!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, July 20, 2014

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pertemukan Prabowo dengan Jokowi pada acara buka puasa

Prabowo, SBY, Jokowi sholat bareng
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pertemukan Prabowo dengan Jokowi pada acara buka puasa

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada sambutan pada acara buka puasa bersama di Istana Negara yang dihadiri calon presiden Prabowo dan Jokowi, mengatakan, pentingnya pemilu presiden yang damai dan demokratis.

"Dua-dua penting dan tidak bisa dipisah-pisahkan," kata Presiden Yudhoyono, Minggu (27/07) petang di Istana Negara, Jakarta.

Karena itu, Presiden SBY kemudian mengajak seluruh rakyat Indonesia "untuk sama-sama mengawal dan menyukseskan babak akhir pemilu presiden."
Di acara buka bersama itu, Presiden Yudhoyono duduk semeja dengan Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

Saat sholat Maghrib berjamaah di Istana Negara, SBY juga berdiri di tengah di antara Jokowi dan Prabowo di bagian shaf pertama.

Hadir pula cawapres Hatta Radjasa dan Yusuf Kalla, para menteri kabinet serta pimpinan lembaga negara lainnya.

Acara buka bersama yang digagas Ketua DPD Irman Gusman ini digelar setelah dua kubu capres saling serang terkait hasil penghitungan cepat pilpres.
'Pentingnya persaudaraan'

Dalam pidatonya, SBY juga mengingatkan pentingnya persatuan dan persaudaraan di antara anggota masyarakat.

"Harganya amat mahal jika sebuah bangsa terpecah. Untuk menyatukannya kembali bukan sesuatu yang mudah," katanya.

Sebelumnya, Presiden mengatakan, dirinya telah meminta polisi dan TNI melakukan pengamanan selama proses rekapitulasi hasil pilpres pada Selasa (22/07) nanti.

TNI dan polisi akan mengamankan proses pengumuman hasil akhir rekapitulasi pemilihan presiden di kantor Komisi Pemilihan Umum, KPU Jakarta, Selasa (22/07) nanti.

Pernyataan ini disampaikan sebagai upaya antisipasi kemungkinan adanya gangguan keamanan saat pengumuman hasil pilpres.
Sedikitnya Klik 50.000 personil TNI dan polisi akan diturunkan untuk menjaga kantor KPU.

Apara kepolisian juga telah disiagakan kemungkinan adanya pengerahan massa dari luar Jakarta.

TNI dan polisi akan mengamankan proses pengumuman hasil akhir rekapitulasi pemilihan presiden di kantor Komisi Pemilihan Umum, KPU Jakarta, Selasa (22/07) nanti.

Pernyataan ini disampaikan sebagai upaya antisipasi kemungkinan adanya gangguan keamanan saat pengumuman hasil pilpres.

Sedikitnya 50.000 personil TNI dan polisi akan diturunkan untuk menjaga kantor KPU.
Apara kepolisian juga telah disiagakan kemungkinan adanya pengerahan massa dari luar Jakarta.

"Dalam konteks pemilu, saya tempatkan KPU sebagai obyek strategi nasional. Untuk itu betul-betul kami lindungi sepenuhnya," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Jakarta, Minggu (20/07) siang.

Sementara, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, dirinya menjamin tidak ada gangguan keamanan setelah KPU mengumumkan hasil final rekapitulasi pilpres.

"Polri dan TNI menjamin (gangguan keamanan) itu tidak akan terjadi," kata Sutarman dalam sambutan di sela-sela deklarasi damai sejumlah relawan kubu capres Jokowi-Prabowo di Jakarta, Minggu siang.Pernyataan ini menanggapi informasi yang beredar di masyarakat yang khawatir terhadap masalah keamanan saat KPU mengumumkan haisl penghitungannya.

Panglima TNI dan Kapolri juga kembali mengulangi permintaannya agar kedua kubu capres tidak mengerahkan massanya ke kantor KPU.

Kubu capres Jokowi dan Prabowo Subianto sendiri telah menyatakan tidak akan mengerahkan pendukungnya saat proses penghitungan hasil pilpres. BBC



No comments:

Post a Comment