Inalum-Antam investasi Rp20 triliun bangun smelter alumina
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero segera menjadi mitra PT Aneka Tambang (Persero) Tbk untuk membangun pabrik smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Selatan dengan nilai investasi sekitar 1,7 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp20 triliun.
"Saat ini proses negosiasi Inalum menjadi mitra Antam sedang berlangsung, tinggal menunggu kesepakatan final pada 22 April 2014," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, keharusan Inalum memiliki SGA untuk menjamin pasokan bahan baku alumina untuk memproduksi aluminium ingot (batangan) perusahaan yang selama ini masih impor dari Australia.
Kapasitas produksi SGA Mempawah ditargetkan mencapai sebesar 1,6 juta metrik ton per tahun.
Kebutuhan alumina dalam negeri berkisar 500.000-600.000 ton per tahun, adapun total produksi ingot Inalum mencapai 225.000 ton tersebut di mana sebanyak 58,8 persen kontrak ekspor ke Jepang.
"Produksi alumina Antam 1,6 juta ton, sebesar sepertiga untuk dalam negeri, selebihnya bisa diekspor ke Timur Tengah," ujarnya.
Dahlan menjelaskan, pembangunan pabrik SGA tersebut membutuhkan waktu sektar 3 tahun, sehingga diperkirakan mulai beroperas komersial sekitar tahun 2016.
Dari sisi pendanaan, mantan Dirut PT PLN ini menjelaskan, Inalum siap masuk dengan komposisi saham yang disepakati.
"Pendanaan bisa melalui konsorsium Bank BUMN. Proyek yang sudah jelas seperti ini tentu sangat diminati perbankan," ujarnya.
Selain investasi smelter, Dahlan juga meminta Inalum untuk ekspansi pada produk-produk sampingan dan membangun pembangkit listrik.
Inalum harus mengembangkan produk selain ingot, karena dapat memenuhi kebutuhan perusahaan manufaktur berbahan baku aluminium di dalam negeri.
Dahlan dalam beberapa kali kesempatan meminta Inalum harus mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat dari saat ini, agar dapat menjadi perusahaan aluminium terkemuka di Asia.
Untuk mendukung hal itu, Inalum juga segera membangun pembangkit listrik yang memiliki kapasitas 2x300 Mega Watt (MW) di lokasi perusahaan di Kuala Tanjung.
Dengan begitu keberadaan Inalum semakin lengkap, mulai dari pabrik, jaminan pasokan bahan baku, hingga pembangkit listrik.
"Semua faktor-faktor tersebut harus berkaitan satu sama lain, sehingga operasional perusahaan mampu berkembang sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," ujar Dahlan
No comments:
Post a Comment