyerukan dunia untuk berbuat lebih banyak mengatasi krisis Suriah. "Dalam konteks krisis pemindahan paksa yang paling parah dalam sejarah, adalah penting bahwa masyarakat internasional bertindak tegas untuk berbagi tanggung jawab terhadap pengungsi Suriah," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.

PBB, Selasa (3/9/2013), menyatakan saat ini sekurangnya 2 juta warga Suriah telah mengungsi ke luar negeri, dan 4,2 juta yang lain mengungsi dari tempat tinggalnya ke wilayah lain di Suriah. Menurut PBB, gelombang pengungsian di Suriah ini merupakan tragedi terbesar di zaman ini.

"Tidak ada kata-kata untuk mengekspresikan tragedi ini," kata Guterres. Dia menambahkan, gelombang pengungsian ini belum memperlihatkan tanda-tanda bakal mereda dan berpotensi menggoyahkan kawasan Timur Tengah.

Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah sependapat dan memperingatkan bahwa tekanan bagi negara-negara di sekitar Suriah akan segera mencapai puncaknya. Sebagai gambaran, per Selasa (3/9/2013), setidaknya sudah terdata 720.000 pengungsi Suriah memasuki Lebanon, sebuah negara dengan populasi 4,5 juta orang.

Selain ke Lebanon, PBB mencatat, arus pengungsi Suriah juga menjejali negara-negara lain di lingkar luar Suriah. Setidaknya terdata 515.000 orang mengungsi ke Yordania, 460.000 orang ke Turki, 168.000 ke Irak, dan 110.000 ke Mesir. Di luar Timur Tengah, 7.814 pengungsi Suriah juga terdata di Swedia dan 6.201 orang memasuki Jerman.

Khusus Timur Tengah yang masih saja dirundung beragam konflik politik dan militer, Gutteres berpendapat kehadiran para pengungsi Suriah akan semakin membebani infrastruktur, jasa, dan ekonomi kawasan itu. "Risiko ledakan di Timur Tengah berkembang dari hari ke hari," ujar dia memberikan peringatan.

Gutterres dijadwalkan bertemu dengan para menteri dari Irak, Jordania, Lebanon, dan Turki, untuk membahas masalah pengungsi Suriah, Rabu (4/9/2013). Pertemuan bertujuan mempercepat dukungan internasional untuk masalah Suriah.

UNHCR menyatakan, Amerika Serikat masih menjadi donor terbesar untuk para pengungsi Suriah melalui badan itu, dengan sumbangan dana senilai 230 juta dollar AS. Rusia menjadi donor terbesar berikutnya dengan 10 juta dollar AS, disusul China dengan bantuan 1 juta dollar AS. Gutterres berencana pula melakukan kunjungan ke China pada akhir tahun ini, dengan salah satu agenda yang diusung adalah permintaan tambahan bantuan.

Konflik Suriah meletus pada Maret 2011 dan telah meningkat menjadi perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang, menurut data PBB.

No comments:

Post a Comment