DI JUAL tanah 350 m2 JL TNH MERDEKA GG GEBRAS NO 16 KP RAMBUTAN Jaktim murah HARGA MAU NAIK JADI RP 20 JT/m2 (lokasi dkt toll, mau di bangun Apartemen) Hub: sdr Rachmat Edy (Tlp) 08158034244, Wahyu Eko Buwono 089622855780
!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->
Friday, December 13, 2013
Abbott Pertahankan Toyota
.
Abbott Pertahankan Toyota
Satu-persatu manufaktur otomotif pergi dari Australia. Pabrik Toyota Motor Corp di Altona, luar Melbourne, menjadi medan akhir pertempuran produsen otomotif di Negeri Kanguru.
Toyota akan menjadi pabrikan terakhir yang memproduksi kendaraan di Australia, sesudah General Motors Co (GM) mengumumkan rencana menutup dua pabriknya di Australia pada 2017. Sejauh ini, Toyota menangkal kerugian dari penguatan dolar Australia lewat pemangkasan tenaga kerja. Perusahaan asal Jepang itu juga menerima bantuan pemerintah guna mempertahankan pabrik Altona.
Namun, dalam isyarat terang-terangan kepada Perdana Menteri Tony Abbott pada Kamis, Toyota mengingatkan bahwa waktu bagi mereka untuk mengakhiri operasional di Australia mungkin akan tiba.
Lima besar merek otomotif di Australia.
“Kami kini akan bekerja sama dengan pemasok, pemangku kepentingan, serta pemerintah untuk menentukan langkah selanjutnya,” kata Toyota dalam pernyataannya. Setelah itu, Toyota akan memutuskan apakah akan terus beroperasi sebagai satu-satunya produsen kendaraan di Negeri Kanguru.
Toyota saat ini mengekspor 70% kendaraan yang dibuat di Australia. Perusahaan itu mencemaskan keputusan GM, yang dianggap mampu menimbulkan efek domino. Para pemasok berpotensi merugi karena separuh pasar mereka mengering. Bisa jadi, hasilnya berupa kenaikan biaya di berbagai sektor, mulai dari suku cadang hingga tenaga kerja. Jika sudah begitu, produksi lokal kendaraan penumpang Toyota seperti Camry dan Aurion akan kurang menguntungkan.
Pekan ini, GM menegaskan bakal menghentikan produksi Holden, unit mereka di Australia, pada 2017. Keputusan GM mencerminkan pergeseran cepat dalam industri kendaraan di Australia, negara yang dianggap tempat berbiaya tinggi oleh produsen asing.
Penutupan pabrik GM bakal menyebabkan lebih dari 2.900 karyawan kehilangan pekerjaan. Dampaknya akan terasa di Australia Selatan dan Victoria, sabuk manufaktur Negeri Kanguru. Di dua negara bagian itu, jumlah buruh pabrik berkurang selama puluhan tahun terakhir.
Risiko keruntuhan industri otomotif—yang pernah dielu-elukan sebagai simbol kesuksesan manufaktur pascaperang Australia.
“Kami ingin [operasi] Toyota terus berlanjut,” kata Abbott. Ia mengaku sudah menelepon bos Toyota Australia, Max Yasuda. Namun, ia tak memperinci persoalan yang dibicarakan.
Pemerintahan Abbott mendapat kritik dari Parlemen, karena tidak secara tegas mencegah penutupan pabrik-pabrik GM. Selain itu, Abbott juga dianggap tak sanggup memperbesar bantuan negara guna mempertahankan Holden.
Dalam kasus ini, posisi Toyota agak berbeda dengan Holden. Sebab, kata Abbott, produksi lokal Toyota lebih banyak dialokasikan untuk ekspor, terutama Timur Tengah.
Laba unit Toyota di Australia naik menjadi 220,9 juta dolar Australia dalam tahun fiskal hingga Maret. Laba Toyota dituai dari program pemangkasan biaya lima tahunan. Tetap saja, Toyota menghadapi tantangan besar di Australia.
Salah satu alasannya karena konsumen beralih dari kendaraan penumpang besar seperti Camry. Sebaliknya, mereka lebih memilih mobil SUV impor. Corolla, produk Toyota yang paling laris di Australia, bukan produk lokal.
Menurut Abbott, pemerintah akan meluncurkan paket restrukturisasi dalam beberapa hari mendatang. Paket diharapkan dapat menyokong karyawan Holden dan Toyota. Dana juga bakal disalurkan ke sektor penelitian dan pengembangan, pendidikan, serta “manufaktur ceruk.” Program bakal digelar sebelum kepergian GM pada 2017.
“Kami tak akan membiarkan orang-orang ini jatuh. Tugas kita sekarang adalah untuk membangun di atas kekuatan fundamental kita,” papar Abbott. (WSJ)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment