!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, December 5, 2013

WTO: India Tolak Proposal Bali



WTO: India Tolak Proposal Bali


Harapan akan terobosan baru dalam perundingan Paket Bali pada Rabu memudar setelah delegasi India dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Internasional (WTO) di Bali menolak proposal soal fasilitasi perdagangan. Menurut India, WTO terlebih dulu harus memberi lampu hijau bagi subsidi pangan di negara dengan populasi 1,2 miliar orang itu..

Berdasarkan kebijakan WTO, India bisa dikenakan sanksi jika melanjutkan program gandum gratis bagi sekitar 70% dari total penduduknya. Program itu akan mendorong subsidi pasokan pangan pemerintah ke atas level yang diizinkan WTO.

“Pemerintah di semua negara berkembang memiliki kewajiban serta komitmen moral atas ketahanan pangan berikut kehidupan ratusan juta warga miskin dan kelaparan,” papar
Menteri Perdagangan India, Anand Sharma, dalam konferensi tingkat menteri WTO di Bali. “Kebijakan WTO yang ketinggalan zaman mesti dikoreksi.”

India ingin WTO mengizinkan program subsidi pangan dilanjutkan, tanpa batas waktu apapun. Jika izin tak keluar, India akan menolak perwujudan Paket Bali. Kesepakatan perdagangan ini relatif tak ambisius, hanya mencakup perampingan dan penyelarasan prosedur bea cukai global.
Paket itu dipandang sebagai harapan terakhir WTO bahwa anggotanya bisa kembali menghidupkan Putaran Doha—negosiasi yang sudah lama mati.

Di antara negara anggota WTO, India muncul sebagai pemimpin kelompok negara kurang makmur yang ingin mendorong perubahan. India bertekad mempertahankan program ketahanan pangan, landasan platform Partai Kongres—partai yang sedang berkuasa di India—menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan Mei mendatang.

Menurut Sharma, semangat kerja sama “sayangnya hilang dari beberapa anggota negara maju.” Dan, katanya lagi, tak ada konsensus dalam penyusunan prosedur pabean.

“Hingga persoalan ini diselesaikan, tak mungkin bagi kami untuk secara kolektif mencapai kesepakatan yang berimbang,” ujar Sharma. Masih terlalu dini, tegasnya, bagi India untuk mendukung kesepakatan Fasilitasi Perdagangan yang disebutnya “tak meyakinkan.” (WSJ)

No comments:

Post a Comment