!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, March 26, 2014

Sesudah jerapah, Bonbin Denmark bunuh keluarga singa

Sesudah jerapah, Bonbin Denmark bunuh keluarga singa

Kebun Binatang di Denmark yang sebelumnya dikecam karena membunuh seekor jerapah, kini membantai satu keluarga singa.
Kebun binatang di Kopenhagen itu mengatakan "harus membunuh" dua ekor anak singa dan dua induknya setelah gagal mencari tempat untuk mereka.
.
Majalah lain, Lingkungan, Eropa tengah dan timur
Singa jantan yang berusia 16 tahun dan betina berusia 14 tahun itu sudah dianggap terlalu tua.

Pihak kebun binatang akan mendatangkan singa jantan baru dalam beberapa hari ke depan menggantikan singa jantan yang lama.

"Kebun binatang harus membunuh dua singa tua dan dua singa muda yang belum cukup mandiri untuk mengurus diri mereka sendiri," kata pihak kebun binatang dalam sebuah pernyataan.
Menurut penjaga kebun binatang, singa jantan tua nantinya "akan dibunuh oleh singa jantan baru segera setelah ia mendapat kesempatan."

Pihak kebun binatang mengaku sudah meminta kebun-kebun bintang lainnya untuk mengambil dua anak singa yang berumur 10 bulan, tapi tidak ada satupun yang mau menerimanya.
Singa jantan yang baru ini akan diperkenalkan kepada dua ekor singa betina yang lahir pada tahun 2012, yang telah mencapai usia berkembang biak.

Bulan lalu, manajer kebun binatang ini menerima ancaman mati setelah Klik membunuh jerapah sehat berusia dua tahun bernama Marius dan kemudian memotong-motongnya di depan pengunjung.

Daging Marius kemudian dijadikan makanan singa.
Kebun binatang itu mengatakan bahwa hewan tersebut tidak cocok dengan program perkembangbiakan dalam sebuh taman nasional tapi langkah itu mengejutkan para pecinta hewan di seluruh dunia.

Meskipun terjadi protes atas kematian binatang-binatang tersebut, pihak pengelola kebun binatang mengatakan bahwa mereka tidak perlu untuk mengubah prosedur mereka.

Juru bicara kebun binatang itu mengatakan tidak akan ada pembedahan singa di depan umum karena "tidak semua hewan kami bedah di depan umum".BBC

No comments:

Post a Comment