15 prajurit tewas dalam serangan di Yaman
15 prajurit tewas dan empat lain cedera dalam serangan terduga militan Al Qaeda terhadap pos pemeriksaan di Yaman tenggara, Jumat, kata seorang pejabat militer.
Prajurit-prajurit itu diserang ketika mereka sedang makan siang di daerah gurun dekat kota Shibam di provinsi Hadramout, kata penduduk.
Menurut pejabat militer itu, penyerang diperkirakan militan Al Qaeda.
Hadramaut, satu daerah penghasil minyak di Yaman timur, dilanda bentrokan-bentrokan sporadis antara pasukan pemerintah dan kelompok suku besar, setelah seorang anggota suku senior tewas dalam tembak-menembak di pos pemeriksaan militer pada Desember.
Yaman negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan, orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.
Negara-negara Barat, terutama Amerika Serika, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).
AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaeda.
Militan Al Qaeda memperkuat keberadaan mereka di Yaman tenggara, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011 yang akhirnya melengserkan Saleh.
Ofensi pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2012 berhasil menghalau militan Al Qaeda dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.
Meski melemah, jaringan teror itu masih bisa melancarkan serangan-serangan terhadap sasaran militer dan polisi.|Ant/MJF
No comments:
Post a Comment