Perusahaan Inggris, Inmarsat, mengklaim jika selama pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang telah terganggu oleh sinyal palsu di lokasi dugaan jatuhnya pesawat tersebut.
Ilmuwan Inmarsat mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah menghitung kemungkinan besar jalur penerbangan pesawat itu dan area "hotspot" di Samudera Hindia selatan, di mana pesawat tersebut kemungkinan besar jatuh.
Melansir South China Morning Post, Selasa (17/6/2014), bunyi sonar yang dikirim oleh pesawat, diterima oleh satelit Inmarsat. Sonar ini memberi petunjuk kepada ilmuwan Inmarsat untuk melacak jalurnya.
Kapal angkatan laut Australia, Ocean Shield, langsung diterjunkan untuk menyelidiki bunyi sonar tersebut. Inmarsat mengatakan, sebelum mencapai sumber bunyi itu, terdeteksi sinyal yang diyakini berasal dari kotak hitam pesawat.
Selama jangka waktu dua bulan, dihabiskan untuk mencari di kedalaman 850 kilometer (km) persegi dari dasar laut barat daya Perth, tetapi sumber dari "ping" tidak ditemukan dan robot submersible tidak menemukan bukti adanya pesawat tersebut.
"Itu tidak berarti lokasi tersebut realistis, tapi bunyi itu kemungkinan besar lebih ke arah utara timur dari daerah kami, kata Chris Ashton, salah satu peneliti di Inmarsat Horizon.
Sekadar informasi, penerbangan Malaysia Airlines kehilangan kontak pada 8 Maret 2014 dalam perjalanannya dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan total 239 penumpang dan awak kapal. (Okezone)
No comments:
Post a Comment