Puan Maharani |
Survei: Menteri Puan Maharani Paling Diragukan Kinerjanya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas publik menilai
kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) banyak dicampuri para ketua umum partai
pendukungnya. Pengaruh para ketua umum partai hadir dalam penyusunan kabinet hingga
pengambilan kebijakan pemerintah.
"Survei menyatakan Jokowi dipengaruhi oleh sejumlah
tokoh seperti Megawati, Jusuf Kalla, dan Surya Paloh," kata Direktur
Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi saat menyampaikan hasil surveinya tentang
Approval Rating Pemerintahan Jokowi-JK kepada wartawan di Jakarta, Ahad
(21/12).
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dianggap paling
berpengaruh besar dalam kebijakan Jokowi. Sebanyak 83 persen responden
menyatakan Megawati punya pengaruh terhadap Jokowi dalam menentukan kabinet dan
kebijakannya. Kendati begitu, imbuh Hasan, masyarakat masih menilai positif dan
wajar pengaruh para tokoh tersebut.
Hasan mengatakan 68 persen responden menolak jika Jokowi
dianggap sebagai presiden boneka. "Yang menyetujui Jokowi presiden boneka
hanya 21,8 persen. Sisanya 10,2 persen menyatakan tidak tahu," ujar Hasan.
Publik juga membandingkan kinerja para menteri Jokowi di
kabinet. Menurutnya ada empat orang menteri yang paling banyak mendapat
perhatian masyarakat. Mereka adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan
Maharani, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Kebudayaan dan
Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan.
Dari empat menteri tersebut Puan menjadi menteri yang
paling diragukan kinerjanya. Menurut Hasan, ada 22 persen responden yang
mengaku memperhatikan kinerja Puan. Dari jumlah itu sebanyak 12 persen menilai
Puan tidak memiliki kinerja menjanjikan. "Namun sayangnya 12 persen
diantaranya menilai Puan Maharani sebagai menteri yang tidak memiliki kinerja
menjanjikan," kata Hasan.
Susi Pudjiastuti menjadi menteri yang paling banyak
mendapat perhatian tertinggi masyarakat. Hasan mengatakan ada 35 persen
responden yang menilai kinerja Susi bisa memberi harapan. Hanya enam responden
yang meragukan kinerja Susi. "Padahal namanya baru dikenal menjelang
pelantikan sebagai menteri," ujar Hasan.
"Menteri lainnya Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa dan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies
Baswedan. Keduanya mendapatkan apresiasi positif," imbuh Hasan.
Secara umum masyarakat menilai Kabinet Kerja Jokowi
sebagai kabinet yang biasa saja. Hasan mengatakan masyarakat yang menilai
kabinet kerja sebagai kabinet yang bagus dan kompenten kurang dari 50 persen.
Namun yang menganggapnya buruk hanya 8,5 persen. Lebih dari 40 persen responden
cederung netral dalam menilai kabinet kerja Jokowi.
Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait membantah Megawati senang
mengintervensi kebijakan-kebijakan Jokowi. Menurutnya Megawati selalu
menghormati posisi eksekutif yang diemban Jokowi sejak menjadi Walikota Solo,
Gubernur DKI Jakarta, hingga presiden. "Mbak Mega tidak pernah
mengintervensi. Tapi bahwa Jokowi menghormati Mbak Mega itu iya. Tapi dia bukan
boneka," ujar Maruarar.
Maruarar juga memastikan Megawati tipikal orang yang
selalu memperhatikan aspirasi publik dalam mengambil keputusan politik di PDIP.
Ini dibuktikan dari keputusan Megawati menjadikan Jokowi sebagai presiden.
"Kalau partai kami feodal mestinya presiden kami bukan Jokowi. Kami
mendengar aspirasi publik," katanya.
Pengamat psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi
Muluk mengatakan masyarakat masih apriori terhadap orang-orang partai. Hal ini
dipicu oleh kegagalan partai politik dalam melakukan proses regenerasi yang
demokrasi dan meritokrasi. "Ketika masyarakat kecewa dengan partai,
artinya mereka menilai partai masih gagal," kata Hamdi.
Kendati begitu, Hamdi mengingatkan masyarakat untuk tidak
apatis terhadap partai. Menurutnya peran pengawasan masyarakat dalam
memperbaiki kinerja partai sangat dibutuhkan. Sebab sejatinya fungsi utama dari
partai politik adalah menempatkan kader-kadernya di pos-pos kekuasaan.
"Kita jangan terus menangisi ini. Publik harus terus mengkritisi,"
katanya.
Survei Cyrus Network dilakukan selama periode 1 sampai 7
November 2014. Ada sebanyak 1.220 responden di 33 provinsi yang dilibatkan
dalam survei tatap muka langsung. Margin of error survei kurang lebih 3,1
persen.
No comments:
Post a Comment