!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, December 5, 2013

Pejuang Kemanusiaan yang Berani Itu , Nelson Mandela Telah Berpulang


Pejuang Kemanusiaan yang Berani Itu , Nelson Mandela Telah Berpulang


Pejuang kemerdekaan Afrika Selatan yang juga tokoh anti-diskriminasi rasial, Nelson Mandela, mengembuskan napas terakhir pada hari Kamis malam (5/12) waktu setempat atau Jumat dini hari (6/12) Waktu Indonesia Barat. Nelson Mandela meninggal dunia pada usia 95 tahun.
Meski sempat menjalankan aksi-aksi kekerasan dalam memperjuangkan kemerdekaan Afrika Selatan dan penentangan terhadap politik apartheid, Nelson Mandela kemudian dikenal sebagai pejuang kemanusiaan yang menjauhi cara-cara kekerasan. Bahkan pesan rekonsialiasi-nya kemudian menjadi terkenal dan memengaruhi banyak  aktivis pergerakan kemanusiaan dan politik di berbagai belahan dunia. Dalam pesannya itu, Mandela mengajak agar tidak menaruh dendam terhadap lawan-lawan politik kita, seberapa pun beratnya perlakuan yang telah diterima.
Mandela sendiri pernah dipenjara selama 27 tahun karena perjuangannya. Ia dibebaskan baru pada tahun 1990. "Saat berjalan keluar pintu menuju gerbang yang akan membuat saya bebas, saya tahu, ketika saya tidak meninggalkan kepahitan dan kebencian saya di belakang, saya masih akan berada di penjara," kata Mandela setelah dibebaskan. Pada tahun 1993, Mandela mendapat Nobel Perdamaian.
Mandela kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan. Setelah tak lagi menjadi orang nomor satu di negerinya, Mandela aktif menyampaikan pesan perdamaian ke seluruh dunia. Namun, beberapa tahun terakhir, Mandela harus, berjuang dengan masalah kesehatannya, terutama setelah terkena serangan infeksi paru-paru berulang.
"Bangsa kita telah kehilangan putra terbaiknya. Kita telah kehilangan seorang ayah. Kita melihat dalam dirinya apa yang kita cari dalam diri kita sendiri," kata Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.
Menurut Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Nelso Mandela adalah milik zaman. “Kita sudah kehilangan salah satu manusia paling berpengaruh, berani, dan sangat baik," ungkap Obama.


Kabar wafatnya Nelson Mandela pada usia 95 tahun telah memicu bentuk penghormatan untuk berbagai aspek kehidupan mantan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu.

Itu tak terkecuali dari dunia hiburan yang dalam beberapa tahun terakhir memunculkan banyak film tentang Mandela.

Setidaknya dua penghargaan film dianugerahkan untuk film-film yang mengisahkan perjalanan tokoh besar umat manusia ini.

Keduanya adalah aktor Danny Glover yang menjadi nominasi Emmy untuk serial televisi "Mandela" pada 1987, dan Morgan Freeman yang meraih Oscar dalam "Invictus" produksi tahun 2009.

Huffington Post melaporkan, kehidupan mendiang Nelson Mandela akan terus menjadi tema film-film berikutnya, karena warisan agung yang ditinggalkannya untuk dunia.

Berikut tujuh aktor yang memerankan Nelson Mandela dalam kurun 25 tahun terakhir.

1. Danny Clover, dalam "Mandela" (1987)
2. Dennis Haysbert, "Goodbye Bafana" (2007)
3. Clarke Peters, "Endgame" (2009)
4. Morgan Freeman, "Invictus" (2009)
5. David Harewood, "Mrs. Mandela" (2011)
6. Terrence Howard, "Winnie Mandela" (2011)
7. Idris Elba, "Mandela: Long Walk to Freedom" (2013)


Kantor berita AFP hari ini menulis tentang cara berpenampilan dan berpakaian Nelson Mandela yang disebut media asal Prancis itu diinspirasi oleh mantan Presiden Indonesia Soeharto.

Orang Afrika Selatan menyapa Nelson Mandela dengan "Madiba magic", merujuk nama marga sukunya, Madiba.

Sebutan itu adalah gambaran kombinasi unik Nelson Mandela antara kehebatan dan kesederhanaan, tentang sindirannya, tentang kemampuannya berelasi dengan kaum miskin, tentang baju warna warninya dan kecakapannya dalam menari.

Mandela yang meninggal dunia karena infeksi paru-paru pada usia 95 tahun telah menarik perhatian para politisi seluruh dunia, seperti halnya anak-anak dan dewasa yang tertarik pada ikon kebebasan yang menghabiskan waktu 27 tahun di penjara.

Banyak yang mengenang pelantikan khidmatnya sebagai presiden kulit hitam Afrika Selatan pada 20 Mei 1994 dalam usia 75 tahun.

Ketika itu dia mengayunkan langkah kakinya pada momen sempurna kendati dibalut pakaian unik dan tangis. Tangannya terkepal, sedangkan senyum berseri teriring dari mukanya.  Sejak itu istilah "Madiba jive" lahir dan dikenal hingga kini.

Para artis memparodikan gaya itu, radio-radio juga menirukannya, dan setiap waktu Mandela tampil di publik orang-orang memintanya untuk bergaya padahal tubuhnya semakin renta seiring bertambahnya tahun.

Banyak bar di Afrika Selatan turut memparodikan aksen unik suaranya yang menggeram pelan.

Yang juga tak terpisahkan dari sihir Madiba adalah pakaian longgar warna warninya yang menonjol di antara stelan jas dan dasi yang menyertai para pendamping dan tamu-tamunya.

Apa yang dikenakannya terinspirasi oleh batik yang dikenakan mantan Presiden Suharto dari Indonesia. Batik yang senantiasa dikenakan Mandela dibuat tangan oleh seorang warga Burkina Faso yang tinggal di Pantai Gading.

Para fotografer menyukainya, kendati mereka dilarang menggunakan flash saat mengambil gambar Mandela karena kekuatan mata Mandela melemah gara-gara menjalani kerja paksa di penjara Pulau Robben, luar kota Cape Town, di mana dia dipenjarakan selama 18 tahun.

Thabo Mbeki, penggantinya sebagai presiden yang senang mengenakan stelah jas hitam elegan, pernah menyebut batik Mandela itu "aneh".

Tapi "Sihir Madiba" itu menarik perhatian para pemimpin seluruh dunia, untuk berlomba berfota bersama Mandela setelah dia pensiun pada 1999.

Tapi ketika Presiden AS George W. Bush mengunjungi Afrika Selatan pada 2003, sang presiden melewatkan kesempatan berfoto tersebut karena Mandela mengkritik invasi AS ke Irak dengan menyebut Bush "presiden yang tak bisa bertindak benar".


Mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela merupakan sosok pejuang inspiratif bagi bangsa di seluruh dunia, khususnya untuk negara-negara berkembang, kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.

"(Mandela) tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, untuk menentang rasialisme, kolonialisme, dan berbagai bentuk ketidak-adilan lainnya," ujar Marty melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat.

Marty menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Mandela dalam usia 95 tahun. Mandela, Presiden Afsel periode 1994-1999, kata Marty, telah menjadi contoh seorang pejuang yang teguh dan prinsipil menentang politik apartheid yang keji.

Sementara itu, berbagai tokoh dunia pun menyampaikan duka mendalam atas wafatnya peraih Nobel Perdamaian pada 1993 itu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut Mandela adalah "raksasa" bagi keadilan dan inspirasi manusia yang membumi.

"Atas nama PBB, saya sampaikan belasungkawa yang paling dalam kepada keluarga Mandela, rakyat Afsel dan tentu saja kepada keluarga global kita," ujarnya seperti dikutip Xinhua.

Pada Kamis, semua wakil 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB yang menghadiri pertemuan terbuka, bangkit dan mengheningkan cipta untuk Mandela.

Presiden Afsel Jacob Zuma telah mengumumkan bahwa Nelson Mandela meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis (5/12) waktu setempat, setelah sebelumnya mengalami sakit infeksi paru-paru.

Mandela yang merupakan presiden kulit hitam pertama dan ikon antiapartheid di negara itu dikenang sebagai tokoh yang mampu bangkit dari masa tahanan 27 tahun di penjara dan memimpin Afrika Selatan dalam perang berdarah menuju demokrasi.

Perjalanan panjang Nelson Mandela dari penjara apartheid menuju Presiden Afrika Selatan telah membentuk kembali sebuah negara dan menginspirasi dunia.

Mandela meninggal dunia dalam damai di rumahnya di Johannesburg pada usia 95 tahun setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam kondisi kritis menyusul perawatan untuk infeksi paru-paru.

23 tahun sebelumnya pada 11 Februari 1990, Nelson Rolihlahla Mandela keluar dari tahanan yang didekamnya selama 27 tahun karena menentang rezim minoritas kulit putih apartheid.

Itu adalah momen menentukan di abad 20.

Setelah membebaskan tahanan politik paling terkenal di dunia, President FW de Klerk menyampaikan satu pesan tegas: setelah berabad-abad penundukkan, jutaan warga kulit hitam Afrika Selatan lainnya akan segera dibebaskan.

Apartheid pun musnah.

"Saya menyapa Anda semua atas nama perdamaian, demokrasi dan kebebasan untuk semua," kata Mandela yang saat itu berusia 71 tahun pada pidato resmi pertamanya setelah 27 tahun dipenjara.

"Saya berdiri di hadapan Anda semua bukan sebagai rasul, namun sebagai abdi nan rendah hati untuk Anda semua, rakyat."

Tanpa mendendam, dia merangkul orang-orang yang memenjarakannya dan telah menyiksa rekan sesama kulit hitamnya demi "rekonsiliasi sejati" di negara itu.

"Dia muncul sebagai orang yang jauh lebih agung ketimbang saat dia masuk (penjara)," kata mantan uskup agung Desmond Tutu.

"Dia telah belajar untuk memahami kerentanan dan kelemahan umat manusia dan menjadi lebih murah hati dalam penilaiannya kepada yang lain."

Empat tahun setelah pembebasannya dan hanya setahun setelah menerima hadiah Nobel Perdamaian, rakyat Afrika Selatan memilih Mandela sebagai presiden kulit hitam pertama negeri itu.

Tidak sebagaimana umumnya politisi, Mandela yang dipenuhi oleh kekuatan moral, tidak pernah menyempal dari prinsipnya.

Pemimpin langka

Namun tugas berpemerintahanya luar biasa, yaitu lebih dari mencegah terjadinya perang saudara.

"Kita masuk ke kovenan bahwa kita akan membangun satu masyarakat di mana semua rakyat Afrika Selatan, baik kulit hitam maupun kulit putih, berdiri sama tinggi duduk sama rendah, tanpa ada rasa takut dalam hatinya, menjamin hak tak terpisahkannya sebagai manusia bermartabat, sebuah Bangsa Pelangi dalam dirinya dan dunia," kata Mandela saat bersumpah jabatan.

Dia berhasil mencegah kekerasan rasial yang serius, sebagian berkat kesederhanaan dan penguasaannya atas simbolisme.

Mungkin dua dari momen paling mulianya sebagai perekonsialiasi terlihat ketika dia minum teh bersama dengan janda arsitek politik apartheid Hendrik Verwoerd dan saat mengenakan kostum klub rugby Springbok untuk menyelamati kemenangan tim yang didominasi kulit putih itu pada Piala Dunia Rugby 1995.

Mandela tetap menjadi simbol pemersatu di negara yang masih dibelit ketegangan rasial dan ketidaksetaraan yang besar itu.

"Kehidupannya mengisahkan satu cerita yang berdiri langsung menghadapi sinisme dan keputusasaan yang sangat sering menimpa dunia kita," tulis Presiden AS Barack Obama dalam kata pengantar otobiografi Mandela.

Namun kriminalitas, kemiskinan dan skandal korupsi telah mengakhiri bulan madu yang dinikmati rakyat Afrika Selatan setelah Mandela mengantarkan "Bangsa Pelangi" tersebut.

"Mandela, di satu sisi, adalah fenomena satu dalam seratus tahun," kata Frans Cronje dari Institut Hubungan Ras.

"Mengira Afrika Selatan akan mencapai level atau standard tata laksana, prilaku, peran dalam politik internasional seperti itu, saya kira terlalu berlebihan."

Lahir di desa Mvezo di salah satu daerah termiskin Afrika Selatan di Transkei pada 8 Juli 1918, Rolihlahla Dalibhunga Mandela adalah cicit Raja Tembu.

Dia diberi nama Inggris "Nelson" oleh seorang gurunya sewaktu di sekolah.

Aktivis sejak menjadi mahasiswa Universitas Fort Hare, Mandela membuka firma hukum kulit hitam pertama di Johannesburg pada1952, bersama sesama aktivis Oliver Tambo.

Dia menjadi panglima Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa), sayap bersenjata dari Kongres Nasional Afrika, pada 1961, dan setahun kemudian mengikuti pelatihan militer di Aljazair dan Ethiopia.

Siap mati

Setelah lebih dari setahun dalam gerakan bawah tanah, dia ditangkap dan pada 1964 dipenjarakan seumur hidup menyusul persidangan Rivonia di mana dia menyampaikan pidato yang kemudian menjadi manifesto gerakan anti-apartheid.

"Sepanjang hidup saya, saya telah membaktikan diri saya untuk memperjuangkan rakyat Afrika. Saya bertempur melawan dominasi kulit putih dan saya juga bertempur melawan dominasi kulit hitam. Saya menjunjung cita-cita demokrasi dan masyarakat bebas. ...Itu adalah cita-cita kepada mana saya bersiap untuk mati."

Mandela dipenjara di Pulau Robben selama 18 tahun sebelum dipindahkan pada 1982 ke penjara Pollsmoor di Cape Town, lalu ke penjara Victor Verster dekat Paarl.

Selama masa penahanannya, tekanan internasional meningkat kepada Afrika Selatan.

Lalu pada 1989 Presiden P.W. Botha yang berhaluan garis keras digantikan F.W. De Klerk yang lebih rekonsiliatif.

Setahun kemudian, De Klerk memerintahkan pembebasan Mandela.

"Saya ingin berterus terang bahwa pemerintah telah mengambil keputusan tegas untuk membebasan Tuan Mandela tanpa syarat," kata De Klerk kepada parlemen yang terkejut mendengarnya.

"Masa untuk negosiasi telah sampai." kata dia. "Alternatifnya adalah meningkatnya kekerasan, ketegangan dan konflik."

Kepresidenan Mandela, seperti masa Presiden AS Abraham Lincoln atau PM Inggris Winston Churchill, tak akan dikenang karena pencapaian legislatifnya.

Dia hanya berkuasa dalam satu masa jabatan yang berumur 5 tahun, dan setelah pensiun pada 1999 dia membaktikan energi luar biasanya kendati kondisi fisik yang terus menurun, untuk menengahi konflik-konflik, terutama perang di Burundi.

Pada 1998, pada perayaan HUT-nya yang ke-80, Mandela, setelah bercerai dengan istri keduanya Winnie Madikizela-Mandela, dia menikahi Graca Machel, janda presiden Mozambiq Samora Machel.

Tak pernah melihat anak-anaknya tumbuh selama dipenjarakan, Mandela lalu membaktikan hidupnya untuk kaum muda, menyalurkan uang dari kelompok bisnis untuk membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil.

Pada usia 83, dia diagnosis menderita kanker prostat dan sukses menjalani perawatan. Selama hidupanya dia menderita sakit pernafasan.

Dia diagnosis menderita tuberculosis stadium dini selagi dipenjara pada 1988.

Pada Mei 2004, Mandela mengumumkan untuk menurunkan penampilannya di publik demi menikmati hidup yang lebih adem ayem bersama keluarga dan teman-temannya.

Delapan bulan kemudian, dia menggelar jumpa pers di rumahnya bahwa anak laki-laki satu-satunya meninggal dunia karena AIDS. Ini adalah salah satu upayanya mendorong keterbukaan mengenai penyakit ini.

Pada Januari 2011 dia diserang infeksi paru-paru yang pulih pada akhir 2012, lalu kambuh lagi akhir Maret lalu.

Mandela meninggalkan seorang istri, Graca, dan tiga anak perempuannya Maki, Zindzi dan Zenani, serta lusinan cucu dan cicit.

Salah satu penampilan terakhir Mandela di panggung dunia adalah saat membantu membawa turnamen Piala Dunia ke Afrika Selatan pada 2010 yang adalah kali pertama turnamen sepakbola sejagat itu diadakan di benua Afrika.

Dia membuat penonton semarak pada laga final lewat penampilan mengejutkannya dengan menumpang kendaraan golf.

Setelah Piala Dunia, Presiden Jacob Zuma mengatakan membumbungnya kebanggan nasional akibat turnamen itu telah membuat negeri tersebut mendekat untuk mewujudkan visi Mandela.

"Kami sudah sangat dekat, jika tidak sepenuhnya mencapai impianmu, Tata (kakek), menjadi satu bangsa bersatu dalam kebhinekaan, merayakan pencapaian-pencapaiannya dan bekerja bergotong royong."

Sejumlah pakar menyebutkan humor menunjukkan kecerdasan seorang pemimpin, dan kebanyakan para pemimpin besar dunia memang acap berhumor, tak terkecuali mantan presiden Afrika Selatan Nelon Mandela yang wafat beberapa jam lalu.

Menurut AFP, Mandela pandai menertawakan dirinya sendiri seperti terjadi pada 2000.

"Bos-bos saya selalu bilang bahwa selama 27 tahun di penjara saya kurang makan. Kini saatnya balas dendam (untuk makan banyak)," kata Mandela.

Pada 1998 dia juga menyampaikan pernyataan humor berikut, "Penyesalan terbesar dalam hidup saya adalah saya tidak pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat."

Ketika Afrika Selatan kalah dalam penawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006, Mandela berkata, "Paling tidak kita masih punya hak untuk mabuk...lain kali kita menang".  Dan dia benar.

Lain hal, anak-anak Afrika Selatan mencintai Madiba --sapaan Mandela dari rakyat Afrika Selatan merujuk nama marga sukunya-- yang memang punya empati spesial kepada kaum muda karena dia tak punya kesempatan melihat anak-anaknya tumbuh dewasa setelah harus berada di penjara apartheid.

Empati Mandela kepada orang sekitarnya bahkan muncul pada momen-momen tak terduga.

Dia pernah menghentikan sementara pertemuan hanya untuk menanyakan kesehatan seorang perempuan jurnalis yang lagi hamil tua dan mengenai kapan bayi sang perempuan jurnalis itu akan lahir.

Sementara Roelf Meyer, salah seorang anggota juru runding rezim apartheid dalam transisi demokrasi, mengaku matanya terbuka begitu melihat karisma Mandel setelah dibebaskan dari penjara pada 1990 saat prajurit-prajurit muda kulit putih berbaris menyalami tangan mantan "teroris" (bagi rezim apartheid) itu, demikian AFP

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Kamis memerintahkan pengibaran bendera setengah-tiang di Gedung Putih dan gedung-gedung publik lain sebagai tanda berkabung AS atas kematian pahlawan anti-apartheid Nelson Mandela.

Perintah Obama yang diperluas ke misi-misi AS di luar negeri, pos-pos militer, stasiun angkatan laut dan kapal-kapal militer itu berlaku sampai matahari terbenam pada Senin mendatang, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.

Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis (5/12) pada usia 95 tahun setelah sakit infeksi paru-paru, kata Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.

Mandela merupakan presiden kulit hitam pertama dan ikon anti-apartheid di negara itu dan dikenang sebagai tokoh yang mampu bangkit setelah menjalani masa tahanan 27 tahun dan memimpin Afrika Selatan dalam perang berdarah menuju demokrasi.

"Kita telah kehilangan seorang ayah, walaupun kita tahu hari ini pasti akan terjadi, tetap saja tidak mengurangi rasa kehilangan kita yang mendalam," kata Zuma.

Rakyat Afrika Selatan dihimbau memasang bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung atas kematian Mandela.

Mandela dibesarkan di wilayah pedesaan di tengah dominasi warga minoritas kulit putih yang memerintah Afrika Selatan saat itu, perjuangan yang membuatnya menjadi salah satu tokoh paling disegani pada abad ke-20.

Dia merupakan salah satu tokoh yang pertama kali mengelorakan semangat perlawanan bersenjata terhadap apartheid pada 1960 dan kemudian menjalankan upaya rekonsiliasi ketika kelompok minoritas kulit putih mulai kehilangan pengaruhnya 30 tahun kemudian.

Mandela terpilih menjadi presiden secara mutlak selama dua periode dari tahun 1994 sampai 1999.

Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1993, penghargaan yang dibagi bersama F.W. de Klrerk, pemimpin Afrika kulit putih yang dibebaskan dari penjara.

Para tokoh dunia, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, menyampaikan belasungkawa dan memuji kepahlawanan Mandela dalam melawan apartheid dan menegakkan demokrasi.


No comments:

Post a Comment