Sejumlah Partai Ancam Boikot Pemilu

Sejumlah Partai Ancam Boikot Pemilu

Komisi Pemilihan Umum (KPU) enggan berkomentar terkait ancaman sejumlah partai politik yang berniat memboikot pemilu.

"Terkait hal ini untuk  sementara saya  tidak  akan mengomentari ya," kata komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah.

Sejumlah partai politik seperti Partai Gerindra dan Partai NasDem berniat menggagalkan pemilu. Keinginan mereka untuk memboikot pemilu dilantari persoalan daftar pemilih tetap (DPT) yang jumlah pastinya sangat diragukan.

Menurut ketua DPP Partai Gerindra bidang hukum dan advokasi, jumlah DPT sesungguhnya lebih kecil dari jumlah DPT yang telah disempurnakan dan diperbaiki KPU pada tanggal 4 Desember lalu.

"Jadi jumlah DPT itu sekitar 173 sampai 175 juta, bukan 186 juta. Nah selisih itulah yang rancu dan kami pertanyakan," tanya Habib beberapa waktu lalu.

Sikap kesal partai besutan Letjen (purn) TNI Prabowo Subianto tidak sampai disitu. Bahkan dalam rapat pleno menjelang penyempurnaan perbaikan DPT oleh KPU, Gerindra memilih 'walk out' alias keluar dari ruangan.

"Buat apa kami disini, kalo KPU tak mendengar masukan dan temuan data fiktif yang kami sampaikan," tegas Habib.

Walhasil, perbaikan DPT ditetapkan oleh KPU bersama dengan pihak terkait tanpa kehadiran partai nomor enam dalam pemilu tersebut.

Kendati DPT telah ditetapkan, namun masih tetap mengalami masalah. Kemendagri bersama KPU sendiri dituntut harus bekerja keras dalam memberikan NIK kepada pemilih. Pemberian NIK tersebut harus didasari pada ada dan jelas nya pemilih.

"Ya, terkait dengan hal tersebut, setiap bulan akan kami sampaikan progres laporannya," tegas Ferry. .