Mantan Presiden Republik Indonesia (RI) kelima Megawati Soekarno Putri menegaskan antara presiden dan pemimpin mempunyai perbedaan mendasar.
Bagi Mega menjadi seorang presiden itu mudah, sementara menjadi seorang pemimpin sangat sulit.
"Yah kalo mau jadi presiden kan bisa lewat kudeta atau cara lain. Sementara untuk jadi pemimpin kan sulit, dia harus berdiri diatas semua golongan dan harus mengayomi semua golongan," kata Mega dalam sebuag acara bertajuk 'Pekan Politik Kebangsaan Menyongsong Indonesia Memilih 2014' bertempat di kantor International Conference of Islamic Scholars di Matraman, Jakarta, Selasa (10/12).
Lebih jauh, ketua umum DPP PDIP tersebut menjelaskan, pemimpin harus mempunyai pendirian kuat, berani mengambil resiko dan memikirkan masa depan rakyat yang ia pimpin.
Sikap tegar seorang pemimpin sangat dibutuhkan tatkala negara dalam keadaan darurat dan tengah terjepit. Secara spesifik Mega menjelaskan, dirinya pernah berada dalam kondisi tersebut.
Mega bercerita, saat perang Irak berkecamuk dengan Invasi Amerika kepada negara Timur Tengah, Mega tampil dan secara langsung menghubungi presiden Amerika Serikat kala itu, George Walker Bush.
"Mr. Presiden please tell me. Pak Presiden tolong katakan kepada saya apa maksud anda serang Irak? Saya tanya begini karena saya sebagai pemimpin yang mewakili dua ratus juta umat Islam diluar timur tengah," tegas Mega.
Selain itu, Mega juga mengajak sekaligus menghimbau kepada kaum perempuan agar percaya diri dan bangga dengan kebudayaan Indonesia. Mega juga memberikan semangat kepada kaum perempuan agar berani tampil dimuka, sebab keterlibatan perempuan dalam ranah politik dianggap sangat penting dan perlu.
"Ayo ibu- ibu semangat ya, biar kita punya presiden perempuan lahi, Masa hanya saya aja sih yang jadi presiden,"canda Mega.
No comments:
Post a Comment