Pulau Marshall yang terdiri dari 29 karang merupakan wilayah yang rentan |
Kenaikan permukaan air laut mengungkap keberadaan kerangka para tentara yang terbunuh di Kepulauan Marshall dalam Perang Dunia II.
Dalam pertemuan PPB tentang iklim di Bonn Jerman, Menteri Luar Negeri Kepulauan Marshall mengatakan sebuah kuburan dengan berisi 26 kerangka, ditemukan saat gelombang pasang.
Kerangka-kerangka yang ditemukan tampaknya merupakan tentara Jepang, seperti dilaporkan wartawan lingkungan BBC News Matt McGrath.
Akibat pemanasan global, air laut di wilayah Pasifik meningkat dengan cepat melebihi rata-rata global.
"Gelombang pasang pada Februari sampai April tahun ini telah menyebabkan banjir dan juga merusak daratan yang berdampak terhadap masyarakat, bahkan orang yang sudah meninggal," jelas Menteri Luar Negeri Tony De Brum, dalam acara perundingan iklim PBB.
"Sejumlah peti dan jenazah muncul dari dalam kuburan, ini sangat serius."
"Bunuh diri"
Dia menyampaikan penemuan kuburan massal yang terdiri dari 26 jenazah yang terungkap baru-baru ini.
"Kami rasa mereka adalah tentara Jepang, tidak ada tulang yang patah, tidak ada indikasi tewas dalam peperangan, kami berpikir mungkin bunuh diri," jelas dia.
Pulau-pulau di Pasifik, seperti kepulauan Marshall, diduduki oleh Jepang selama Perang Dunia II, sampai mereka dikalahkan pasukan AS.
Pulau Marshall merupakan salah satu lokasi yang paling rentan mengalami perubahan permukaan air laut, dengan titik tertinggi hanya dua meter diatas permukaan laut.
Berdiri diatas 29 karang ini dihuni oleh sekitar 70.000 orang. Karang-karang tersebut membentuk pulau yang sangat rentan, karena dikelilingi oleh lautan.
Kenaikan permukaan air laut mengancam pulau dan kadar garam dapat mengikis jalanan dan daratan.
Dalam pertemuan di Bonn, Jerman, masalah tanggung jawab untuk mengurangi emisi oleh negara-negara di dunia kembali dibahas. BBC
No comments:
Post a Comment