Tim sukses PDIP beralih menjadi tim sukses Prabowo-Hatta Rajasa
Menjelang hari pemungutan suara Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014, banyak kader partai politik yang beralih dukungan memilih salah satu calon.
Misalnya Mantan Bupati Seluma, Bengkulu, Murman Effendi yang terpilih menjadi ketua tim penggalangan massa pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Padahal pada pemilu legislatif lalu, ia merupakan juru kampanye PDI Perjuangan untuk Provinsi Bengkulu.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago, menilai ketidakjelasan kursi di kubu Jokowi-JK bisa membuat situasi sebuah koalisi tidak nyaman.
“Pertama ini masalah perut saja dan masalah jabatan setelah terpilih. Artinya tim sukses banyak yang berfikir realis dan pragmatis. Ketidakjelasan kursi juga bisa membuat tim Jokowi membelot ke Prabowo Hatta. Ada ketidaknyamanan dalam kubu ini,” kata Pangi saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (28/6/2014).
Selain itu, dia menduga bisa saja ada konflik di internal PDIP juga yang mendorong orang berpaling ke kubu Prabowo-Hatta.
“Konflik di internal dan bisa saja ada kewenangan mereka yang diambil orang lain. Uang tim Jokowi bisa saja sudah menepis dan bisa saja PDIP enggak royal ke tim,” tukasnya.
Sebelumnya, mantan Bupati Seluma, Bengkulu, Murman Effendi terpilih menjadi ketua tim penggalangan massa pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Prabowo Subiantio-Hatta Rajasa. Padahal pada pemilu legislatif lalu, ia merupakan juru kampanye PDIP untuk Provinsi Bengkulu.
Ia resmi mundur dari PDIP sejak Senin 16 Juni 2014. Lalu, pada 24 Juni 2014, ia ditetapkan sebagai ketua tim penggalangan massa Prabowo-Hatta oleh Badan Pemenangan Nasional Partai Gerindra.
Gubernur Bali : Prabowo Patriotik yang cinta tanah air
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika memiliki cerita tersendiri mengenai sosok calon Presiden RI, Prabowo Subianto. Menurut mantan Kapolda Bali ini, Prabowo Subianto merupakan sosok yang tegas dan sangat patriotik.
Menurutnya, sejak taruna, Prabowo sudah menunjukkan jiwa patriotik, Prabowo sangat mencintai tanah air.
"Pernah dulu saat pesiar, sore-sore kan banyak kantor pemerintahan menurunkan bendera, melihat itu Prabowo selalu berhenti dan hormat, kita yang lain jalan saja, dia sangat patriotik," tutur I Made Mangku Pastika, saat berbincang di Hotel Western, Bali, Jumat (27/6/2014).
I Made Mangku Pastika adalah teman satu angkatan Prabowo semasa menjadi taruna AKABRI, yakni sama-sama angkatan 74. Ketika itu I Made Mangku Pastika menjadi Taruna AKABRI Kepolisian, sementara Prabowo menjadi taruna AKABRI Angkatan Darat.
Semasa menjadi taruna, lanjut I Made Mangku Pastika - ketika itu TNI dan Polisi masih bergabung- dirinya dan Prabowo serta beberapa teman-temannya dari AKABRI AL dan AU dikirim pendidikan ke Australia selama enam pekan.
Di minggu kedua, lanjut I Made, para taruna termasuk dirinya dan Prabowo ingin diberi uang saku oleh pemerintah Australia, tapi Prabowo menolak, dia dan taruna lain pun bingung dengan sikap Prabowo.
Saat ditanya oleh rekannya, Prabowo menjawab dengan tegas. "Kita bukan tentara bayaran, kenapa mesti diterima? Kita tidak perlu menerima dari negeri asing," ujar I Made Mangku Pastika menirukan jawaban Prabowo kala itu.
I Made Mangku Pastika juga mengakui pengetahuan Prabowo sangat luas. Prabowo kata dia, adalah sosok yang kutu buku. Hal ini disaksikan langsung oleh Mangku Pastika saat menunggu pesawat sepulang pendidikan di Australia, dia dan rekannya memilih tidur sementara Prabowo asyik membaca buku.
"Prabowo ini sosok kutu buku, segala macam buku ia baca. pengetahuannya sangat luas, bahkan dia selalu memberi buku kepada anak buahnya," jelasnya.
Lebih lanjut dia pun meyakini bahwa sosok Prabowo adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia ke depan. Karena Prabowo adalah sosok pemimpin yang benar-benar mencintai Indonesia, punya kapasitas, ketegasan, wibawa serta matang dalam mengambil keputusan.
"Prabowo berfikir cepat dan matang, sekali membuat keputusan tidak mencla-mencle. Kita membutuhkan itu, dengan pemimpin tegas kita tidak diombang ambing bangsa lain," tegasnya.
Juru Bicara Tim Kampanye Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Marwah Daud Ibrahim mengatakan, saat ini ada pihak industri asing yang tidak ingin Indonesia menjadi negara kuat.
Karenanya, calon presiden Prabowo Subianto menjadi serangan dari berbagai pihak yang tidak ingin Indonesia mengalahkan Singapura, Taiwan, Korea, Jepang dan kekuatan ekonomi lainnya.
"Upaya tersebut disusupkan di pilpres dengan mengarahkan negara ini semakin sekuler, memisahkan nasionalisme dan agama. Memisahkan rakyat dengan kedaulatan ekonomi, sehingga Pancasila dan istilah kerakyatan hanya di mulut dan menjadi pencitraan saja," ungkap Marwah dalam sebuah diskusi di Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (27/6/2014).
Pada pemilihan presiden kali ini lanjut dia, merupakan momentum untuk mengubah hal itu dengan memperkuat potensi Indonesia yang sudah ada.
"Dan membangkitkan kembali Indonesia yang disegani seperti yang pernah terjadi pada era Bung Karno. Dan itu ada pada sosok pemimpinnya," terangnya.
Sementara di tempat yang sama, Koordinator Gerakan Beli Indonesia, Heppy Trenggono menambahkan, Indonesia dinilai sebagai kekuatan baru karena memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) Rp10 triliun.
"Tetapi itu belum menjadi kekuatan ekonomi bangsa dalam menghadapi kuatnya arus globalisasi," katanya.
Koalisi Perempuan yakin Prabowo raih 75% suara
Koalisi Perempuan Sulawesi Tenggara (Sultra) yakin pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dapat menang di Sultra dengan memperoleh suara 75 persen pada pilpres 9 Juli 2014 mendatang.
Ketua tim Koalisi Perempuan Sultra Hasnawati Hasan, mengatakan, pihaknya akan bekerja dengan maksimal untuk kemenangan Pabowo-Hatta di Sultra.
"Untuk mewujudkan kemenangan capres-cawapres nomor satu, kami melakukan kampanye dari rumah kerumah untuk menyadarkan masyarakat akan pemimpin yang tepat untuk Indonesia," ujarnya, Jumat (27/6/2014).
Menurut dia, masyarakat harus disentuh langsung untuk diberikan pemahaman bahwa saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas, yang harus menjadi pelayan rakyat, agar dapat membawa perubahan bagi negara.
Ia menambahkan, rakyat harus cerdas dalam memilih sosok pemimpin Indonesia, masyarakat membutuhkan pemimpin yang benar-benar telah terbukti dan memiliki karakter yang tegas agar bangsa Indonesia kembali menjadi macan Asia.
Selain itu, dia juga mengatakan pihaknya akan terus melakukan edukasi politik kepada perempuan yang ada di Sultra untuk memenangkan Prabowo-Hatta pada pilpres. Menurutnya, perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia politik.
"Perempuan sangat berpengaruh untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta," ujarnya.
Ia menambahkan, perempuan mampu mengendalikan dan membangun ketahanan keluarga dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi keluarga maka dari itu perempuan memiliki posisi yang sangat strategis dalam berbangsa dan bernegara.
"Kami yakin dengan keterlibatan perempuan dalam memperjuangkan perubahan demi menyelamatkan masa depan bangsa maka pasangan Prabowo-Hatta akan menjadi pemenang dalam pilpres," ujarnya.
Ia menambahkan Koalisi Perempuan Sultra menargetkan dapat memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dengan perolehan suara mencapai 75 persen, mengingat perolehan suara partai koalisi merah putih yang mendukung Prabowo-Hatta di Sultra pada pemilihan calon anggota legislatif, 9 April lalu.
"Dukungan koalisi perempuan kepada Prabowo-Hatta diharapkan turut membantu relawan perempuan koalisi Merah Putih untuk memenangkan dalam pemilihan presiden," pungkasnya. Okezone
No comments:
Post a Comment