Rusia tarik tentara dari perbatasan Ukraina
Rusia menarik batalion infanteri bermotor dari daerah dekat perbatasan timur Ukraina, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip kantor berita negara pada Senin.
Mereka tidak menjelaskan apakah tentara Rusia dari batalion lainnya di dekat tapal batas itu juga akan ditarik, lapor Reuters.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dalam pembicaraan pada Minggu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan kemajuan dalam menyelesaikan kemelut atas Ukraina tergantung pada penarikan pasukan dari perbatasan tersebut.
Kementerian Pertahanan Ukraina pada Senin menyatakan melihat penarikan bertahap pasukan Rusia dari perbatasannya, yang mungkin terkait dengan dorongan terbaru Washington untuk penyelesaian diplomatik atas kemelut terburuk Timur-Barat sejak Perang Dingin itu.
"Dalam beberapa hari belakangan, pasukan Rusia secara bertahap menarik diri dari perbatasan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksiy Dmytrashkivskiy dalam wawancara telepon.
Dmytrashkivskiy mengatakan tidak bisa memastikan jumlah tentara dalam penarikan itu atau yang masih di perbatasan Rusia dengan bekas satelit Soviet tersebut.
Pejabat Amerika Serikat dan Eropa Bersatu pada akhir pekan memperkirakan peningkatan jumlah prajurit Rusia secara tiba-tiba di sepanjang perbatasan timur Ukraina mencapai 30 ribu hingga 40 ribu tentara.
Pengamat di Pusat Kajian Militer dan Politik Kiev Dmytro Tymchuk pada Senin menyatakan sumbernya memberitahu dia bahwa Rusia hanya memiliki 10 ribu tentara tersisa di dekat perbatasan itu pada Senin pagi.
Pejabat Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan Kiev belum secara resmi memperoleh keterangan tentang penarikan oleh Moskow itu dan tidak mengetahui alasan pemindahan pasukan tersebut.
"Itu bisa dikaitkan dengan perputaran biasa oleh tentara," kata
Dmytrashkivskiy, "Atau mungkin terkait dengan perundingan Rusia-Amerika Serikat."
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Paris pada Minggu untuk melakukan pembicaraan, yang tidak menghasilkan terobosan atas kemelut itu, tapi berakhir dengan kesepakatan kedua pihak segera melanjutkan perundingan lagi.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Senin mengunjungi Krimea sebagai pemimpin pertama Rusia melakukan perjalanan ke wilayah Laut Hitam itu setelah lepas dari Ukraina.
"Saya di Simferopol. Pada hari ini, pemerintah akan membahas perkembangan Krimea," kata Medvedev di Twitter.
No comments:
Post a Comment