Milisi Negara Islam Irak (Sunni ISIS) kuasai kota Tal Afar, Irak utara |
Milisi Sunni telah menguasai kota Tal Afar di Irak utara, kata sejumlah pejabat dan penduduk.
Milisi yang dipimpin Klik ISIS -Negara Islamis di Irak dan Levant- telah menguasai kota-kota penting termasuk Mosul dan Tikrit minggu lalu, tetapi sejumlah kota dikuasai kembali oleh aparat pemerintah.
Kepala badan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos mengatakan muncul sejumlah laporan "pelanggaran serius hak asasi manusia" termasuk pembunuhan warga sipil.
Amerika Serikat mengatakan akan menggunakan serangan pesawat tidak berawak untuk menghentikan gerak maju milisi.
"Ini bukanlah satu-satunya jawaban, tetapi ini kemungkinan salah satu pilihan penting," kata Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
"Ketika penduduk dibunuh, Anda harus menghentikannya. Dan Anda melakukan apa yang perlu dilakukan jika Anda harus mencoba menghentikannya dari udara."
Opsi perundingan
Kerry menambahkan negaranya juga terbuka untuk melakukan perundingan langsung dengan Iran mengenai Irak.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan dia akan mempertimbangkan kerja sama jika AS melakukan aksi.
Kapal Induk USS George HW Bush telah diarahkan ke kawasan Teluk, di samping dua kapal perang lainnya.
Tetapi Washington mengatakan pasukan AS tidak akan diturunkan di darat.
Pertempuran di Tal Afar dimulai hari Minggu (15 Juni) dengan penembakan mortir terhadap sejumlah daerah sementara milisi berusaha memasuki kota.
Tal Afar, yang penduduknya merupakan campuran masyarakat Sunni dan Syiah di samping sejumlah warga Turki, berada di antara Mosul dan perbatasan Suriah.
Irak menutup Facebook untuk atasi ISIS
Pemerintah Irak sepertinya menutup Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya, sementara perang terus berkecamuk.
Pengguna di negara tersebut yang berusaha memasuki situs-situs itu akan mendapatkan pesan yang menyatakan Kementerian Komunikasi menutup akses.
Tindakan ini diambil karena kelompok pemberontak Klik Islamis menggunakan Twitter untuk menaruh foto pria yang kepala dipancung, di samping menyebarkan pesan propaganda.
Juru bicara Facebook mengatakan pembatasan ini "mengkhawatirkan", lapor wartawan BBC Joe Miller.
Sebuah sumber di Irak mengatakan kepada BBC akses terhadap internet di sejumlah provinsi sama sekali ditutup.
Juru bicara YouTube mengomentari perkembangan ini dengan mengatakan,"Kami mengamati sejumlah laporan bahwa sejumlah pemakai tidak bisa membuka YouTube di Irak. Tidak terdapat masalah teknis di pihak kami dan kami sedang mengkaji masalah ini."
Hari Jumat (13 Juni) bagian kebijakan masyarakat Twitter mengatakan,"Pengguna di #Irak melaporkan sejumlah masalah menggunakan layanan kami. Kami menyelidiki laporan mereka dan berharap layanan dapat segera pulih."
Juru bicara Facebook mengatakan,"Kami terganggu dengan sejumlah laporan akses di Irak dan sedang menyelidikinya."
BBC
No comments:
Post a Comment