Pahlawan Rakyat dalam Kerusuhan Venezuela

Pahlawan Rakyat dalam Kerusuhan Venezuela

Angel Vivas, seorang jenderal purnawirawan, kini menjadi pahlawan rakyat di Venezuela. Ia menyulut semangat pergerakan protes di jalanan dengan menantang pemerintahan Presiden Nicolás Maduro. Layaknya Rambo, ia bahkan bersitegang dengan aparat keamanan yang diutus presiden untuk menahannya.

Vivas bersembunyi di rumahnya di pinggiran kota Caracas sejak akhir pekan kemarin. Dalam siaran langsung di TV, Maduro saat itu memerintahkan penangkapan Vivas karena dianggap mendukung protes mahasiswa yang mengguncang negara kaya minyak itu.

Saat intelijen militer berpakaian serba-hitam menyatroni rumah Vivas pada Minggu pagi, pensiunan jenderal tentara itu muncul dengan jaket antipeluru. Ia mempersenjatai diri dengan senjata semi-otomatis dan pistol. Vivas memperingatkan bahwa satu-satunya cara menangkap dirinya adalah dengan membunuhnya. Sejumlah tetangga datang untuk mendukung Vivas dan menghambat aparat, yang akhirnya memilih mundur.

“Saya berhak membela diri,” kata Vivas dalam sebuah wawancara di dalam rumahnya yang seperti bunker. Rumahnya dipenuhi foto keluarga dan kenangan selama 40 tahun kariernya di militer, termasuk senapan dan pedang-pedang tua.

“Tak pernah sekali pun saya memerintahkan satu orang pun berbuat kekerasan,” kata Vivas. Pemerintah menuding satu kicauannya di Twitter menjelaskan cara-cara mempertahankan diri dari aparat, dan menyebabkan satu orang tewas. “Saya membantu warga sipil yang tidak bersenjata membela dirinya. Seorang pendeta merekomendasikan doa, dokter merekomendasikan obat, orang militer merekomendasikan cara mempertahankan diri.”

Dalam beberapa hari setelahnya, Vivas menjelma jadi inspirasi banyak pendemo. Beberapa minggu terakhir, warga Venezuela turun ke jalan menentang pemerintahan yang cenderung otoriter. Demonstran mengeluhkan ekonomi yang dirusak oleh inflasi tinggi dan kelangkaan barang.

Kerusuhan ini menewaskan 13 orang, sebagian besar pendemo yang ditembak oleh aparat atau milisi pro-pemerintah, demikian menurut kelompok oposisi.

“Ia memiliki keberanian yang tidak dimiliki banyak orang,” kata Anessa Cafferata, mahasiswa teknik berusia 21 tahun yang ambil bagian dalam protes harian di Caracas. “Ia melindungi rumahnya, dan kami mahasiswa melindungi negeri kami.”

Jenderal berbadan pendek dan tegap berusia 57 tahun itu merupakan simbol perpecahan mendalam di Venezuela yang kian meruncing dalam beberapa minggu terakhir. Pendemo, yang didukung oleh kelas menengah dan atas, bersatu melawan pemerintahan Maduro yang populis.

Di kompleks kelas menengah atas tempat kediaman Vivas, pemerintah juga tidak disukai. Pemerintah dianggap bertanggung jawab atas ekonomi yang anjlok serta kelangkaan barang sehari-hari. Seorang tetangga Vivas mengeluh kesulitan mencari tisu toilet selama empat bulan. Tetangga lain mengatakan aki mobil kini jadi sasaran favorit pencuri, karena Venezuela kekurangan uang untuk mengimpor aki mobil baru. Sekolah setempat telah ditutup selama dua minggu karena demonstrasi.|ASWJ