Khofifah Indar Parawansah-Herman Surjadi Sumawiredja |
Partai Nasdem akhirnya memilih untuk tidak memberikan dukungan politiknya secara resmi kepada pasangan cagub-cawagub Jatim pada Pilgub tahun ini. Pertimbangannya, Partai Nasdem adalah partai baru yang belum memiliki kursi di legislatif.
Namun, kader Partai Nasdem diarahkan memilih dua pasangan cagub-cawagub Jatim yakni Khofifah Indar Parawansah-Herman Surjadi Sumawiredja nomor urut 4, dan pasangan Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah pasangan nomor urut 3. Keduanya, kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, sudah teruji integritasnya dan kemampuannya dalam memimpin.
"Bambang dan Khofifah selama ini juga terus menjalin komunikasi positif dengan Partai Nasdem," Surya Paloh usai memberikan pembekalan kepada 1.700 caleg Partai Nasdem se-Jatim di Surabaya, Sabtu (17/8/2013).
Bambang DH adalah politisi PDI Perjuangan yang sudah dua periode menjabat wali kota Surabaya. Terakhir, dia menjabat wakil wali kota Surabaya sebelum resmi mencalonkan diri menjadi cagub Jatim dari yang diusung partainya.
Sementara Khofifah adalah politisi perempuan yang kaya pengalaman di eksekutif maupun legislatif. Dia duduk di DPR RI untuk PPP dan PKB, serta pernah menjabat menteri pemberdayaan perempuan.
Dua cagub itu terlihat hadir dalam forum pembekalan caleg Partai Nasdem di gedung Jatim Expo Surabaya siang tadi. Keduanya duduk bersebelahan dan kerap kali terlibat obrolan-obralan santai. Dalam forum itu, Partai Nasdem juga menghadirkan Pramono Anung, wakil ketua DPR yang dinilai sudah memiliki pengalaman di kursi legislatf.
Walaupun sudah ditetapkan menjadi peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim), jalan pasangan calon Khofifah Indar Parawangsa-Herman Suryadi Sumawiredja belum mulus. Pencalonannya masih akan diganjal.
“Mekanisme penjegalan Khofifah-Herman masih sangat mungkin terjadi. Bukan berarti mereka (KPU Jatim) pernah melakukannya kemarin, mereka tidak melakukannya besok. Karena pelakunya masih sama,” ujar Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting Dimas Oky Nugroho di Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Menurutnya, pencalonan pasangan tersebut dijegal Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim pada saat pendaftaran dan penetapan calon. Maka, kata dia, jalannya akan terus dihalangi. Apalagi, katanya, kontrol publik di Jatim sangat lemah. Ia membandingkan penyelenggaraan pilkada di Jatim dengan di Jakarta.
“Kontrol publik di Jakarta ini sangat kuat. Dulu Foke (mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, red) juga sangat kuat menutup jalan untuk Jokowi (Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, red). Tapi karena kontrol publik kuat, maka yang diinginkan publik lah yang menang,” lanjut Dimas.
Pendapat serupa disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargen. Menurutnya, KPU Jatim sejak awal tidak netral dalam memperlakukan para bakal calon. Karena itu, katanya, bukan tidak mungkin ketidaknetralan itu berlanjut dalam tahapan selanjutnya.
KPU pusat telah mengembalikan peran dan fungsi KPU Jatim dalam pelaksanaan Pilkada Jatim, Rabu (14/8/2013). Sebelumnya, wewenang KPU Jatim diambilalih pasca-pemberian sanksi terhadap tiga anggota KPU setempat karena melanggar kode etik pada saat tahapan pendaftaran peserta Pilkada.
Sebelumnya, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memerintahkan KPU mengambilalih pelaksanaan tahapan Pilkada Jatim hingga nama pasangan Kofifah-Herman dipastikan tercantum dalam formulir C1. Tetapi kemudian, formulir C1 penyelenggaraan Pilkada Jatim tidak menyertakan nama pasangan Khofifah-Herman karena KPU Jatim sempat menggagalkan pasangan tersebut sebagai peserta Pilkada.
Dalam lembar tersebut hanya tertulis tiga nama pasangan calon, yaitu pasangan nomor urut Soekarwo -Saifullah Yusuf, Eggi Sudjana-M Sihat, dan pasangan Bambang DH-Said Abdullah. Sementara pada kolom nomor urut empat hanya terdapat titik-titik.
Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Ahmad mengatakan, saat dalam proses akan mencetak berkas formulir C1, di tengah jalan tahapan, pasangan Khofifah-Herman melayangkan gugatan ke PTUN dan DKPP. Namun, KPU Jatim, menurutnya, tidak bisa menunda pencetakan formulir-formulir tersebut.
Kampanye perdana pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawireja (Berkah) di Stadion R Sunarto Hadiwidjojo, Kabupaten Pamekasan, Jumat (16/8/2013) dihadiri artis dangdut Rhoma Irama. Pria yang akrab disapa Bang Haji ini ini selain menghibur juga menjadi juru kampanye pasangan Khofifah-Herman.
Ribuan massa yang didominasi kaum hawa memadati stadion untuk bertemu langsung dengan pimpinan Soneta Gruop itu. Rhoma Irama tampil perdana menyampaikan orasinya untuk memberi semangat pendukung Berkah saat pencoblosan pada tanggal 29 Agustus mendatang.
Sebelum memulai ceramahnya, pria yang juga dikenal sebagai "kesatria bergitar" ini menyanyikan lagu berjudul Menunggu. Tembang pembuka itu mampu menggairahkan massa dengan mengikuti irama yang dinyanyikan Rhoma. Meskipun tanpa iringan musik, suara khas Rhoma mampu menyihir ribuan pendukung Berkah.
Seusai menyanyikan satu lagu, Rhoma langsung menyitir sebuah ayat Al Quran tentang kepemimpinan dalam negara. Menurutnya, dalam Al Quran tidak ada larangan seorang perempuan menjadi kepala pemerintahan. Apalagi Khofifah dianggap cukup memiliki kriteria sebagai pemimpin.
"Syarat menjadi pemimpin yakni harus jujur, dipercaya, dan cerdas. Syarat ini sudah cukup pada pasangan Khofifah dan Herman," kata Rhoma.
Selain itu, lanjut Rhoma, Khofifah sudah cukup banyak pengalaman menjadi seorang pemimpin. Di antaranya dua kali menjadi pimpinan pusat Muslimat NU, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, mantan anggota DPR dan berbagai macam aktivitas organisasi lainnya.
"Memenangkan Khofifah-Herman sama saja dengan membesarkan ulama dan NU," ungkap ayah kandung Ridho Rhoma ini.
Menutup ceramahnya, Rhoma kembali mendendangkan lagu walaupun tanpa iringan musik berjudul Terserah Kita. Ceramah singkat Rhoma sekitar 20 menit terasa kurang bagi ribuan massa. Namun, karena padatnya agenda kampanye, Rhoma langsung meninggalkan stadion menaiki mobil Toyota Alphard warna putih dengan kawalan polisi.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Bambang DH-Said Abdullah menggelar kampanye kali pertama di Jember secara unik.
Anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) setempat, yang mendukung pasangan calon itu, menggelar aksi cukur brengos atau kumis, Jumat (16/8/2013).
Aksi cukur kumis itu pertama dilakukan di rumah Agus Hadi Santoso di Kecamatan Rambipuji. Cukur kumis juga dilakukan di atas panggung dalam kampanye terbuka di Lapangan Aurora Kecamatan Balung.
Di lapangan itu, digelar kampanye dalam bentuk rapat umum terbuka bersama ribuan kader dan simpatisan PDI-P se-Kabupaten Jember.
Uniknya, yang mencukur kumis adalah kader perempuan. Sejumlah caleg perempuan PDI-P untuk kursi DPRD Jember mencukur kumis kader laki-laki.
"Ayo kita mulai kampanye dengan mencukur brengos. Ngapain ikut pakde kalau ada Paklek Bambang," ujar pembawa acara.
Lima orang laki-laki "mengorbankan" kumisnya untuk dicukur oleh kader perempuan PDI-P.
No comments:
Post a Comment