!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, January 31, 2014

Unicef: 2,2 miliar anak perlu bantuan lebih besar



Unicef: 2,2 miliar anak perlu bantuan lebih besar

Dana Anak PBB (UNICEF), Kamis (30/1), menyerukan upaya lebih banyak guna mengidentifikasi dan menjembatani jurang pemisah yang menghalangi 2,2 miliar anak yang paling tidak beruntung di dunia untuk menikmati hak mereka.

UNICEF mengeluarkan seruan tersebut di dalam laporan yang disiarkan di Markas PBB, New York, dan menyoroti pentingnya data dalam mengarahkan dana dan tindakan guna menjangkau mereka yang paling memerlukan bantuan.

"Data bisa dikumpulkan guna menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan jutaan anak, terutama yang paling menderita," kata Tessa Wardlaw, pemimpin Bagian Data dan Analisis UNICEF, saat peluncuran laporan baru badan PBB itu "The State of the Worlds Children 2014 In Numbers: Every Child Counts - Revealing Disparities, Advancing Childrens Rights".

"Kemajuan lebih lanjut hanya bisa dicapai jika kita mengetahui anak mana yang paling terabaikan, tempat anak lelaki dan perempuan tidak bersekolah, tempat penyakit merebak atau tempat kebersihan dasar kekurangan," kata wanita pejabat itu, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat pagi.

Kemajuan sangat besar telah dicapai sejak Convention on the Rights of Child (CRC) ditandatangani pada 1989 dan dalam proses menuju puncak Sasaran Pembangunan Milenium pada 2015, kata laporan UNICEF tersebut.

Di antara contoh lain kemajuan yang dicapai, laporan itu memperlihatkan bahwa karena perbaikan dalam pengadaan air dan kebersihan, sebanyak 90 juta anak telah diselamatkan, padahal jika tidak, mereka telah menemui ajal sebelum mereka mencapai usia lima tahun jika tingkatnya pada 1990 tetap bertahan.

Selain itu, perbaikan gizi telah menghasilkan 37 persen penurunan angka kematian sejak 1990 dan pendaftaran siswa sekolah dasar telah meningkat, bahkan di negara yang terbelakang. Pada 1990, hanya 53 dari 100 anak di negara tersebut bisa bersekolah tapi jumlah mereka telah naik jadi 81 dari 100 pada 2011.

Namun data statistik di dalam laporan itu memperlihatkan pelanggaran hak asasi anak, termasuk kematian sebanyak 6,6 juta anak yang berusia di bawah lima tahun pada 2012, kebanyakan akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah, serta pelanggaran hak dasar mereka untuk hidup dan berkembang.

Data lain yang mengganggu memperlihatkan 15 persen anak di dunia bekerja, kondisi yang melanggar hak mereka untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan hak mereka untuk belajar serta bermain.

No comments:

Post a Comment