!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, June 28, 2014

Puasanya Orang Yang Meninggalkan Shalat




Puasanya Orang Yang Meninggalkan Shalat



Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz



Ramadhan datang, kaum Muslimin pun menyambutnya dengan riang gembira dan penuh semangat untuk melakukan ibadah puasa, termasuk untuk bersedekah. Pemandangan ini tentu sangat menyenangkan dan menyejukkan hati. Namun jika kita perhatikan lebih seksama lagi kita akan dapati fenomena yang cukup menyedihkan yaitu fenomena sebagian kaum Muslimin yang masih meremehkan shalat berjama'ah di Masjid bahkan ada yang berani meninggalkan kewajiban shalat, padahal dia sedang melakukan ibadah puasa. Untuk itu, kami sengaja menghadirkan nasehat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Baz rahimahullah terkait dengan masalah ini. Nasehat ini dimuat dalam Majmu' Fatawa wa Maqalaat Mutanawwi'ah, 15/177-178.


Nasehatku buat mereka, hendaklah merenungi sejenak keadaan mereka! Hendaklah mereka menyadari bahwa shalat merupakan rukun Islam terpenting setelah dua syahadat. Orang yang tidak shalat atau meninggalkan shalat karena meremehkan shalat, maka pendapat yang rajih menurutku dan yang didukung oleh dalil al-Qur'an dan sunnah adalah orang itu telah kafir dan murtad. Jadi masalah meninggalkan shalat ini bukan masalah sepele. Karena orang yang sudah kafir dan murtad, maka puasa, sedekah dan semua amalnya tidak akan diterima oleh Allâh Azza wa Jalla.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ

Dan tidak ada yang menghalangi untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allâh dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. [at-Taubah/9:54]

Dalam ayat ini Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa sedekah mereka tidak diterima dengan sebab kekufuran mereka, padahal manfaat sedekah itu dirasakan juga oleh orang lain.

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. [al-Furqân/25:23]

Orang yang mengerjakan ibadah puasa namun tidak menunaikan ibadah shalat, maka ibadah puasanya tertolak dan tidak akan diterima selama mereka masih kafir, sebagaimana ditunjukkan oleh dalil al-Qur'an dan sunnah.

Maka nasehatku buat mereka, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allâh ! Hendaklah mereka menjaga ibadah shalat mereka dan melakukannya tepat pada waktunya dengan cara berjama'ah. Saya menjamin, dengan ijin Allâh, jika mereka melakukan itu, maka mereka akan merasa gemar dan sangat senang untuk melakukan shalat pada bulan Ramadhan dan pada bulan-bulan setelahnya dengan cara berjama'ah bersama kaum Muslimin. Karena seorang manusia, jika sudah bertaubat keharibaan Rabbnya dengan taubat nasuha, maka kondisinya setelah bertaubat jauh lebih baik dibandigkan dengan kondisinya sebelum bertaubat. Sebagaimana Allâh Azza wa Jalla kisahkan tentang Nabi Adam Alaihissallam yaitu setelah melakukan pelanggaran yaitu memakan buah pohon yang telah dilarang.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَىٰ

Kemudian Rabbnya memilihnya lalu Dia menerima taubatnya (Adam) dan memberinya petunjuk. [Thaha/20:122]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03-04/Tahun XV/Syaban 1432/2011M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]


PUASANYA ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin



Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Sebagian ulama kaum muslimin mencela orang yang berpuasa tapi tidak shalat, karena shalat itu tidak termasuk puasa. Saya ingin berpuasa agar dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang masuk surga melalui pintu Ar-Rayyan. Dan sebagaimana diketahui, bahwa antara Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya. Saya mohon penjelasannya. Semoga Allah menunjuki anda.

Jawaban
Orang-orang yang mencela anda karena anda puasa tapi tidak shalat, mereka benar dalam mencela anda, karena shalat itu tianggnya agama Islam, dan Islam itu tidak akan tegak kecuali dengan shalat. Orang yang meninggalkan shalat berarti kafir, keluar dari agama Islam, dan orang kafir itu, Allah tidak akan menerima puasanya, shadaqahnya, hajinya dan amal-amal shalih lainnya. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala.

وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ

Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. [at-Taubah/9 : 54]

Karena itu, jika anda berpuasa tapi tidak shalat, maka kami katakan bahwa puasa anda batal, tidak sah dan tidak berguna di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tidak mendekatkan anda kepadaNya. Sedangkan apa yang anda sebutkan, bahwa antara Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya adalah menghapus dosa-dosa di antara keduanya, kami sampaikan kepada anda, bahwa anda tidak tahu hadits tentang hal tersebut. Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda.

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

Shalat-shalat yang lima dan Jum'at ke Jum'at serta Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa di antara itu apabila dosa-dosa besar dijauhi. [Dikeluarkan oleh Muslim, kitab Ath-Thaharah, 233]

Nabi Shallallahu alaihi wa salam telah mensyaratkan untuk penghapuasn dosa-dosa antara satu Ramadhan degan Ramadhan berikutnya dengan syarat dosa-dosa besar dijauhi. Sementara anda, anda malah tidak shalat, anda puasa tapi tidak menjauhi dosa-dosa besar. Dosa apa yang lebih besar dari meninggalkan shalat. Bahkan meninggalkan shalat itu adalah kufur. Bagaimana puasa anda bisa menghapus dosa-dosa anda sementara meninggalkan shalat itu suatu kekufuran, dan puasa anda tidak diterima. Hendaklah anda bertaubat kepada Allah dan melaksanakan shalat yang telah diwajibkan Allah atas diri anda, setetah itu anda berpuasa. Karena itulah ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, beliau bersaba.

فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ أَطَاعُوا لَكَ فِي ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ

Maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka mematuhimu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah telah mewajibkan lima shalat dalam sehari semalam.[Hadits Riwayat Al-Bukhari, kitab Az-Zakah (1393), Muslim, kitab Al-Iman (1)]

Beliau memulai perintah dengan shalat, lalu zakat setetah dua kalimah syahadat

[Syaikh Ibnu Utsaimin, Fatawa Ash-Shiyam, dikumpulkan oleh Muhammad Al-Musnad, hal. 34]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syariyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah dkk, Penerbit Darul Haq]


No comments:

Post a Comment