!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, December 13, 2013

Oposisi Thailand Desak Pemerintahan Paralel

Oposisi Thailand Desak Pemerintahan Paralel

Di antara kuil-kuil dan jalanan seputar Monumen Demokrasi Bangkok, pemimpin oposisi Thailand Suthep Thaugsuban memaparkan gagasannya mengenai pemerintahan paralel di Bangkok.

.
Kepada komunitas bisnis Thailand, mantan wakil perdana menteri (PM) itu pada Kamis melontarkan idenya soal menunda pemilihan umum dan parlemen. Dalam jumpa pers di Sukosol Hotel, Suthep menjelaskan bagaimana proposalnya ini dapat mengantarkan Thailand menjadi lebih bersih dan lebih kuat dibandingkan Thailand yang dipimpin oleh PM Yingluck Shinawatra dan kakaknya, mantan PM Thaksin Shinawatra.

Didesak oleh protes massa di bawah pimpinan Suthep, Yingluck menyerukan pemilihan umum parlemen pada 2 Februari mendatang. Partai-partai pro-Shinawatra diprediksi akan menang, mengingat mereka selalu unggul dalam setiap pemilu sejak tahun 2000.

“Siapapun yang mendesak pemilu, saya akan melakukan apa saja untuk mencegahnya,” demikian tekad Suthep. Ia menuduh keluarga Shinawatra dan sekutunya menguasai suara warga dengan janji subsidi dan pemotongan pajak. Yingluck mengatakan taktik partainya adalah sebuah politik yang baik, karena mereka mengutamakan kepentingan rakyat miskin Thailand.

Suthep berupaya mencari kredibilitas dengan meminta dukungan pemimpin militer, polisi, dan kelompok sipil. Namun kalangan bisnis masih ragu.

“[Pemulihan ekonomi] pada umumnya bergantung pada pemilu dan pemenangnya,” ujar Thanit Sorat, wakil ketua Federasi Industri Thailand. “Namun pertanyaan utamanya adalah, ‘Akankah ada perdamaian?’ Pendemo yang menentang hasil pemilu mungkin akan segera turun ke jalan lagi.”

Namun tokoh bisnis lain tampaknya tenang saja menanggapi kerusuhan di jalan, selama kebuntuan politik berlangsung dengan damai. “Ini sama seperti kemacetan,” ujar Kriengkrai Thiennukul dari federasi industri. “Anda akan terbiasa dan belajar menghindarinya.”

Wacana negara-dalam-negara yang diajukan Suthep tampaknya hanya berfungsi sebagai publisitas politik, mengingat Yingluck masih menjadi PM Thailand sampai pemilu Februari nanti.

Analis memprediksi Yingluck akan terpilih kembali mengepalai pemerintahan Merah, warna yang dipilih pendukung Thaksin. Kebijakan pro-rakyat miskin Yingluck akan menghasilkan dukungan yang kuat di wilayah utara dan timur laut Thailand yang padat penduduk.

Namun puluhan ribu warga, sebagian besar kelas menengah di Bangkok, memilih bergabung dengan demonstrasi Suthep. Menurut Pavin Chachavalpongpun, profesor di Kyoto University, hal ini bisa membuat aksi nekat Suthep berubah menjadi kekuatan besar dalam pemilu Februari. (WSJ)

No comments:

Post a Comment