.
Polusi Udara Bunuh 7 Juta Manusia, Termasuk di Jakarta
Polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang sedunia tiap tahun, demikian data terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lembaga berpayung Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menyatakan risiko kesehatan sudah mencapai level kritis, khususnya di Asia.
Lebih dari 40% kematian yang dipicu kualitas udara rendah terjadi di Pasifik Barat. Di kawasan itu, polusi udara sebagian besar diakibatkan emisi kendaraan bermotor serta pabrik. Polusi udara pun menjadi sumber kecemasan terbesar dalam kesehatan lingkungan.
Laporan yang dirilis WHO pada Selasa memperlihatkan pertalian kuat antara udara kualitas rendah dan datangnya penyakit, seperti sakit jantung, kanker paru-paru, gangguan pernapasan akut, serta stroke.
.
Tak hanya itu, laporan juga mengungkap dampak polusi udara yang paling parah terjadi di negara miskin dan berkembang.
Sebanyak 172 dari setiap 100.000 orang yang tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah diketahui meninggal akibat polusi udara. Jumlahnya lima kali lebih tinggi ketimbang tingkat kematian akibat polusi udara di negara berpendapatan besar.
Kawasan Pasifik Barat, termasuk Australia, Cina, Jepang, dan negara-negara Asia Tenggara, menyumbang sekitar seperempat populasi dunia. Meski demikian, kawasan itu mencatatkan 41% kematian akibat polusi udara sepanjang 2012 atau 2,88 juta orang, kata WHO.
Sumber utama populasi udara luar ruang dari emisi dari kendaraan bermotor serta industri. Sedangkan sumber polusi udara dalam ruang dari kompor gas serta asap pasif rokok dan produk tembakau lainnya.
“Krisis polusi udara terjadi tidak hanya semalam, begitu juga solusinya,” papar Dr. Shin Young-soo, direktur regional WHO untuk Pasifik Barat pada Selasa.
“Pada umumnya, kesehatan lingkungan adalah persoalan yang kompleks. Masalah ini berkaitan dengan urbanisasi, perkembangan ekonomi, dan faktor-faktor lain. Namun, krisis ini tak bisa lagi diabaikan,” paparnya.
Menurut Shin, data terbaru mendesak semua orang untuk memperkuat kualitas udara. Lewat cara itu, kehidupan dan kesehatan masyarakat akan terjaga.
Dr. Nasir Hassan, kepala tim kesehatan lingkungan di kantor WHO kawasan Pasifik Barat di Manila, mengatakan banyak negara sudah melakukan langkah-langkah tertentu guna mengatasi polusi udara. Cina, misalnya, menyatakan “perang melawan polusi udara.” Cina berjanji akan mengatasi persoalan terkait polusi udara.
Tetap saja, Shin mendesak lembaga kesehatan di semua negara untuk bekerja sama dengan pejabat lingkungan dan sektor lain. Dengan begitu, mereka dapat mengubah data yang ada menjadi peraturan konkret, yang diimplementasikan secara serius.WSJ
No comments:
Post a Comment