Menhan AS Ragukan Janji Rusia pada Ukraina
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel hari Rabu (26/3) meragukan bahwa pasukan Rusia tidak berniat menyebrangi perbatasan Ukraina., Kongres AS Diperkirakan Setujui Sanksi atas Rusia
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel mengatakan Rusia terus mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina meskipun baru-baru ini memastikan bahwa mereka tidak berniat menyebrangi perbatasan Ukraina.
Chuck Hagel mengatakan fakta di lapangan tampaknya bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu kepadanya dalam pertemuan pekan lalu.
Chuck Hagel menyampaikan komentarnya hari Rabu dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond yang terutama difokuskan pada Ukraina. Hammond mengatakan Shoigu mungkin hanya memiliki sedikit wewenang terkait tindakan Rusia di Ukraina.
Philip Hammond menyebut aneksasi Rusia terhadap Krimea “tidak dapat diterima”. Ia juga mengingatkan bahwa agresi Rusia selanjutnya akan memicu konsekuensi lebih jauh.
Amerika telah memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Rusia. Para pemimpin Amerika, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Jepang hari Senin mengatakan telah membekukan partisipasi Rusia di G-8 hingga Rusia “mengubah pandangannya”.
Komandan NATO Anders Fogh Rasmussen hari Rabu mengatakan ia mendukung Amerika dalam menyerukan langkah-langkah tambahan terhadap Rusia, termasuk pembaruan rencana pertahanan, “peningkatan latihandan penempatan pasukan yang diperlukan”. Rasmussen menyampaikan pernyataan secara tertulis setelah pertemuannya dengan Presiden Amerika Barack Obama.
Kemungkinan semakin besar bahwa Kongres Amerika akan menyetujui paket bantuan untuk Ukraina dan mengenakan sanksi-sanksi atas Rusia.
Sebuah rancangan siap diajukan ke Presiden Barack Obama untuk ditandatangani akhir pekan ini. Kongres Amerika dipenuhi harapan bipartisan dalam menanggapi pencaplokan Krimea oleh Rusia.
Robert Menendez dari Partai Demokrat, Ketua Komisi Hubungan LN Senat AS mengatakan, “Dunia sedang mengamati. Dan negara adi daya tidak bisa dianggap tidak mampu menghadapi tantangan Rusia”.
Namun penyusunan rumusan undang-undang yang tepat untuk membantu Ukraina dan menghukum Rusia macet karena perselisihan antara kedua partai minggu ini. Sebagian anggota partai Republik keberatan pada sebuah ketetapan dalam rancangan itu, yang akan menyalurkan bantuan Amerika untuk Ukraina lewat Dana Moneter Internasional. Kelompok Demokrat dan pemerintahan Obama mengatakan hal itu berguna bagi Ukraina dan sistem keuangan dunia. Anggota Partai Republik yang skeptis mengatakan, cara itu akan membebani para pembayar pajak Amerika.
Sementara perdebatan dalam Senat terus berlangsung, DPR yang dikuasai oleh Partai Republik memberi isyarat, peraturan itu tidak akan disetujui DPR. Anggota Senat dari Partai Demokrat, Selasa petang mengaku kalah dan mencabut rencana bantuan lewat IMF itu.
Senator Menendez mengatakan kepada rekan-rekannya dari partai Republik:
“Kalian menang hari ini. Tapi saya harap kalian akan menyetujui pasal-pasal lain dalam rancangan UU itu, yang menyediakan satu milyar dolar jaminan pinjaman kepada Ukraina, memberikan sanksi-sanksi terhadap Rusia dan lainnya yang menggerogoti pemerintah Ukraina sebelumnya,” ujarnya.
Partai Republik yang keberatan pada pasal yang melibatkan IMF itu menyambutnya dengan gembira. Senat diharapkan akan menyetujui rancangan itu Kamis pagi.
Di bagian lain Gedung Kongres, Ketua DPR, John Boehner menjanjikan langkah cepat. “Kami sedang dalam pembicaraan dengan Senat dalam hal bagaimana menjernihkan hal ini. Tujuan kami bekerja sama dan menyelesaikan rancangan ini secepat mungkin,” katanya.
Boehner mengatakan, ia menginginkan Kongres memberi Presiden Obama “posisi sekuat mungkin” untuk menangani krisis Ukraina.
Apakah DPR akan menyetujui rancangan Senat itu, atau menyetujui rancangan versinya sendiri, yang nantinya akan kembali diajukan kepada Senat, masih harus dilihat. DPR dan Senat harus menyetujui kedua versi rancangan itu supaya bisa ditanda-tangani presiden menjadi undang-undang.VOA
No comments:
Post a Comment