Putin |
Stasiun Ruang Angkasa Rusia |
Rusia mengumumkan tidak akan mengizinkan Amerika Serikat menggunakan motor roket buatan Rusia untuk kepentingan peluncuran militer ke ruang angkasa.
Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Dmitri Rogozin, Selasa (13/05).
Rogozin mengatakan larangan diterapkan sebagai tanggapan atas pemberlakukan Klik sejumlah sanksi baru Amerika Serikat terhadap Moskow terkait dengan krisis di Ukraina.
"Sekarang, tanpa jaminan bahwa mesin-mesin kami digunakan hanya untuk kepentingan sipil, kami tidak akan lagi mengirim mesin-mesin ke Amerika Serikat. Kami juga tidak akan melakukan pemeliharaan mesin-mesin yang sudah dikirim ke Amerika," kata Dmitri Rogozin.
Rogozin mengatakan Moskow tidak akan memperpanjang penggunaan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) setelah tahun 2020. Hal itu bertentangan dengan permintaan yang diajukan oleh Klik Amerika Serikat.
"Kami menerima permintaan dari kawan-kawan Amerika tentang adanya keinginan untuk memperpanjang penggunaan Stasiun Ruang Angkasa Internasional sampai 2024."
Namun, lanjutnya, pihak-pihak lain telah menawarkan proyek-proyek strategis baru dengan tujuan mengembangkan lebih lanjut program angkasa luar Klik Rusia setelah 2020.
ISS yang dioperasikan oleh Amerika Serikat, Rusia dan sejumlah negara lain, berada di orbit sejak 1998.
Selain Amerika Serikat, Uni Eropa juga sudah menjatuhkan sanksi atas 15 individu Rusia terkait dengan krisis Ukraina.
AS tingkatkan sanksi atas Rusia
Amerika Serikat meningkatkan sanksi atas Rusia sebagai reaksi atas apa yang dikatakan sebagai intervensi ilegal negara itu ke Ukraina.
Amerika menuduh Moskow gagal menegakkan persetujuan internasional yang ditujukan untuk mengatasi krisis.
Sanksi tersebut ditujukan bagi tujuh individu dan 17 perusahaan Rusia yang terkait dengan Presiden Vladimir Putin, termasuk Igor Sechin, kepala perusahaan minyak utama Rusia, Rosneft.
Rusia mengatakan merasa muak dan akan mengambil sejumlah langkah yang akan memberikan dampak menyakitkan bagi Washington.
Pengumuman sanksi dikeluarkan setelah Hennadiy Kernes, walikota Kharkiv, kota di Ukraina timur, ditembak dan dalam kondisi kritis.
Kernes harus dioperasi di dada dan perutnya namun masih dalam kondisi kritis, kata para pejabat di kantor walikota.
Kernes dulu adalah pendukung mantan presiden pro-Moskow Viktor Yanukovych.
Ia kemudian beralih mendukung Ukraina bersatu.
Kelompok separatis pro-Rusia menguasai gedung pemerintah di Kostyantynivka, kota di kawasan timur, Donetsk.
Di Donetsk sendiri, aktivis pro-Rusia dengan pemukul dan rantai menyerang unjuk rasa pro-Ukraina, menurut sejumlah laporan dan para saksi mata dan mengakibatkan sejumlah orang terluka.BBC
No comments:
Post a Comment