Ketegangan Rusia-AS meningkat terkait Olimpiade Sochi
Olimpiade Musim Dingin di Sochi, Rusia, telah membuka lembaran baru rasa saling tidak percaya antara Amerika Serikat dan Rusia.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat terkait persiapan keamanan olimpiade karena adanya kekhawatiran akan ancaman serangan dari kelompok gerilyawan, demikian seperti dilaporkan AFP.
Para pengamat mengatakan kedua negara yang pernah bersaing dalam Perang Dingin itu tidak mungkin mengambil risiko untuk konfrontasi besar-besaran mengenai masalah keamanan Olimpiade di Sochi, yang merupakan olimpiade pertama yang diadakan di Rusia sejak AS memboikot olimpiade di Moskow pada 1980.
Namun demikian, beberapa ahli mengatakan kegagalan Amerika Serikat dan Rusia untuk terlibat secara penuh dalam menangani berbagai masalah pada akhirnya dapat membahayakan keamanan di Olimpiade.
Ahli keamanan nasional dari Dewan Hubungan Luar Negeri "think tank" Micah Zenko berpendapat bahwa keselamatan dan keamanan semua orang yang menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Sochi sedang dipertaruhkan pada suatu risiko yang seharusnya tidak perlu ada, akibat adanya rasa saling tidak percaya antara aparat kontraterorisme serta intelijen Rusia dan AS.
Pemerintah AS sebelumnya telah menyatakan "keprihatinan" tentang adanya ancaman serangan oleh kelompok militan terhadap olimpiade di Sochi.
Kekhawatiran mengenai keamanan dalam olimpiade itu bertambah buruk dengan kejadian dua bom bunuh diri pada bulan lalu di selatan kota Volgograd, Rusia yang menewaskan 34 orang.
Sementara itu, para pejabat senior AS telah mengeluhkan bahwa Rusia "tidak bersikap terbuka dalam berbagi informasi spesifik mengenai ancaman serangan".
Komite Olimpiade AS telah menyarankan para atletnya yang akan bertanding di Sochi untuk tidak mengenakan seragam tim mereka atau seragam berlogo USA di luar arena Olimpiade selama berlangsungnya ajang olahraga itu, yakni mulai 7 Februari hingga 23 Februari, agar tidak menjadi target penyerangan.
Mantan duta besar Rusia untuk Amerika Serikat Temuri Yakobashvili mengatakan bahwa keprihatinan Amerika tentang keamanan Olimpiade Musim Dingin di Sochi itu merupakan "hal yang sangat sah".
"Pemerintah AS jelas harus sangat berhati-hati dan harus sangat prihatin karena adanya sentimen anti-Amerika," kata Yakobashvili.
Seperti diberitakan sebelumnya, suatu kelompok militan dalam sebuah video yang dirilis di Internet pada awal Januari mengatakan bahwa mereka adalah pelaku dua pemboman bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 34 orang di kota Volgograd, Rusia, pada bulan lalu, dan mengancam akan melakukan serangan pada Olimpiade Musim Dingin di kota Sochi.
Dalam video berisi ancaman kepada Presiden Rusia Vladimir Putin tentang serangan dalam olimpiade yang dilaksanakan bulan depan, seorang pria dalam bahasa Rusia mengatakan, "Bila anda melaksanakan olimpiade tersebut, anda akan menerima sebuah hadiah dari kami ... untuk anda dan semua wisatawan yang akan datang di acara olimpiade".
Seorang pejabat senior AS mengatakan, "Kami telah berbicara dengan pihak Rusia tentang masalah keamanan regional ini. Masalah keamanan di Kaukasus Utara ini adalah sebuah kekhawatiran lama." .
Pejabat itu mengaku pemerintah AS "frustrasi" dengan sedikitnya informasi yang diberikan oleh pihak intelijen Rusia.
"Ini adalah masalah yang sulit karena ini masalah intelijen. Kami (AS-Rusia) memiliki hubungan yang baik, kami memiliki percakapan yang baik, tetapi pemerintah AS selalu ingin tahu lebih banyak," kata pejabat itu.
"Jadi, apa yang anda dengar dari kami adalah suatu ekspresi frustasi karena kami tidak mengetahui segalanya tentang ancaman keamanan ini," lanjutnya.
Namun demikian, ahli keamanan nasional Micah Zenko mengatakan AS dan Rusia tetap "terkunci" dalam suatu hubungan yang saling tidak percaya.
"Rusia tidak ingin memberikan informasi yang bisa mengungkapkan sumber-sumber dan metode yang digunakan negara itu dalam mengumpulkan informasi dan sinyal intelijen, sementara Amerika Serikat tidak ingin berbagi teknologi yang bisa mengendalikan bom mobil yang menggunakan sinyal radio,"kata Zenko.
Anggota parlemen AS dari Partai Republik Peter King mengatakan Amerika Serikat sangat waspada dalam berbagi teknologi dengan Rusia.
"Saya bisa mengerti mengapa orang-orang di pemerintahan AS enggan untuk berbagi informasi teknologi yang sangat canggih karena hal itu mungkin dapat digunakan untuk melawan kami di masa depan," katanya dalam siaran televisi ABC.
Sementara itu, Yakobashvili pun mengatakan ia berharap tidak terjadi "bentrokan" antara AS dan Rusia terkait masalah keamanan Olimpiade di Sochi.
"Saya tidak berpikir bahwa Amerika Serikat sedang mencoba dengan cara apa pun untuk menghadapi Federasi Rusia dan kepemimpinannya," katanya.
Bahkan, pemerintah AS telah berulang kali menawarkan bantuan keamanan kepada pihak Rusia.
Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan diplomasi melalui telepon mengenai pengamanan olimpiade di Rusia.
Pentagon pun telah mengatakan pihaknya siap untuk memberikan bantuan keamanan kepada Rusia dengan menyebarkan pasukan angkatan udara dan angkatan lautnya, termasuk memindahkan dua kapal perang AS ke Laut Hitam. Namun, Rusia telah menolak tawaran tersebut.
No comments:
Post a Comment