!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, May 28, 2014

Indonesia akan verifikasi batas wilayah. terkait pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia

TNI masih berjaga di daerah perbatasan dengan Malaysia.
Indonesia akan verifikasi batas wilayah. terkait pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia

Indonesia akan melaksanakan verifikasi batas wilayah dengan Malaysia, terkait pembangunan mercusuar Malaysia di wilayah sengketa Tanjung Datuk, Kalimantan Barat.

Kesepakatan itu adalah salah satu hasil pertemuan antara perwakilan kedua negara yang dilaksanakan awal pekan ini di Jakarta terkait pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah sengketa Tanjung Datuk di Kalimantan Barat.

"Kita sudah tahu batas wilayah kita di titik tertentu di Tanjung Datuk dan Malaysia menganggap itu wilayah mereka dan jadilah wilayah dispute, wilayah abu-abu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia.

Pelaksanaan verifikasi wilayah akan dilakukan bulan depan.
"Itu lah yang akan dilihat berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku selama ini dan kita lihat peta Inggris dan Belanda tahun 1891 dimana batas wilayah itu," kata Fuad lagi.

Selain verifikasi wilayah, hasil pertemuan juga menyatakan bahwa Malaysia harus menghentikan semua pembangunan di daerah yang dimaksud
Jangan ada ketegangan

Kasus ini berawal dari laporan resmi TNI Angkatan Laut kepada Kementerian Luar Negeri mengenai adanya kegiatan pembangunan tiang pancang rambu suar oleh Malaysia.

Kedua negara juga setuju menjaga jangan sampai ada ketegangan baru.
"Akan ada pembicaraan lebih lanjut mengenai tapal batas yang akan diselesaikan sebaik mungkin secara bilateral," kata Fuad Basya lagi.

Kementerian Luar Negeri dalam keterangan tertulis mengatakan bahwa hasil koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait mengindikasikan bahwa lokasi pembangunan tiang pancang suar tersebut berada di dalam garis landas kontinen Indonesia berdasarkan perjanjian RI-Malaysia tahun 1969.

Indonesia "lamban soal isu perbatasan" dengan Malaysia

Pengamat menilai tindakan marinir Malaysia yang membangun mercusuar di daerah sengketa Tanjung Datuk merupakan tindakan yang kurang terhormat.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Pertahanan Bantarto Bandoro mengatakan insiden ini "merupakan indikasi bahwa mereka (Malaysia) tidak akan mengorbankan kedaulatan mereka."

"Jadi ini sebuah tindakan yang menurut saya tidak terlalu terhormat. Dan Indonesia tentu harus protes sampai ada kepastian soal status Tanjung Datuk itu," katanya.

Seperti diketahui, marinir Malaysia diketahui tengah membangun fondasi mercusuar Klik di daerah Tanjung Datuk, kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jendral Fuad Basya.

"Kejadian itu berada di wilayah abu-abu, yang seharusnya wilayah itu steril, status quo," kata Fuad.
"Lamban"

TNI mengatakan sudah mengirim laporan kepada Kementrian Luar Negeri agar masalah ini bisa ditindaklanjuti.

Sementara itu, sejumlah personil TNI dilaporkan masih berjaga-jaga di perbatasan Indonesia (sekitar Tanjung Datuk) untuk mengantisipasi adanya pelanggaran lain.

Namun Bantarto menilai hingga saat ini Indonesia cenderung lamban dalam merespon sengketa perbatasan.

"Kalau kita lihat statistiknya banyak sekali entah itu Ambalat, Sipadan Ligitan, sampai Tanjung Datuk."

"Indonesia kurang alert, inilah yang membuat Malaysia merasa bahwa mereka bisa berbuat apa saja, katena toh tidak ada tindakan-tindakan kongkrit," sambung Bantarto. BBC

No comments:

Post a Comment