Bripka Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal,
JAKARTA, KOMPAS.com — Bripka Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal, Selasa (10/9/2013) sekitar pukul 22.20 WIB, tepat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Pistol Sukardi diperkirakan hilang.
"Sedang didalami. Bisa saja (pistolnya) sedang disimpan di rumah," kata Wakapolri Komjen Oegroseno di lokasi kejadian, Rabu (11/9/2013) dini hari. Dari jenazah Sukardi hanya ditemukan sarung pistol kosong.
Berdasarkan keterangan para saksi, termasuk sopir truk yang dikawal Bripka Sukardi, pelaku penembakan yang menewaskan Sukardi diperkirakan berjumlah empat orang. Para pelaku mengendari dua sepeda motor.
"Empat orang saling berboncengan," ujar Oegroseno. Setelah menembak Sukardi, lanjut Oegroseno, para pelaku berbalik arah di jalur yang sama. Mereka lalu berbelok ke jalan di sisi utara Gedung KPK, yang memiliki jalan tembus mengarah ke Jalan Guntur.
Ketika ditembak, Bripka Sukardi mengawal sendirian iring-iringan enam truk, Selasa (10/9/2013) sekitar pukul 22.20 WIB. Truk tersebut membawa eskalator yang akan diantar ke Rasuna Tower, Jakarta Selatan. Sukardi menunggang sepeda motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL, dengan posisi di depan iring-iringan truk.
Proses otopsi jenazah Bripka Sukardi telah selesai dilakukan oleh tim dokter Rumah Sakit Bhayangkari Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/9/2013) dini hari. Jenazah Sukardi langsung dibawa keluarga ke rumah duka di Asrama Satuan Musik Polri, Cipinang Baru Raya, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Istri korban, Tirta Sari mengatakan, rencananya korban akan dimakamkan Rabu (11/9/2013). Kendati demikian, sampai saat ini masih belum memutuskan lokasi pemakaman dan waktu tepat pemakaman.
"Nanti akan dibicarakan terlebih dahulu dengan keluarga mertua saya, apakah akan dimakamkan di Jakarta atau di kampung halamannya," kata Sari saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkari Polri, Kramat Jati, Rabu dini hari.
Bripka Sukardi ditembak sekitar pukul 22.20 WIB. Dia sedang bertugas mengawal truk pengangkut menggunakan sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie, ketika ditemui di RS Bhayangara Polri, menyatakan rasa duka cita yang mendalam. Polri berjanji akan segera menangkap pelaku penembakan.
Istri almarhum Bripka Sukardi, Tirta Sari, mulanya sempat tidak percaya kabar suaminya tewas ditembak orang tak dikenal, Selasa (10/9/2013). Sari baru mempercayai kabar itu, setelah melihat tayangan televisi yang menayangkan berita kematian suaminya.
"Setelah itu isterinya langsung teriak-teriak. Ditambah setelah melihat langsung kabar dari televisi," kata Tulus, salah seorang tetangga korban yang turut mengantar keluarga korban ke RS Bhyangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta, Rabu (11/9/2013) dini hari.
Tulus menjelaskan, kabar kematian Sukardi pertama kali diketahui saat dua orang rekan Sukardi datang ke kompleks tempat Sukardi tinggal, yaitu di Asrama Satuan Musik Polri, Cipinang Baru Raya, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Sembari bertanya kediaman keluarga Sukardi, kedua orang itu juga mengabarkan penembakan tersebut pada warga kompleks.
"Kemudian, kami mengantar kedua orang itu ke rumah korban (di blok J)," ujar Tulus. Sesampai di kediaman Sukardi, menurut dia istri Sukardi sempat terlihat kaget dan menanyakan maksud kedatangan mereka.
"Ada apa ramai-ramai ke sini? Ada apa?" kata Tulus menirukan. Setelah dijelaskan, respons istri korban sempat tidak percaya. Ia baru percaya setelah melihat tayangan televisi yang menyiarkan kabar kematian suaminya. Tulus menambahkan, Sari kemudian berlari ke dalam rumah dan memberitahu kabar kematian suaminya kepada ketiga anaknya Dita Kardina, Devi dan Adi.
Sari yang pada saat menemui warga dan kedua petugas mengenakan daster lantas bergegas mengganti baju dan mengajak ketiga anaknya ke RS Bhayangkari Polri, Kramat Jati. "Kami menggunakan bus menuju kesini (RS Polri). Ada sekitar 20 orang yang ikut mengantarkan," kata Tulus.
Sepanjang perjalanan, Tulus mengatakan tangis histeris istri dan ketiga anaknya menyeruak di dalam bus. Sejumlah orang berusaha untuk menghibur dan mengingatkan keluarga korban agar bersabar menghadapi cobaan. "Ibu Rizki Lina, teman akrab Ibu Sari juga membantu menenangkan Ibu Sari," katanya.
Bripka Sukardi ditembak sekitar pukul 22.30 WIB. Dia sedang bertugas mengawal truk pengangkut menggunakan sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL. Saat ini, jenazah Sukardi telah selesai menjalani otopsi di RS Bhayangkari Polri, Kramat Jati, dan dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie, ketika ditemui di RS Bhayangara Polri, menyatakan rasa duka cita yang mendalam. Polri berjanji akan segera menangkap pelaku penembakan.
Komisi Pemberantasan Korupsi telah memperlihatkan kepada polisi mengenai rekaman dari kamera CCTV yang memantau ruas jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (10/9/2013) malam. Ruas jalan tepat di depan Gedung KPK tersebut menjadi lokasi penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi pada Selasa pukul 22.20 WIB.
"Ada satu CCTV, rekamannya sudah diperlihatkan. Petugas kepolisian diberi kesempatan untuk melihat," kata Juru Bicara KPK Johan Budi saat dihubungi, Selasa malam. Dia mengungkapkan, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Adnan Pandupraja ikut melihat rekaman CCTV bersama dengan petugas kepolisian.
Mengenai isi rekaman, Johan mengaku belum dapat mengungkapkannya. Dia juga mengatakan, KPK siap memberikan rekaman CCTV itu kepada petugas kepolisian jika memang diperlukan. "KPK siap membantu pihak kepolisian sejauh diperlukan, termasuk memberikan rekaman CCTV di depan Gedung KPK," ujar dia.
Terkait proses olah tempat kejadian perkara, kata Johan, KPK membantu dengan menyiapkan lampu-lampu penerangan. "Intinya kami akan membantu kepolisian untuk mengungkapkan pelaku penembakan," kata dia.
Sebelumnya Johan mengatakan, KPK menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas insiden ini. "Kami ikut prihatin terhadap peristiwa ini dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam baik kepada keluarga petugas kepolisian maupun kepada Polri," ujar Johan.
Bripka Sukardi tewas ditembak oleh orang tak dikenal tepat di depang Gedung KPK, Selasa sekitar pukul 22.20 WIB. Ketika ditembak, Sukardi tengah mengawal truk pengangkut peralatan konstruksi. Dari tiga tembakan yang dilepaskan pelaku, dua di antaranya menembus dada Sukardi dan satu peluru meleset.
Wakapolri Komjen Oegroseno menegaskan, prosedur pengawalan apalagi pada malam hari seharusnya dilakukan minimal dua orang petugas polisi. Namun, motif penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi, Selasa (10/9/2013), tetap akan didalami.
"Indikasi sedang mengawal. Ada dugaan menyalahi prosedur pengawalan. Seharusnya tidak boleh (sendirian). Nanti biar Propam menjelaskan lebih lanjut," kata Oegroseno di lokasi penembakan, tepat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu dini hari. Oegroseno tiba di lokasi menjelang tengah malam.
Menurut Oegroseno, Bripka Sukardi adalah anggota polisi yang bertugas di Pol Airud Mabes Polri. Saat ditembak, dia diduga tengah mengawal truk dari Pelabuhan Tanjung Priok. Selain jumlah petugas kurang dari prosedur baku, Sukardi juga diketahui tak memakai kendaraan dinas. Dia mengendarai sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL.
Sejauh ini motif penembakan belum diketahui. "Tapi modus sama dengan peristiwa (penembakan polisi) sebelumnya," kata Oegroseno. Dalam hitungan dua bulan terakhir, empat polisi tewas ditembak oleh orang tak dikenal.
Ketika ditembak, Bripka Sukardi mengawal sendirian iring-iringan enam truk. Truk tersebut membawa eskalator yang akan diantar ke Rasuna Tower, Jakarta Selatan. Sukardi menunggang sepeda motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL, dengan posisi di depan iring-iringan truk. Jenazah Sukardi telah dibawa ke RS Polri di Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.
No comments:
Post a Comment