!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, August 6, 2013

Menyekutukan Allah (Syirik), tidak percaya adanya Allah SWT (Atheis) penyebab kerusakan di bumi.



Menyekutukan Allah (Syirik), tidak percaya adanya Allah SWT (Atheis) penyebab kerusakan di  bumi.

Ketika manusia pertama diciptakan Allah SWT yaitu Nabi Adam, para Malaikat memprotes pada Allah kenapa Allah mencsu iptakan Manusia, yang akan memiliki sifat dan saling bunuh bunuhan satu sama lain, padahal Malaykat yang telah lebih dahulu hanya bertasb dan memuji Allah SWT.

Pada waktu itu Syaitan yang lebih dulu diciptakan juga tidak mau ''menghormati'' Adam dan menolak perintah Allah sehinngga dihukum Allah dengan mengeluarkan Syaitan dari Sorga.

Syaitan memohon pada Allah SWT agar bisa diberi umur panjang sampai hari Kiamat agar bisa menngoda Manusia agarbisa menemani para syaitan itu di neraka kelak.

Namun, Allah yang Maha Pengasih dan maha penerima taubat manusia memberi resep agar Manusia (anak cucu Adam) terhindar dari Siksa di neraka,yaitu kita mengitu petunjuk Allah SWT yaitu kita suci Al-Quran dan Al-Hikmah (Hadist) Nabi Muhammad SAW.

Kalau kita mengikuti petunjuk ini kita akan selamat dan berbahagia baik di dunia maupun di akherat.

Saling bunuh-bunuhan.

 Kelompok oposisi Suriah (SNC)  kembali menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia. SNC tulis AP pada Selasa (6/8/2013) akan memasukkan laporannya ke dalam bahan badan PBB.

SNC yang menjadi payung organisasi oposisi Suriah di luar negeri itu juga menuduh rezim Presiden Bashar-al Assad berada di belakang pembunuhan selama Ramadhan.


Adalah Anggota Senior SNC Louay Safi di Istanbul, Turki, yang mengatakan kalau selama sebulan ini ada 1700 korban tewas pada 20 serangan bersenjata di berbagai tempat. "Serangan mematikan itu menargetkan warga sipil yang tengah bersembahyang malam di Homs,"katanya.

SNC, kata Safi kembali meminta agar komunitas internasional mengambil tindakan segera untuk melindungi warga sipil. "Kami juga minta agar pihak yang bertanggung jawab terhadap pembunuhan massal itu, termasuk Assad, diseret ke Pengadilan Kriminal Internasional,"demikian Louay Safi.

Peperangan dan konflik antara kaum muslimin sunni dengan kaum Syi'ah Nushairiyyah Rejim Bashar Al-Assad yang berlaku di Syria sekarang ini memang takkan pernah ada kata berhenti untuk dibincangkan dan menjadi perhatian umum dunia antarabangsa khususnya Dunia Islam.

Ahad pagi 12/8/2012 di masjid At-Takhim, Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) cawangan Yogyakarta mengadakan kajian "Tinjauan Kritis Konflik Syria" sekaligus penggalangan dana yang akan diperuntukkan bagi kaum muslimin sunni Syria yang saat ini mengalami penindasan, penangkapan beramai-ramai, pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh Rejim Bashar Al-Assad yang menganut mazhab Syiah Nushairiyyah.

Sedangkan diadakannya kajian tersebut tidak lain adalah sebagai peringatan bagi kaum muslimin akan kekejaman dan penindasan yang dilakukan oleh rejim Syiah Alawiyah pimpinan Bashar Assad. Hal ini dinilai penting kerana sebahagian besar kaum muslimin masih memandang acuh tak acuh terhadap konflik atau "Revolusi" yang berlaku di Syria sebagai sebahagian daripada urusan dalam negeri Syria.

Sebenarnya apa yang berlaku di negeri Syria yang sekarang ini diperintah oleh rejim Syiah Alawiyah sudah berlaku sejak 40 tahun yang lalu. Dan hal tersebut merupakan Dendam Ideologi dari kelompok atau perikatan Syi'ah kepada kaum Muslimin Sunni.

Kajian dan penggalangan dana yang diisi oleh Ustadz Fahrrurozi Pengamal Da'wah dari  Yogyakarta   ini di sambut dengan begitu bersemangat dan baik sekali oleh kaum muslimin khususnya yang ada di Jogja. Hal ini terbukti dengan banyaknya kaum muslimin yang datang dalam kajian ini untuk mengetahui keadaan saudara sesama muslim yang tertindas di Syria. Menurut Kru FAI, lebih dari 300an jemaah ikhwan mahupun akhwat penuhkan kawasan di mana kajian berlangusng.

Negera yang banyak melahirkan banyak ulama Islam itu, sehingga kini telah "melahirkan" belasan ribu Syuhada 'pejuang yang syahid disebabkan tujuan mereka semata-mata hanya untuk menegakkan syari'at islam di bumi Syam yang diberkati tersebut.

Tercatat hingga Mei 2012, sekitar 12,000 muslim sunni telah terbunuh dan insya Allah syahid. Puluhan ribu lainya cerdera dan menderita di penjara-penjara rejim Bashar Assad, ribuan Muslimah diperkosa, anak-anak kecil yang tidak berdosa-pun tak lepas dari lindasan buldoser dan peluru serta meriam para jagal Syiah Nushairiyyah.

Dalam kajian ini Ustadz Fahrurozi sebagai penceramah mengatakan bahawa Syria, negeria yang menderita tersebut adalah salah satu negera yang diagungkan dalam islam, maka sudah sewajarnya jika kaum muslimin seluruh dunia menaruh perhatian padanya.

"Syria, negera yang menderita tersebut merupakan salah satu tempat yang diagungkan dalam Islam. Banyak Ulama yang menulis keutamaan Syria (Syam-red), terutama ibukotanya Damaskus. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Jika penduduk Syam telah rosak, maka tiada kebaikan lagi di antara kamu". (HR.Ahmad) ", kata beliau.

Beliau-pun meneruskan, bahawasanya Rasulullah saw sendiri langsung menyebut bandar Damsyik sebagai benteng umat Islam pada perang akhir zaman kelak.

"Harus difahami oleh kaum Msulimin bahawa Damsyik yang masuk wilayah Syria merupakan tempat berlakunya Al-Malhamah Al-Kubra dan tempat terbaik bagi kaum muslimin pada saat itu. Rasulullah saw bersabda, "Di hari perang semesta (Al-Malhamah Al-Kubra atau Armagedon), benteng kaum muslimin di sebuah tempat yang bernama Ghuthoh, di Ghuthoh itu terdapat sebuah tempat yang disebut Damaskus. Disitulah sebaik-baiknya tempat bagi kaum muslimin pada hari itu. (HR.Abu Dawud) ", tegasnya.

Pada kajian tersebut juga diberikan maklumat terkini dari Syria, bahawa pada hari Ahad 12 Ogos 2012 pukul 03.00 wib sebanyak 179 kaum Msulimin sunni sudah terbunuh kembali dan Insya Allah Syahid dan maklumat di dapat dari NGO Hilal Ahmar yang sekarang berpusat di Turki.

Rata-rata kaum muslimin sunni yang terbunuh di Syria sebanyak 150 hingga 200 jiwa per harinya. Dalam penutup kajian tersebut Ustadz Fahrurozi berpesan bahawa penyelesaian terbaik dan satu-satunya penyelesaian dari konflik dan penindasan yang dialami oleh kaum muslimin di Syria serta kaum muslimin yang lain di pelbagai belahan dunia adalah Jihad.

Kerana dengan berJihadnya seluruh kaum muslimin, sesungguhnya boleh menjadi penyatu dari bersatunya pelbagai kaum muslimin yang ada di dunia, yang sebelumnya tidak tahu dan tidak mengenal akan menjadi kenal antara satu dengan yang lain sehingga terjalinlah ukhuwah islamiyyah yang hakiki sesama muslim. Sesuai dengan firman Allah swt,

"Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka. dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenankanNya kepada mereka. "(Surah Muhammad 47: 5-6)", jelasnya.

 peristiwa yang sangat memilukan terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa melayang dalam sekejab di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak di temukan dan ribuan pula mayat yang di kuburkan secara masal.

Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E  kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh,  Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan bumi, yaitu sekitar 500-600 detik (sekitar 10 menit). Beberapa pakar gempa mengatakan menganalogikan kekuatan gempa ini, mampu membuat seluruh bola Bumi bergetar dengan amplitude getaran diatas 1 cm. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga memicu beberapa gempa bumi diberbagai tempat didunia.



Sebanyak 18 orang tewas, sedikitnya 500 rumah rusak, dan ribuan rumah terendam air, serta ratusan kendaraan hanyut terseret air bah, ketika banjir bandang menerjang Kota Ambon, Rabu, 1 Agustus 2012. Banjir ini terjadi setelah hujan mendera selama empat hari terakhir.

“Hingga hari ini tercatat 18 orang meninggal akibat banjir,” kata juru bicara Kepolisian Daerah Maluku, Ajun Komisaris Besar Johannes Huwae, kepada Tempo, Kamis, 2 Agustus 2012. Pantauan Tempo di berbagai tempat terlihat aparat TNI dan Polri dibantu pegawai instansi terkait membersihkan tempat yang dilanda banjir dengan menggunakan alat berat.

Kawasan terparah yang diterjang banjir bandang, seperti perkampungan Desa Batu Merah, kawasan Air Besar dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, asrama militer Batu Merah, Kelurahan Amantelu, Kadewatan, Batu Gajah, Batu Meja, Ponegoro, Waihaeng, Silale, Soabali, Pohon Pule, Air Matacina, Parigilima, dan Jalan Baru Ambon.

Perkampungan tersebut berada di bantaran sungai. Setidaknya, ada empat sungai membelah Kota Ambon. Hujan empat hari diperparah dengan kondisi air pasang. Akibatnya, ketinggian air mencapai 1,5 hingga 2 meter, khususnya di Kampus IAIN Ambon. Padahal kampus ini tergolong berada di ketinggian.

Beberapa rumah kos di kawasan tersebut juga rusak. “Orang kayak siram air saja kemarin. Sementara duduk-duduk, tiba-tiba air meluap,” ujar Sekretaris RW 17 Desa Batu Merah, Rahmat Hidayat Prawira. Akibatnya, sebagian besar mahasiswa IAIN Ambon yang menghuni kawasan tersebut tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka. Di kawasan ini, tercatat 217 rumah yang rusak akibat diterjang banjir bandang. “Banjir terparah yang pernah terjadi di Ambon selama ini,” tutur Anto, warga Air Besar, Desa Batu Merah.

Tak hanya banjir, tanah longsor juga melanda sebagian Kota Ambon. Sedikitnya ada belasan titik tanah longsor di wilayah pegunungan Kota Ambon, seperti di Jalan Tanjakan 2000, kawasan Batu Meja, dan sebagainya.

Sementara, menurut Yusry A.K. Mahedar, tokoh masyarakat Batu Merah Dalam, terlihat puluhan kendaraan roda dua hanyut terbawa derasnya Sungai Wai Batu Merah. “Beta pung motor balong dapa sampe sakarang (motor saya belum ditemukan hingga sekarang),” ujar Buce, salah seorang tukang ojek yang tinggal di Batu Merah Dalam.

Akibat banjir tersebut, sekitar 2.000 warga Kota Ambon mengungsi ke beberapa tempat ibadah dan rumah kerabat yang tidak terkena banjir.

Wakil Gubernur Maluku Said Assegaf, yang meninjau sejumlah wilayah yang terkena banjir, menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku segera memberikan bantuan. "Bantuan yang paling utama berupa makanan dan pakaian,” ujar Said. Dia bersama beberapa pejabat setempat meninjau lokasi-lokasi yang terkena banjir.



Penyebab Penipisan Lapisan Ozon

. Penyebab penipisan lapisan ozon adalah meningkatnya aktifitas manusia. Penipisan lapisan Ozon adalah jenis kerusakan ozon yang dihadapi atmosfer Bumi saat ini. Ozon adalah gas yang membentuk lapisan di  sekitar atmosfer Bumi dan terletak kira-kira 10-50 Km di atas permukaan Bumi. Konsentrasi lapisan ozon terdapat di bagian atas stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi untuk menyerap radiasi ultraviolet dari Matahari yang berbahaya bagi kehidupan di Bumi. Radiasi ultraviolet inilah yang dapat merusak kulit dan dapat menyebabkan kanker (cancer).

Warna biru menandakan kerusakan lapisan Ozon
Molekul lapisan ozon terdiri atas tiga atom oksigen, O3 yang mudah terurai menjadi O2 ditambah atom O yang sangat reaktif. Ozon pekat berwarna biru pucat, mencair pada suhu -111,9 derajat celcius dan membeku pada suhu -193 derat celcius. Lapisan ozon pada bagian bawah atmosfer Bumi justru merugikan karena bereaksi dengan hidrokarbon sisa yang keluar dari knalpot kendaraan dan membentuk asap kabut. Ozon ini terbentuk dari oksigen dengan melibatkan oksida nitrogen. Pembentukan asap kabut itu juga melibatkan cahaya matahari.

Penyebab penipisan lapisan ozon yang paling umum adalah klorofluorokarbon (CFC), yaitu sejenis zat kimia yang banyak dipakai oleh manusia dalam kaleng aerosol, sebagai pendingin (refrigeran) pada lemari es, pelarut, dan gas dorong (Propelan). CFC sangat tidak reaktif, tidak larut dalam air, dan tetap dalam bentuk gas dan berada dalam atmosfer. CFC terus terkumpul dalam jumlah yang semakin besar dan melayang ke atas sampai ke stratosfer. Oleh sinar ultraviolet, CFC diuraikan dan menghasilkan atom klor, yang selanjutnya bereaksi dengan ozon dan melepaskan atom oksigennya yang labil. Satu atom klor dapat menyebabkan hancurnya ribuan molekul ozon, dan selanjutnya menjadi penyebab penipisan lapisan ozon.

 Hujan lebat sejak akhir pekan lalu menyebabkan banjir besar dan longsor di berbagai wilayah China. Dilaporkan sedikitnya 39 orang tewas dalam bencana tersebut.

Diberitakan Asiaone, Selasa 2 Juli 2013, sebanyak 13 orang masih hilang di sembilan wilayah yang terdampak bencana. Termasuk di antaranya adalah sebelah barat daya provinsi Sichuan dan Mongolia Dalam di utara, berdasarkan laporan Kementerian Urusan Sipil China.

Pusat Meteorologi Nasional China memperingatkan hujan badai akan menghantam kantung-kantung air Sichuan di wilayah utara hingga timur laut China, sepanjang sungai Kuning dan Huaihe dan sebagian wilayah bagian barat pada Senin dan Selasa.

Rumbia, badai tropis keenam di China tahun ini, juga tengah menuju provinsi pesisir Guangdong dan Hainan di selatan.

Rumbia sebelumnya menyebabkan hujan lebat dan angin kencang yang mengganggu pelaksanaan peringatan pro-demokrasi tahunan di Hong Kong kemarin. Sabtu lalu, empat anak tenggelam saat badai melewati Filipina.

China jadi sasaran hujan badai terutama pada musim semi dan panas. Tahun lalu, 673 orang tewas dan 159 lainnya hilang pada banjir di seluruh China.

Pada 68 tahun lalu, penduduk Jepang di Kota Hiroshima dan sekitarnya menjadi korban tragedi ledakan bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat. Ledakan dahsyat yang memusnahkan hampir seluruh kota itu menjadi senjata pamungkas AS untuk mengakhiri Perang Dunia Kedua.

Menurut stasiun berita BBC, misi bom atom itu berdasarkan instruksi langsung dari Presiden AS, Harry S. Truman. Mengumumkannya di atas kapal perang USS Augusta, yang berada di Laut Atlantik, Truman mengatakan, bom atom itu berkekuatan 2.000 kali lebih dahsyat dari bom terbesar yang pernah ada pada saat itu.

Mulanya, yang menjadi sasaran misi bom atom AS adalah Jerman. Namun, berhubung Jerman sudah menyerah pada awal Mei 1945 --yang sekaligus mengakhiri Perang Dunia Kedua di Eropa--, maka sasaran dialihkan ke Jepang.

Hiroshima menjadi target pertama, karena dianggap sebagai salah satu pusat logistik bagi pasukan Jepang, yang gigih berperang di Asia Pasifik. Bom atom itu mencerminkan sikap AS, yang ingin segera mengakhiri Perang Dunia Kedua di kawasan itu.

Maka, pada 6 Agustus 1945, AS mengerahkan pesawat pengebom jarak jauh B-29 Superfortress untuk menjatuhkan bom di Hiroshima. Menurut perhitungan AS, senjata pemusnah massal itu meledak pada pukul 8.15 waktu setempat.

Berkekuatan setara hingga 15.000 TNT, diameter daya hancur bom itu hingga seluas 13 kilometer persegi. Lebih dari 60 persen bangunan yang ada di Hiroshima langsung rata dengan tanah.

Menurut data pemerintah Jepang, tragedi itu menewaskan sedikitnya 118.661 jiwa. Namun, angka itu bertambah menjadi 140.000 jiwa, baik karena terkena ledakan langsung bom atom maupun radiasi yang ditimbulkan. Kalaupun ada yang selamat, banyak warga di kota yang berpenduduk 350.000 jiwa itu menderita sakit jangka panjang maupun cacat seumur hidup.

Belum ada sikap dari Jepang, tiga hari kemudian AS menjatuhkan lagi bom atom. Kali ini di Kota Nagasaki. Bom ini menewaskan hampir 74.000 jiwa.

Dua kali dijatuhi bom atom dan setelah muncul pernyataan perang dari Uni Soviet, Kekaisaran Jepang pada 15 Agustus 1945 akhirnya menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pimpinan AS.

Puluhan ribu warga Jepang berkumpul di taman peringatan perdamaian di Hiroshima pada Selasa (6/8) untuk menandai peringatan 68 tahun bom atom Amerika Serikat.

Korban selamat yang sudah menua, kerabat, pejabat pemerintah dan delegasi asing ikut mengheningkan cipta pada pukul 8.15 waktu setempat saat ledakan mengubah kota Hiroshima menjadi neraka nuklir.

Pesawat pembom Amerika B-29 bernama Enola Gay menjatuhkan bom atom pada 6 Agustus 1945, yang mengakhiri Perang Dunia II. Bom nuklir itu menewaskan sekitar 140.000 pada Desember tahun itu. Tiga hari kemudian, kota pelabuhan Nagasaki juga dibom.

Pihak sekutu telah lama meyakini bahwa serangan kembar bom nuklir telah mengakhiri dengan cepat perang setelah menyerahnya Jepang. Bom itu mencegah jutaan korban lebih dari invasi lahan yang direncanakan pada akhir tahun. Selasa (6/8), para pejabat Jepang akan meluncurkan kapal angkatan laut terbesar milik

Pasukan Pertahanan Diri  Jepang. Namun hal itu memicu kekhawatiran negara tetangga Tiongkok dan Korea Selatan. Sebaliknya, Tokyo bersikeras kegiatan itu merupakan bagian dari upacara perdamaian tahunan.

Di antara hadirin yang datang pada peringatan Hiroshima tahun lalu adalah Clifton Truman Daniel, cucu dari mantan presiden AS Harry Truman, yang memerintahkan pemboman. Dia adalah keturunan Truman pertama yang menghadiri peringatan tahunan di Jepang.

Banyak korban bom atom, yang dikenal dengan sebutan "hibakusha", menentang penggunaan tenaga nuklir pada militer dan sipil. Hal itu merajuk pada puluhan ribu korban yang tewas seketika dalam ledakan Hiroshima dan banyak lagi korban jiwa yang kemudian meninggal dari penyakit radiasi dan kanker terkait serangan nuklir tersebut.

Sentimen anti-nuklir kembali merebak di Jepang setelah gempa tsunami memicu bocornya di PLTN Fukushima Daiichi pada dua tahun lalu. Kebocoran itu memicu radiasi radiasi dan menyebar di wilayah yang luas dan memaksa ribuan orang untuk meninggalkan rumah mereka dalam bencana atom terburuk dalam satu generasi.









Berbuat Kerusakan Di Muka Bumi


Oleh
Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA



Kebanyakan manusia yang hidup di zaman sekarang ini, hanya menjadikan perkara-perkara lahir yang kasat mata sebagai barometer dalam menilai berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Ini merupakan efek dari dominasi hawa nafsu dan cinta dunia dalam diri mereka.

Mereka tidak tergerak untuk memahami hakekat semua kejadian tersebut, karena mereka tidak memiliki keyakinan yang kokoh terhadap perkara-perkara gaib (yang tidak nampak) dan mereka melupakan kehidupan abadi di akhirat nanti.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai [ar-Rûm/30:7]

Sebagai contoh yang nyata, dalam memahami arti kerusakan di muka bumi yang sedang mencuat belakangan ini. Saat ini, banyak orang, tidak terkecuali kaum Muslimin, yang mengartikan kerusakan di muka bumi hanya sebatas pada hal-hal yang nampak, seperti bencana alam, kebakaran, pengerusakan hutan, penyakit menular yang mewabah, banjir bandang, pemanasan global dan lain sebagainya. Mereka melupakan kerusakan-kerusakan yang tidak kasat mata yang lebih parah efek buruknya. Padahal ini adalah kerusakan yang paling besar dan fatal akibatnya. Kerusakan inilah yang menjadi penyebab kerusakan-kerusakan yang di permukaan bumi.

ARTI KERUSAKAN DI BUMI YANG SEBENARNYA
Allâh Jalla Jalaluhu berfirman :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat)[1] manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [ar-Rûm/30:41]

Dalam ayat yang mulia ini, Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa penyebab utama semua kerusakan[2] yang terjadi di muka bumi dengan berbagai bentuknya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan manusia. Ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat adalah inti kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber utama kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi.

Imam Abul 'Aliyah ar-Riyâhi [3] mengatakan, "Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allâh di muka bumi berarti dia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena bumi dan langit itu baik dengan sebab ketaatan (kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala -pent)" [4]
.
Imam asy-Syaukâni rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan, “(Dalam ayat ini) Allâh menjelaskan bahwa perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta”[5]

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jallaberfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri [asy-Syûra/42:30]

Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini mengatakan, “Allâh Subhanahu wa Ta’ala memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia, (baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa yang mereka sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yang pernah mereka lakukan…”[6]
.
Tidak terkecuali dalam hal ini, musibah dan “kerusakan” yang terjadi dalam rumah tangga, seperti hubungan yang tidak harmonis antara suami dan istri, sering terjadi pertengkaran, penyebab utama semua ini adalah perbuatan maksiat yang dilakukan oleh sang suami atau istri.

Inilah makna yang terungkap dalam ucapan salah seorang ulama Salaf yang mengatakan, "Sungguh (ketika) aku bermaksiat kepada Allâh, maka aku melihat (pengaruh buruk) perbuatan maksiat tersebut pada tingkah laku istriku…"[7] .

Oleh sebab itu pula, Allâh Azza wa Jalla menamakan orang-orang munafik sebagai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, karena buruknya perbuatan maksiat yang mereka lakukan dalam menentang Allâh Azza wa Jalla dan Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allâh berfirman :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ

Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi !" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (Qs al-Baqarah/2:11-12).

Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Melakukan maksiat di muka bumi merupakan bentuk perusakan lantaran perbuatan tersebut menyebabkan rusaknya apa yang ada di muka bumi, seperti biji-bijian, buah-buahan, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, sehingga terjangkiti penyakit yang disebabkan perbuatan maksiat. (Penyebab lain perbuatan maksiat disebut dengan perusakan-red) adalah karena perbaikan (yang merupakan lawan dari pengerusakan-red) di muka bumi dilakukan dengan memakmurkan bumi dengan ketaatan dan keimanan kepada Allâh Azza wa Jalla . Inilah tujuan Allâh Azza wa Jalla menciptakan manusia dan menempatkan mereka di bumi, serta melimpahkan rezeki kepada mereka agar bisa menopang mereka dalam melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Jika mereka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketaatan kepada Allâh (maksiat) berarti mereka telah berusaha merusak dan menghancurkan tujuan utama penciptaan bumi”[8] .

Oleh karena itu, kematian para pelaku maksiat merupakan sebab utama penurunan angka kerusakan di muka bumi. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

(Kematian) seorang hamba yang fajir (banyak berbuat maksiat) akan menjadikan manusia, negeri, pepohonan dan binatang terlepas (terhindar dari kerusakan akibat perbuatan maksiatnya) [9]

SYIRIK DAN BID’AH SEBAB TERBESAR KERUSAKAN DI MUKA BUMI
Karena perbuatan syirik (menyekutukan Allâh Azza wa Jalla dalam beribadah) adalah dosa yang paling besar di sisi Allâh Azza wa Jalla , maka kerusakan yang ditimbulkan akibat perbuatan ini pun sangat besar, bahkan perbuatan inilah yang menjadi sebab utama kerusakan terbesar di muka bumi.

Imam Qatâdah [10] rahimahullah dan as-Suddi rahimahullah berkata: “Kerusakan (yang sesungguhnya) adalah perbuatan syirik. Inilah kerusakan yang paling besar”[11]
.
Demikian juga perbuatan bid’ah [12] . Semua seruan dakwah yang bertentangan dengan petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada hakekatnya merupakan sebab terjadinya kerusakan di muka bumi. Karena petunjuk dan kebenaran yang dibawa oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah satu-satunya aturan untuk memakmurkan dan mensejahterakan alam semesta. Sehingga semua seruan agama yang bertentangan dengan petunjuk beliau adalah sebab utama kerusakan di muka bumi.
Atas dasar itu, Imam Abu Bakar Ibnu 'Ayyâsy al Kûfi[13] ketika ditanya tentang makna firman Allâh Jalla Jalaluhu:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…[al-A'râf/7:56]

Beliau mengatakan, "Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad n kepada umat manusia, (ketika) mereka dalam keadaan rusak. Lalu Allâh Azza wa Jalla memperbaiki (keadaan) mereka dengan (petunjuk yang dibawa) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga orang yang mengajak (manusia) kepada selain petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti dia termasuk orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi"[14]

CARA MENGATASI DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN DI MUKA BUMI
Sebab utama kerusakan di muka bumi adalah perbuatan maksiat dengan segala bentuknya. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk memperbaiki kerusakan tersebut yaitu dengan bertaubat dengan benar (nasûh)[15] dan kembali ke jalan Allâh. Karena taubat nasûh akan menghilangkan semua dampak negatif perbuatan dosa yang pernah dilakuakan oleh seseorang.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ

Orang yang telah bertobat (dengan sungguh-sungguh) dari perbuatan dosa seperti orang yang tidak punya dosa (sama sekali) [16]

Inilah makna yang diisyaratkan dalam firman Allâh Azza wa Jalladi atas,

لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

…supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [ar Rûm/30:41].

Artinya, agar mereka bertaubat dari perbuatan-perbuatan (maksiat) yang menimbulkan kerusakan besar (dalam kehidupan mereka), sehingga kemudian keadaan mereka akan baik dan sejahtera [17]

Dalam hal ini, Sahabat yang mulia, Umar bin Khaththâb Radhiyallahu anhu pernah mengucapkan dalam doanya, “Ya Allâh, sesungguhnya tidak akan terjadi suatu malapetaka kecuali dengan (sebab) perbuatan dosa, dan tidak akan hilang malapetaka tersebut kecuali dengan taubat (yang sungguh-sungguh)…”[18] .

Jadi, kembali kepada petunjuk Allâh Azza wa Jalla dan Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cara mempelajari, memahami dan mengamalkannya adalah solusi untuk menghilangkan kerusakan di muka bumi dalam segala bentuknya, bahkan menggantikannya dengan kebaikan, kemaslahatan dan kesejahteraan. Karena memang agama Islam disyariatkan oleh Allâh Azza wa Jalla Dzat yang maha sempurna ilmu dan hikmah-Nya [19] untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup manusia. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasûl-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan)[20] hidup bagimu" [al-Anfâl/8:24].

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat hanya bisa diraih dengan memenuhi seruan Allâh dan Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Allâh dan Rasûl-Nya maka dia tidak akan merasakan (kebahagiaan-red) hidup, meskipun dia masih hidup sebagaimana binatang yang paling hina (sekalipun). Maka hidup bahagia yang hakiki adalah kehidupan orang yang memenuhi seruan Allâh dan Rasûl-Nya secara lahir maupun batin"[21] .

Dalam ayat lain Allâh Jalla Jalaluhu berfirman :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, Kami pasti akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya [al-A’râf/7:96]

Artinya, kalau saja mereka beriman dalam hati mereka dengan iman yang benar dan dibuktikan dengan amal shaleh serta merealisasikan ketakwaan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala lahir dan batin dengan meninggalkan semua larangan-Nya, maka niscaya Allâh akan membukakan (pintu-pintu) keberkahan di langit dan bumi bagi mereka. Allâh Azza wa Jalla akan menurunkan hujan deras (yang bermanfaat) dan menumbuhkan tanam-tanaman untuk kehidupan mereka dan hewan-hewan (ternak) mereka. (Mereka akan hidup) dalam kebahagiaan dan rezeki yang berlimpah, tanpa ada jerih payah, keletihan maupun penderitaan. Namun (kenyataanya-red) mereka tidak beriman dan bertakwa, akhirnya Allâh menyiksa mereka karena perbuatan (maksiat) mereka” [22]
.
Oleh karena itu, orang-orang yang mengusahakan perbaikan di muka bumi yang sebenarnya itu adalah orang-orang yang menyeru manusia agar kembali kepada petunjuk Allâh Azza wa Jalladan Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan mengajarkan dan menyebarkan tauhid dan Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada manusia.

Mereka inilah orang-orang yang menciptakan kemaslahatan dan kesejahteraan alam semesta beserta isinya, tidak terkecuali hewan-hewan di daratan maupun lautan. Mereka ikut merasakan kebaikan tersebut. Sehingga mereka senantiasa mendoakan kebaikan dari Allâh untuk orang-orang tersebut, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada mereka[23] .

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ

Sesungguhnya orang yang berilmu (dan mengajarkan ilmunya kepada manusia) akan selalu dimohonkan pengampunan dosanya oleh semua makhluk yang ada di langit (para malaikat) dan di bumi, sampai-sampai (termasuk) ikan-ikan yang ada di lautan… .[24]

Sekaligus ini menunjukkan bahwa kematian orang-orang berilmu yang selalu mengajak manusia kepada petunjuk Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan pertanda akan munculnya malapetaka dan kerusakan dalam kehidupan manusia. Karena dengan wafatnya mereka, akan berkurang penyebaran ilmu tauhid dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah manusia. Ini merupakan sebab timbulnya kerusakan dan bencana dalam kehidupan.

Dalam hal ini, imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah [25] pernah mengatakan, “Kematian orang yang berilmu merupakan kebocoran (kerusakan) dalam Islam yang tidak bisa ditambal (diperbaiki) oleh apapun selama siang dan malam masih terus berganti”[26] .

PENUTUP
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin dalam mengajak mereka untuk selalu kembali kepada petunjuk Allâh Azza wa Jalladan Rasul-Nya, yang itu merupakan sumber kebaikan dan kebahagiaan hidup yang hakiki bagi mereka.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIV/1431H/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

http://almanhaj.or.id/content

No comments:

Post a Comment