!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, December 6, 2013

Pejuang Kemanusiaan yang Berani Itu , Nelson Mandela Telah Berpulang pada Usia 95 tahun.



.:

Pejuang Kemanusiaan yang Berani Itu , Nelson Mandela Telah Berpulang pada Usia 95 tahun.

Bukan hanya rakyat Afrika Selatan berduka, tetapi masyarakat dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama memerintahkan pemasangan bendera setengah-tiang di Gedung Putih dan gedung-gedung publik lain sebagai tanda berkabung AS atas kematian pahlawan anti-apartheid Nelson Mandela..


ASATUNEWS - Dunia kembali ditinggal sosok terbaiknya. Kamis (6/12) pecan lalu, pejuang antiapartheid sekaligus presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan (Afsel), Nelson Mandela, tutup usia pada 95 tahun. Ia wafat di rumahnya di Johannesburg, sesudah berbulan-bulan dirawat di rumah sakit.
Nelson Mandela, yang ikut dalam perjuangan anti-apartheid dan mantan Presiden Afrika Selatan, meninggal pada usia 95 tahun, Kamis (5/12/2013) malam waktu setempat atau Jumat (6/12/2013) pagi waktu Indonesia.

Mandela adalah presiden pertama berkulit hitam di Afrika Selatan. Sebelum membuat sejarah itu, ia melewatkan 27 tahun hidupnya di penjara.

Pada September 2013, Mandela meninggalkan rumah sakit di Johannesburg setelah tiga bulan menjalani perawatan intensif untuk infeksi paru dan sempat dinyatakan kritis.

Kondisi kesehatan Mandela dikabarkan kembali memburuk karena komplikasi infeksi tersebut. Ia meninggal ditemani keluarganya.

Berita duka ini diumumkan langsung oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma melalui jaringan televisi setempat. Dengan emosional, Zuma mengumumkan, "Bangsa kami kehilangan putra terbaiknya."

Mandela memiliki masalah dengan paru sejak masih menjalani kehidupan penjara di Robben Island. Kisah hidupnya yang luar biasa dan selera humor yang unik telah menempatkannya dalam deretan pemimpin karismatik yang memikat kalangan global.

Sempat dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat dan Inggris atas dukungannya terhadap aksi kekerasan yang ditujukan kepada rezim apartheid, hari ini Mandela justru menjadi ikon moral yang nyaris tak mengundang cela dari mana pun.

Mandela adalah pemenang Nobel Perdamaian untuk perjuangannya di Afrika Selatan. Sebagai pemimpin Kongres Nasional Afrika (ANC), Mandela harus meringkuk di penjara selama 27 tahun dan baru bebas pada 1990.

Negosiasi dengan pemerintahan kulit putih mengantarkan Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan melalui pemilu multirasial pertama di negara itu pada 1994.

Meski demikian, Mandela hanya menjadi presiden untuk satu periode. Sesudahnya dia menjadi negarawan, berkeliling memimpin kampanye melawan AIDS, dan akhirnya pensiun dari kegiatan publik pada 2004.

"Ketika ia keluar dari penjara, orang menemukan bahwa ia adalah semua hal yang mereka harapkan, dan (bahkan) melebihi (harapan itu)," ujar sesama peraih Nobel Perdamaian, Uskup Agung Desmond Tutu.

"Ia adalah negarawan yang paling dikagumi dan dihormati di dunia dan salah satu manusia terbesar untuk berjalan di bumi ini," tambah Tutu.

Dalai Lama, tokoh pejuang Tibet Jumat (6/12/2013) mengatakan dalam sebuah surat yang dikirimkan pada keluarga mendiang Nelson Mandela, bahwa ia kehilangan teman baik.

"Dia (Mandela) adalah orang yang memiliki keberanian, prinsip, dan integritas yang tak diragukan," tulis Dalai Lama dalam suratnya itu.

Melalui pernyataan yang diunggah di laman situsnya, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan ini mengatakan penghormatan terbaik harus diberikan pada Mandela.

"(Penghormatan) dengan melakukan apapun yang kita bisa untuk berkontribusi menghormati kesatuan manusia serta bekerja untuk perdamaian dan rekonsiliasi seperti yang dia lakukan," papar Dalai Lama.

Selama hidupnya, Mandela dikenal sebagai tokoh yang gigih mendorong kampanye perlawanan apartheid dengan menggerakkan aksi damai massa.

Namun di samping itu, Mandela juga harus berjuang sendiri melawan sejumlah penyakit selama hidupnya. Inilah penyakit-penyakit yang harus dia hadapi sebelum akhirnya menyerah di usia ke-95 tahun.

Paru-paru
Ketika masih berada dalam periode 27 tahunnya di penjara, Mandela didiagnosa menderita tuberkulosis. Tepatnya di tahun 1988, setelah dia menjalani pemeriksaan di Stellenbosch Hospital dekat Cape Town.

Keadaan Mandela saat itu batuk parah dan sangat lemah. Dua liter cairan dikeluarkan dari paru-parunya dan dia harus dirawat di rumah sakit tersebut selama enam minggu sebelum akhirnya dipindahkan ke klinik privat di penjara Cape Town. Saat itu Mandela menjadi orang berkulit hitam pertama yang mendapat perawatan di klinik tersebut.

"Ketika hasil pemeriksaan keluar, dokter mengatakan, sangat beruntung keadaan saat itu belum ada lubang di paru-paru saya. Saya pun menjalani pengobatan dan sembuh sepenuhnya dalam empat bulan," ujar Mandela di tahun 2004.

Pada Januari 2011, Mandela dirawat selama dua malam karena infeksi pernapasan akut di usianya yang ke-92. Hingga kini, infeksi pernapasan yang dideritanya belum diketahui namanya. Setelah mencapai keadaan stabil, Mandela melanjutkan perawatan di rumah dengan pengawasan medis yang intens.

Pada Desember 2012, Mandela menjalani perawatan selama tiga minggu lantaran infeksi paru-parunya kambuh. Selanjutnya, dia melanjutkan perawatannya di rumah. Dia juga kembali dirawat semalam pada Maret 2013 untuk pemeriksaan medis terjadwal.

Di bulan yang sama, Mandela juga dirawat selama 10 hari akibat pneumonia. Dalam perawatan tersebut, dokter harus mengeluarkan cairan dari paru-parunya. Di bulan Juni, Mandela kembali dirawat di RS karena keadaaannya memburuk. Dokter menyebut keadaannya sebagai kondisi yang serius namun stabil.

Prostat
Mandela menjalani operasi di tahun 1985 dengan alasan pembesaran kelenjar prostat yang menghalangi saluran kencingnya. Pada 2001, dia juga menjalani radioterapi untuk kanker prostatnya.

Perut
Pada Februari 2012, Mandela dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan terkait sakit perut parah yang dialaminya. Untuk mendiagnosa penyakitnya, dokter menggunakan prosedur laparoskopi, yaitu membuat insisi kecil pada daerah perutnya, dan memasukan kamera untuk memantau keadaan di dalamnya.

Mata
Saluran air mata Mandela rusak akibat dipaksa menghancurkan batu kapur di tambang Robben Island. Karena sifat batu yang alkalin, mata yang terkena serpihan batu pun menjadi kering dan iritasi.

Pada tahun 1994, beberapa bulan setelah diakui sebagai presiden kulit hitam pertama, Mandela juga menjalani operasi katarak di usia 75 tahun. Pewarta foto pun dilarang menggunakan lampu kilat saat mengambil fotonya.

Vokalis dan pemain bas Sting mengobati kerinduan para penggemarnya dalam konser yang bertajuk Back to Bass Tour di Mata Elang Internastional Stadium, Ancol, Jakarta, Sabtu (15/12/2012). Sting membuka konsernya dengan lagu If I Ever Lose My Faith in You. Sting terakhir manggung di Jakarta 20 Tahun silam..



Sepanjang perjuangannya untuk mengakhiri apartheid, Mandela juga didukung oleh artis-artis terkenal dunia, termasuk yang dari bidang musik.

Pada 1984, Special AKA, band ska dari Inggris, merilis sebuah lagu protes berjudul "Free Nelson Mandela". Lagu tersebut membuka jalan bagi konser-konser dukungan dan penghormatan berskala besar bagi Mandela. Sebut saja, Free Nelson Mandela Concert di Stadion Wembley, London (Inggris) pada 1988..

Semua konser yang membawa nama Mandela ketika itu bertujuan menggalang dana untuk menumbuhkan kepedulian terhadap usaha berani Mandela dalam mengakhiri segregasi di Afrika Selatan.

Setahun sesudah lagu "Free Nelson Mandela" dirilis, gitaris E Street Band, Steven Van Zandt, menghimpun sederet bintang musik menjadi grup bernama Artists United Against Apartheid.

Mereka membawakan lagu karya Van Zandt yang berjudul "Sun City". Lagu bergaya "We Are the World" tesebut ditujukan untuk Afrika Selatan, di mana sejumlah pemusik kenamaan, sebut saja Rod Stewart, Black Sabbath, dan Elton John, pernah tampil ketika pemerintah apartheid berkuasa.

Para artis musik yang ambil bagian dalam lagu "Sun City" adalah DJ Kool Herc, Grandmaster Melle Mel, Run-DMC, Afrika Bambaataa, dan Kurtis Blow, di samping Bob Dylan, Ringo Starr, Lou Reed, U2, George Clinton, Joey Ramone, Pete Townshend, dan Hall & Oates, serta dua personel The Rolling Stones, Keith Richards dan Ronnie Wood.

Pada Juni 1988 di Stadion Wembley, London digelar konser Free Nelson Mandela Concert. Dari Sting, George Michael, The Eurythmics, Al Green, The Bee Gees, UB40, Stevie Wonder, Salt N Pepa, Whitney Houston, hingga Peter Gabriel tampil dalam konser tersebut.

Dua bulan sesudah Mandela dibebaskan pada 1990, konser Nelson Mandela: An International Tribute for a Free South Africa diselenggarakan di Stadion Wembley.

Konser itu menghadirkan Jesse Jackson, Denzel Washington, Neil Young, The Jungle Brothers, Tracy Chapman, Natalie Cole, dan Peter Gabriel.

Pada 2008, di Hyde Park, London, digelar konser penghormatan bagi Mandela dalam rangka ulang tahunnya yang ke-90. Tak kurang dari Will Smith, Amy Winehouse, Josh Groban, Queen with Paul Rodgers, dan pemusik terkenal dari Afrika Selatan Johnny Clegg tampil dalam konser tersebut.

Berbagai cara dilakukan untuk mengenang Mandela, bahkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bergabung dengan jutaan warga dunia mengenang Nelson Mandela dengan menyuguhkan foto tanah kelahirannya yang diambil dari antariksa.

"Sebagai penghargaan bagi ikon anti-apartheid Nelson Mandela yang meninggal hari ini pada usia 95, inilah foto Cape Town, Afrika Selatan, dari antariksa," demikian pernyataan NASA di akun Google+ yang dimilikinya.

"Foto ini diambil pada 9 Mei 2013 oleh astronot asal Kanada, Chris Hadfield, ketika bertugas di International Space Station (ISS). Hadfiled men-tweet foto itu dan menulis 'Cape Town, South Africa and the South Atlantic calling to forever'," demikian pernyataan NASA.

Citra Afrika Selatan dari antariksa tidak hanya menjadi kenang-kenangan akan Nelson Mandela, tetapi juga foto terakhir dalam Cosmic Log Space Advent Calendar, foto-foto Bumi yang dirilis NASA setiap harinya pada bulan Desember untuk menyambut Natal.

Kala Zuma berpidato, warga singgah di depan rumah Mandela di Johannesburg. Kesedihan serta penghormatan mereka terangkum lewat tangisan, bunga, serta lilin bernyala. Stasiun televisi Afsel menggaungkan lagu “Amazing Grace,” seraya menampilkan potret-potret dari kehidupan serta perjuangan Mandela.
“Tata Madiba adalah pahlawan kami. Ia adalah pemimpin dan guru kami,” kata Michelle Colet, 39 tahun, menyebutkan nama panggilan untuk Mandela. “Negara ini berduka.”
Madiba divonis penjara seumur hidup pada 1964. Ia menghabiskan lebih dari 25 tahun di balik jeruji. Sebagian besar masa tahanan itu dilewatkan di penjara dengan keamanan maksimal di Robben Island, lepas pantai Cape Town.
Mandela dibebaskan dari penjara lain pada 1990. Saat itu, situasi Afsel sudah berubah. Afsel menjadi negara yang terkucil dari pergaulan internasional. Mandela kemudian berupaya memimpin negaranya kembali ke rangkulan masyarakat dunia, yang mengecam pemerintahan rasialis di Afsel.
Mandela bekerja sama dengan Presiden Afsel saat itu, F.W. de Klerk, yang pernah menemuinya secara rahasia saat dalam penjara. Melalui perundingan sengit, mereka membongkar mesin politik Afsel yang didominasi kulit putih. Negosiasi berbuah rancangan pemilihan umum pada 1994. Pada akhirnya, pemilihan umum ini memungkinkan Afsel memilih presiden kulit hitam pertama, yakni Mandela.
Mandela mewarisi bangsa yang retak. Ia memimpin Afsel, yang sedang di ambang perang saudara, dengan membentuk pemerintahan persatuan nasional. Pemerintahan ini menghapus praktik apartheid, juga merancang salah satu undang-undang dasar yang termasuk paling liberal sedunia dalam urusan hak asasi manusia. Misalnya, pelarangan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual. Afsel menjadi negara pertama yang mengesahkan pernikahan homoseksual.
Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran yang diperjuangkan Mandela mempercepat berakhirnya konflik rasial. Amnesti diberikan sebagai imbalan atas kesaksian seseorang, menjadi model di area konflik lain sedunia. Timor Leste, Liberia, dan Peru termasuk yang mengikuti sistem ini.
Mandela mundur dari kursi kepresidenan pada 1999. Meski begitu, sosoknya tetap dianggap sebagai seorang ayah di Afsel, melintasi segala perubahan politik dan ekonomi di Negeri Pelangi.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memang belum pernah bertemu dengan Nelson Mandela usai mencatatkan sejarah sebagai presiden kulit hitam pertama di AS. Meski demikian, pada Kamis Obama menyampaikan penghormatan atas tokoh ikonik itu, yang menginspirasinya dalam berpolitik. Obama mengatakan ia tidak dapat membayangkan dirinya sukses tanpa mencontoh Mandela, presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan..
“Ia telah meraih prestasi yang lebih besar dari siapapun,” ujar Obama dalam pernyataan duka cita Gedung Putih. “Kini ia berpulang dan kita kehilangan salah satu manusia paling berpengaruh, berani, dan luar biasa baik yang pernah kita kenal di Bumi ini.”
Obama pernah bertemu Mandela pada 2005 saat Mandela melawat ke Washington dan Obama masih menjadi anggota Senat. Keduanya saling mengirim surat dan menelepon, namun tidak pernah bertemu lagi sesudahnya.
Dalam pernyataan duka citanya di Gedung Putih, Obama mengatakan aksi politik pertamanya adalah mengikuti sebuah protes menentang apartheid.
“Saya mempelajari kata-kata dan tulisannya,” ujar Obama. “Sama seperti warga dunia lainnya, saya tidak dapat membayangkan hidup saya tanpa mengikuti contoh yang ditetapkan Nelson Mandela. Selama saya hidup, saya akan berusaha sebisa mungkin untuk belajar darinya.”
Selama bertahun-tahun publik menduga Obama akan  menghadiri pemakaman Mandela di Afrika Selatan. Gedung Putih belum berkomentar soal rencana Obama..
“Kita mungkin tidak akan melihat sosok seperti Nelson Mandela lagi,” ujar Obama. “Sehingga kita perlu berbuat sebaik mungkin untuk meneruskan teladan yang telah ia tetapkan.”
Mandela meninggalkan warisan yang dipuji dunia. Di London, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengenang Mandela sebagai “tokoh penting dalam masa kita; seorang legenda hidup yang kini telah berpulang—pahlawan global sejati.” Cameron menambahkan, “Bertemu dengannya adalah salah satu kehormatan terbesar dalam hidup saya.” Ia mengatakan bendera di No. 10 Downing Street akan dikibarkan setengah tiang.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, “Mandela akan selalu dikenang lebih dari seorang pemimpin politik, ia adalah pemimpin moral. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya menentang ketidakadilan dari politik apartheid. Saat perjuangan itu berhasil, ia kembali menginspirasi kita dengan pengampunan dan rekonsiliasi yang diberikan bagi negaranya.”
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius lewat Twitter berkata, “Sebagai tokoh yang dikagumi secara universal, ia memberi makna sejati bagi kata kemanusiaan.” Christine Lagarde, direktur pelaksana IMF, mengatakan, “Mandela adalah seorang manusia yang membawa prinsip yang mendalam, keahlian diplomasi, dan harga diri dalam melakukan tugasnya: rekonsiliasi nasional dan pembangunan negara. Kesederhanaan dalam kehebatannya akan selalu dikenang dan, yang paling penting, akan terus menginspirasi kita semua.”.
Meski sempat menjalankan aksi-aksi kekerasan dalam memperjuangkan kemerdekaan Afrika Selatan dan penentangan terhadap politik apartheid, Nelson Mandela kemudian dikenal sebagai pejuang kemanusiaan yang menjauhi cara-cara kekerasan. Bahkan pesan rekonsialiasi-nya kemudian menjadi terkenal dan memengaruhi banyak  aktivis pergerakan kemanusiaan dan politik di berbagai belahan dunia.
Dalam pesannya itu, Mandela mengajak agar tidak menaruh dendam terhadap lawan-lawan politik kita, seberapa pun beratnya perlakuan yang telah diterima.
 "Saat berjalan keluar pintu menuju gerbang yang akan membuat saya bebas, saya tahu, ketika saya tidak meninggalkan kepahitan dan kebencian saya di belakang, saya masih akan berada di penjara," kata Mandela setelah dibebaskan. Pada tahun 1993, Mandela mendapat Nobel Perdamaian.
Menurut Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Nelso Mandela adalah milik zaman. “Kita sudah kehilangan salah satu manusia paling berpengaruh, berani, dan sangat baik," ungkap Obama.


Kabar wafatnya Nelson Mandela pada usia 95 tahun telah memicu bentuk penghormatan untuk berbagai aspek kehidupan mantan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu.

Itu tak terkecuali dari dunia hiburan yang dalam beberapa tahun terakhir memunculkan banyak film tentang Mandela.

Setidaknya dua penghargaan film dianugerahkan untuk film-film yang mengisahkan perjalanan tokoh besar umat manusia ini.

Keduanya adalah aktor Danny Glover yang menjadi nominasi Emmy untuk serial televisi "Mandela" pada 1987, dan Morgan Freeman yang meraih Oscar dalam "Invictus" produksi tahun 2009.

Huffington Post melaporkan, kehidupan mendiang Nelson Mandela akan terus menjadi tema film-film berikutnya, karena warisan agung yang ditinggalkannya untuk dunia.

Berikut tujuh aktor yang memerankan Nelson Mandela dalam kurun 25 tahun terakhir.

1. Danny Clover, dalam "Mandela" (1987)
2. Dennis Haysbert, "Goodbye Bafana" (2007)
3. Clarke Peters, "Endgame" (2009)
4. Morgan Freeman, "Invictus" (2009)
5. David Harewood, "Mrs. Mandela" (2011)
6. Terrence Howard, "Winnie Mandela" (2011)
7. Idris Elba, "Mandela: Long Walk to Freedom" (2013).

Kantor berita AFP hari ini menulis tentang cara berpenampilan dan berpakaian Nelson Mandela yang disebut media asal Prancis itu diinspirasi oleh mantan Presiden Indonesia Soeharto.

Orang Afrika Selatan menyapa Nelson Mandela dengan "Madiba magic", merujuk nama marga sukunya, Madiba.

Sebutan itu adalah gambaran kombinasi unik Nelson Mandela antara kehebatan dan kesederhanaan, tentang sindirannya, tentang kemampuannya berelasi dengan kaum miskin, tentang baju warna warninya dan kecakapannya dalam menari.

Banyak yang mengenang pelantikan khidmatnya sebagai presiden kulit hitam Afrika Selatan pada 20 Mei 1994 dalam usia 75 tahun.

Ketika itu dia mengayunkan langkah kakinya pada momen sempurna kendati dibalut pakaian unik dan tangis. Tangannya terkepal, sedangkan senyum berseri teriring dari mukanya.  Sejak itu istilah "Madiba jive" lahir dan dikenal hingga kini.

Para artis memparodikan gaya itu, radio-radio juga menirukannya, dan setiap waktu Mandela tampil di publik orang-orang memintanya untuk bergaya padahal tubuhnya semakin renta seiring bertambahnya tahun.

Banyak bar di Afrika Selatan turut memparodikan aksen unik suaranya yang menggeram pelan.

Yang juga tak terpisahkan dari sihir Madiba adalah pakaian longgar warna warninya yang menonjol di antara stelan jas dan dasi yang menyertai para pendamping dan tamu-tamunya.

Apa yang dikenakannya terinspirasi oleh batik yang dikenakan mantan Presiden Suharto dari Indonesia. Batik yang senantiasa dikenakan Mandela dibuat tangan oleh seorang warga Burkina Faso yang tinggal di Pantai Gading.

Para fotografer menyukainya, kendati mereka dilarang menggunakan flash saat mengambil gambar Mandela karena kekuatan mata Mandela melemah gara-gara menjalani kerja paksa di penjara Pulau Robben, luar kota Cape Town, di mana dia dipenjarakan selama 18 tahun.

Thabo Mbeki, penggantinya sebagai presiden yang senang mengenakan stelah jas hitam elegan, pernah menyebut batik Mandela itu "aneh".

Tapi "Sihir Madiba" itu menarik perhatian para pemimpin seluruh dunia, untuk berlomba berfota bersama Mandela setelah dia pensiun pada 1999.

Tapi ketika Presiden AS George W. Bush mengunjungi Afrika Selatan pada 2003, sang presiden melewatkan kesempatan berfoto tersebut karena Mandela mengkritik invasi AS ke Irak dengan menyebut Bush "presiden yang tak bisa bertindak benar".

Komentar Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.


Mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela merupakan sosok pejuang inspiratif bagi bangsa di seluruh dunia, khususnya untuk negara-negara berkembang, kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.

"(Mandela) tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, untuk menentang rasialisme, kolonialisme, dan berbagai bentuk ketidak-adilan lainnya," ujar Marty melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat.

Marty menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Mandela dalam usia 95 tahun. Mandela, Presiden Afsel periode 1994-1999, kata Marty, telah menjadi contoh seorang pejuang yang teguh dan prinsipil menentang politik apartheid yang keji.

Sementara itu, berbagai tokoh dunia pun menyampaikan duka mendalam atas wafatnya peraih Nobel Perdamaian pada 1993 itu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut Mandela adalah "raksasa" bagi keadilan dan inspirasi manusia yang membumi.

"Atas nama PBB, saya sampaikan belasungkawa yang paling dalam kepada keluarga Mandela, rakyat Afsel dan tentu saja kepada keluarga global kita," ujarnya seperti dikutip Xinhua.

Pada Kamis, semua wakil 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB yang menghadiri pertemuan terbuka, bangkit dan mengheningkan cipta untuk Mandela.

Perjalanan panjang Nelson Mandela dari penjara apartheid menuju Presiden Afrika Selatan telah membentuk kembali sebuah negara dan menginspirasi dunia..


Apartheid pun musnah.

"Saya menyapa Anda semua atas nama perdamaian, demokrasi dan kebebasan untuk semua," kata Mandela yang saat itu berusia 71 tahun pada pidato resmi pertamanya setelah 27 tahun dipenjara.

"Saya berdiri di hadapan Anda semua bukan sebagai rasul, namun sebagai abdi nan rendah hati untuk Anda semua, rakyat."

Tanpa mendendam, dia merangkul orang-orang yang memenjarakannya dan telah menyiksa rekan sesama kulit hitamnya demi "rekonsiliasi sejati" di negara itu.

"Dia muncul sebagai orang yang jauh lebih agung ketimbang saat dia masuk (penjara)," kata mantan uskup agung Desmond Tutu.

"Dia telah belajar untuk memahami kerentanan dan kelemahan umat manusia dan menjadi lebih murah hati dalam penilaiannya kepada yang lain."

Empat tahun setelah pembebasannya dan hanya setahun setelah menerima hadiah Nobel Perdamaian, rakyat Afrika Selatan memilih Mandela sebagai presiden kulit hitam pertama negeri itu.

Tidak sebagaimana umumnya politisi, Mandela yang dipenuhi oleh kekuatan moral, tidak pernah menyempal dari prinsipnya.

Pemimpin langka

Namun tugas berpemerintahanya luar biasa, yaitu lebih dari mencegah terjadinya perang saudara.

"Kita masuk ke kovenan bahwa kita akan membangun satu masyarakat di mana semua rakyat Afrika Selatan, baik kulit hitam maupun kulit putih, berdiri sama tinggi duduk sama rendah, tanpa ada rasa takut dalam hatinya, menjamin hak tak terpisahkannya sebagai manusia bermartabat, sebuah Bangsa Pelangi dalam dirinya dan dunia," kata Mandela saat bersumpah jabatan.

Dia berhasil mencegah kekerasan rasial yang serius, sebagian berkat kesederhanaan dan penguasaannya atas simbolisme.

Mungkin dua dari momen paling mulianya sebagai perekonsialiasi terlihat ketika dia minum teh bersama dengan janda arsitek politik apartheid Hendrik Verwoerd dan saat mengenakan kostum klub rugby Springbok untuk menyelamati kemenangan tim yang didominasi kulit putih itu pada Piala Dunia Rugby 1995.

Mandela tetap menjadi simbol pemersatu di negara yang masih dibelit ketegangan rasial dan ketidaksetaraan yang besar itu.

"Kehidupannya mengisahkan satu cerita yang berdiri langsung menghadapi sinisme dan keputusasaan yang sangat sering menimpa dunia kita," tulis Presiden AS Barack Obama dalam kata pengantar otobiografi Mandela.

Namun kriminalitas, kemiskinan dan skandal korupsi telah mengakhiri bulan madu yang dinikmati rakyat Afrika Selatan setelah Mandela mengantarkan "Bangsa Pelangi" tersebut.

"Mandela, di satu sisi, adalah fenomena satu dalam seratus tahun," kata Frans Cronje dari Institut Hubungan Ras.

"Mengira Afrika Selatan akan mencapai level atau standard tata laksana, prilaku, peran dalam politik internasional seperti itu, saya kira terlalu berlebihan."

Lahir di desa Mvezo di salah satu daerah termiskin Afrika Selatan di Transkei pada 8 Juli 1918, Rolihlahla Dalibhunga Mandela adalah cicit Raja Tembu.

Dia diberi nama Inggris "Nelson" oleh seorang gurunya sewaktu di sekolah.

Aktivis sejak menjadi mahasiswa Universitas Fort Hare, Mandela membuka firma hukum kulit hitam pertama di Johannesburg pada1952, bersama sesama aktivis Oliver Tambo.

Dia menjadi panglima Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa), sayap bersenjata dari Kongres Nasional Afrika, pada 1961, dan setahun kemudian mengikuti pelatihan militer di Aljazair dan Ethiopia.

Siap mati

Setelah lebih dari setahun dalam gerakan bawah tanah, dia ditangkap dan pada 1964 dipenjarakan seumur hidup menyusul persidangan Rivonia di mana dia menyampaikan pidato yang kemudian menjadi manifesto gerakan anti-apartheid.

"Sepanjang hidup saya, saya telah membaktikan diri saya untuk memperjuangkan rakyat Afrika. Saya bertempur melawan dominasi kulit putih dan saya juga bertempur melawan dominasi kulit hitam. Saya menjunjung cita-cita demokrasi dan masyarakat bebas. ...Itu adalah cita-cita kepada mana saya bersiap untuk mati."

Mandela dipenjara di Pulau Robben selama 18 tahun sebelum dipindahkan pada 1982 ke penjara Pollsmoor di Cape Town, lalu ke penjara Victor Verster dekat Paarl.

Selama masa penahanannya, tekanan internasional meningkat kepada Afrika Selatan.

Lalu pada 1989 Presiden P.W. Botha yang berhaluan garis keras digantikan F.W. De Klerk yang lebih rekonsiliatif.

Setahun kemudian, De Klerk memerintahkan pembebasan Mandela.

"Saya ingin berterus terang bahwa pemerintah telah mengambil keputusan tegas untuk membebasan Tuan Mandela tanpa syarat," kata De Klerk kepada parlemen yang terkejut mendengarnya.

"Masa untuk negosiasi telah sampai." kata dia. "Alternatifnya adalah meningkatnya kekerasan, ketegangan dan konflik."

Kepresidenan Mandela, seperti masa Presiden AS Abraham Lincoln atau PM Inggris Winston Churchill, tak akan dikenang karena pencapaian legislatifnya.

Dia hanya berkuasa dalam satu masa jabatan yang berumur 5 tahun, dan setelah pensiun pada 1999 dia membaktikan energi luar biasanya kendati kondisi fisik yang terus menurun, untuk menengahi konflik-konflik, terutama perang di Burundi.

Pada 1998, pada perayaan HUT-nya yang ke-80, Mandela, setelah bercerai dengan istri keduanya Winnie Madikizela-Mandela, dia menikahi Graca Machel, janda presiden Mozambiq Samora Machel.

Tak pernah melihat anak-anaknya tumbuh selama dipenjarakan, Mandela lalu membaktikan hidupnya untuk kaum muda, menyalurkan uang dari kelompok bisnis untuk membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil.

Pada usia 83, dia diagnosis menderita kanker prostat dan sukses menjalani perawatan. Selama hidupanya dia menderita sakit pernafasan.

Dia diagnosis menderita tuberculosis stadium dini selagi dipenjara pada 1988.

Pada Mei 2004, Mandela mengumumkan untuk menurunkan penampilannya di publik demi menikmati hidup yang lebih adem ayem bersama keluarga dan teman-temannya.

Delapan bulan kemudian, dia menggelar jumpa pers di rumahnya bahwa anak laki-laki satu-satunya meninggal dunia karena AIDS. Ini adalah salah satu upayanya mendorong keterbukaan mengenai penyakit ini.

Pada Januari 2011 dia diserang infeksi paru-paru yang pulih pada akhir 2012, lalu kambuh lagi akhir Maret lalu.

Mandela meninggalkan seorang istri, Graca, dan tiga anak perempuannya Maki, Zindzi dan Zenani, serta lusinan cucu dan cicit.

Salah satu penampilan terakhir Mandela di panggung dunia adalah saat membantu membawa turnamen Piala Dunia ke Afrika Selatan pada 2010 yang adalah kali pertama turnamen sepakbola sejagat itu diadakan di benua Afrika.

Dia membuat penonton semarak pada laga final lewat penampilan mengejutkannya dengan menumpang kendaraan golf.

Setelah Piala Dunia, Presiden Jacob Zuma mengatakan membumbungnya kebanggan nasional akibat turnamen itu telah membuat negeri tersebut mendekat untuk mewujudkan visi Mandela.

"Kami sudah sangat dekat, jika tidak sepenuhnya mencapai impianmu, Tata (kakek), menjadi satu bangsa bersatu dalam kebhinekaan, merayakan pencapaian-pencapaiannya dan bekerja bergotong royong."

Sejumlah pakar menyebutkan humor menunjukkan kecerdasan seorang pemimpin, dan kebanyakan para pemimpin besar dunia memang acap berhumor, tak terkecuali mantan presiden Afrika Selatan Nelon Mandela yang wafat beberapa jam lalu.

Menurut AFP, Mandela pandai menertawakan dirinya sendiri seperti terjadi pada 2000.

"Bos-bos saya selalu bilang bahwa selama 27 tahun di penjara saya kurang makan. Kini saatnya balas dendam (untuk makan banyak)," kata Mandela.

Pada 1998 dia juga menyampaikan pernyataan humor berikut, "Penyesalan terbesar dalam hidup saya adalah saya tidak pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat."

Ketika Afrika Selatan kalah dalam penawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006, Mandela berkata, "Paling tidak kita masih punya hak untuk mabuk...lain kali kita menang".  Dan dia benar.

Lain hal, anak-anak Afrika Selatan mencintai Madiba --sapaan Mandela dari rakyat Afrika Selatan merujuk nama marga sukunya-- yang memang punya empati spesial kepada kaum muda karena dia tak punya kesempatan melihat anak-anaknya tumbuh dewasa setelah harus berada di penjara apartheid.

Empati Mandela kepada orang sekitarnya bahkan muncul pada momen-momen tak terduga.

Dia pernah menghentikan sementara pertemuan hanya untuk menanyakan kesehatan seorang perempuan jurnalis yang lagi hamil tua dan mengenai kapan bayi sang perempuan jurnalis itu akan lahir.

Sementara Roelf Meyer, salah seorang anggota juru runding rezim apartheid dalam transisi demokrasi, mengaku matanya terbuka begitu melihat karisma Mandel setelah dibebaskan dari penjara pada 1990 saat prajurit-prajurit muda kulit putih berbaris menyalami tangan mantan "teroris" (bagi rezim apartheid) itu, demikian AFP

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Kamis memerintahkan pengibaran bendera setengah-tiang di Gedung Putih dan gedung-gedung publik lain sebagai tanda berkabung AS atas kematian pahlawan anti-apartheid Nelson Mandela.

Perintah Obama yang diperluas ke misi-misi AS di luar negeri, pos-pos militer, stasiun angkatan laut dan kapal-kapal militer itu berlaku sampai matahari terbenam pada Senin mendatang, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.

Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis (5/12) pada usia 95 tahun setelah sakit infeksi paru-paru, kata Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.

Mandela merupakan presiden kulit hitam pertama dan ikon anti-apartheid di negara itu dan dikenang sebagai tokoh yang mampu bangkit setelah menjalani masa tahanan 27 tahun dan memimpin Afrika Selatan dalam perang berdarah menuju demokrasi.

"Kita telah kehilangan seorang ayah, walaupun kita tahu hari ini pasti akan terjadi, tetap saja tidak mengurangi rasa kehilangan kita yang mendalam," kata Zuma.

Rakyat Afrika Selatan dihimbau memasang bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung atas kematian Mandela.

Mandela dibesarkan di wilayah pedesaan di tengah dominasi warga minoritas kulit putih yang memerintah Afrika Selatan saat itu, perjuangan yang membuatnya menjadi salah satu tokoh paling disegani pada abad ke-20.

Dia merupakan salah satu tokoh yang pertama kali mengelorakan semangat perlawanan bersenjata terhadap apartheid pada 1960 dan kemudian menjalankan upaya rekonsiliasi ketika kelompok minoritas kulit putih mulai kehilangan pengaruhnya 30 tahun kemudian.

Mandela terpilih menjadi presiden secara mutlak selama dua periode dari tahun 1994 sampai 1999.

Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1993, penghargaan yang dibagi bersama F.W. de Klrerk, pemimpin Afrika kulit putih yang dibebaskan dari penjara.

Para tokoh dunia, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, menyampaikan belasungkawa dan memuji kepahlawanan Mandela dalam melawan apartheid dan menegakkan demokrasi. Selamat Jalan Nelson Mandela. Jasamu dikenang bukan hanya rakyat Afrika Selatan, tetapi juga masyarakat dunia. (dari berbagai sumber)


No comments:

Post a Comment