!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, February 1, 2014

Pengeluaran Besar Raja-Raja Minyak



Pengeluaran Besar Raja-Raja Minyak


Chevron, Exxon, dan Royal Dutch Shell menggelontorkan lebih dari $120 miliar pada 2013 untuk meningkatkan produksi minyak dan gas mereka. Pengeluaran ini kira-kira sama dengan ongkos untuk memberangkatkan manusia ke bulan.

Namun pengeluaran ini tidak selaras dengan hasil produksi tiga raksasa minyak itu. Produksi minyak dan gas mereka turun, meski total belanja modal mereka mencapai setengah triliun dolar dalam lima tahun terakhir. Masing-masing perusahaan minggu ini dijadwalkan mengumumkan laporan keuangan mereka untuk 2013. Laba mereka diprediksi turun dibandingkan 2012, meski harga minyak tinggi.

Salah satu masalah terbesarnya: pengeluaran meroket untuk membiayai banyak “megaproyek” anyar. Proyek-proyek ini mencakup penambangan cadangan migas baru guna menggantikan pasokan dari ladang minyak yang telah matang.

Rencana penambangan minyak di sebuah pulau buatan di Laut Kaspia memakan biaya $40 miliar bagi konsorsium Exxon dan Shell, naik dari anggaran awal $10 miliar. Ongkos untuk sebuah proyek gas alam di Australia bernama Gorgon, yang dimiliki bersama oleh ketiga perusahaan, melonjak 45% menjadi $54 miliar. Menurut beberapa sumber, Shell juga mengeluarkan sedikitnya $10 miliar untuk sebuah teknologi yang belum teruji sebelumnya: kapal kilang. Perusahaan itu membangun kilang gas alam di satu kapal besar, sehingga Shell dapat mencari gas di wilayah terpencil.

Eksplorasi tambang migas baru memang berisiko. Perusahaan minyak harus menembus dasar lautan dan pergi ke daerah Afrika, Asia, dan Timur Tengah yang bergejolak. Misi ini sekarang lebih rumit dan lebih mahal. Ladang minyak yang mudah dijangkau telah kering sejak lama. Ladang yang paling produktif kerap dikuasai oleh perusahaan negara, seperti di Arab Saudi dan Venezuela.

Akibatnya, Chevron, Exxon, dan Shell terpaksa merogoh kocek lebih dalam. Ini membahayakan margin laba mereka yang biasanya dapat diandalkan. Exxon, contohnya, harus meminjam dan mengeluarkan uang lebih banyak demi menambal pengeluaran modal mereka. Perusahaan asal Texas ini pun harus meredam volume pembelian kembali (buyback) saham mereka.

Menurut Exxon, pengeluaran untuk ladang minyak baru bisa mencapai sekitar $41 miliar tahun lalu, naik 51% dari $27,1 milyar pada 2009.

Selagi menerapkan strategi berisiko dengan memburu ladang migas besar, tiga raksasa minyak tersebut ketinggalan tren minyak dan gas serpih di Amerika Utara. Perusahaan yang lebih kecil dan gesit justru diuntungkan, karena berhasil memprakarsai penambangan gas serpih, alias mengambil minyak dan gas dari batuan padat.

Pengamat industri minyak mengatakan raksasa minyak bakal kesulitan mengontrol pengeluaran mereka. Bagaimanapun, ketiga perusahaan besar itu harus mempertahankan volume pasokan minyak mereka.Terlebih lagi, mereka harus mengejar pesaingnya dalam lomba eksplorasi minyak dunia.|ASWJ

No comments:

Post a Comment