Joko Widodo dilantik Jadi Presiden RI ke-7 |
Joko Widodo yang dikenal merakyat itu dilantik jadi
Presiden Indonesia ke-7
Presiden Joko Widodo, dalam pidato awal masa jabatannya,
mengatakan persatuan dan gotong royong merupakan syarat penting untuk menjadi
bangsa yang besar.
"Saya yakin tugas sejarah yang maha berat ini dapat
kita pikul bersama-sama, dengan persatuan, dengan gotong royong dan dengan
kerja keras," kata Presiden Jokowi, yang kemudian disambut tepuk tangan
peserta sidang.
Pidato ini disampaikan Jokowi setelah dia dilantik dan
diambil sumpah sebagai Presiden Indonesia ketujuh di Gedung Dewan Perwakilan
Rakyat, Jakarta, Senin (20/10) siang.
Suara tepuk tangan terdengar makin keras ketika Jokowi
secara khusus menyebut pesaingnya dalam pemilu presiden lalu, Prabowo Subianto.
"Yang saya hormati rekan dan sahabat baik saya,
bapak Prabowo Subianto," katanya.
Dalam siaran televisi yang disiarkan langsung, kamera
kemudian menyorot dari jarak dekat sosok Prabowo yang terlihat berdiri dan
memberi hormat ala militer.
Jokowi juga secara khusus menyebut sosok Hatta Radjasa,
pasangan Prabowo Subianto dalam pemilu presiden lalu.
Jangan terjebak keterpecahan
Jokowi kemudian menekankan bahwa persatuan merupakan
syarat penting untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat.
"Kini saatnya menyatukan hati dan tangan, kini
saatnya kita bersama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha
berat," katanya.
Selain bersatu, dia menekankan pentingnya bergotong
royong dan bekerja keras.
"Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita
untuk menjadi bangsa besar," kata Jokowi, menekankan berulang kali.
Usai dilantik dan diambil sumpahnya, Presiden Jokowi
menjawab sapaan peserta rapat dengan melambaikan tangannya.
"Kita," lanjutnya, "tidak akan pernah
menjadi besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan."
"Dan kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa
kerja keras."
Di hadapan anggota DPR, MPR, DPD dan tamu undangan, Joko
Widodo kemudian mengajak semua lembaga negara untuk bekerja dengan semangat
yang sama.
Kepada semua elemen rakyat Indonesia, mulai nelayan,
buruh, pedagang bakso hingga kaum profesional, Jokowi menyerukan untuk bekerja
keras dan bahu-membahu serta gotong royong.
Negara maritim
Dalam bagian akhir pidatonya, Jokowi menekankan tekadnya
untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.
"Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan
peradaban kita," kata Jokowi.
Menurutnya, Indonesia telah terlalu lama memunggungi
laut, memunggungi samudra, serta memunggungi selat dan teluk.
"Kini saatnya mengembalikan semuanya sehingga
Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang
kita di masa lalu, bisa kembali membahana," ujarnya.
Jokowi saat diambil sumpahnya sebagai Presiden Indonesia
yang ketujuh.
Jokowi kemudian mengutip pernyataan Presiden Indonesia
pertama, Sukarno, tentang konsep negara maritim.
"Bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara
besar, kuat, makmur, damai, kita harus memiliki jiwa Cakra Warti Samudra, jiwa
pelaut yang berani, mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang
menggulung," ungkapnya.
"Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya
mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia, dan
berlayar bersama menuju Indonesia Raya," tambahnya yang disambut tepuk tangan
hadirin.
"Kita akan kembangkan layar yang kuat, kita akan
hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita sendiri,"
tambahnya.
Joko Widodo, pemenang pemilihan presiden bulan Juli lalu,
resmi dilantik sebagai presiden Indonesia yang ketujuh.
Dikenal sebagai Jokowi, politisi berusia 53 tahun ini
mengucap sumpah di gedung Parlemen dengan disaksikan ratusan tamu undangan,
termasuk Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Menteri Luar Negeri AS John
Kerry.
Jokowi, mantan gubernur Jakarta, adalah presiden
Indonesia pertama yang tidak berasal dari militer atau elit politik.
Sesudah pelantikan, ia akan melakukan kirab dengan kereta
kuda menuju istana bersama wakil presiden Jusuf Kalla.
Konser musik bertajuk pesta rakyat dijadwalkan
berlangsung di Monas dan akan dihadiri oleh Jokowi.
Sekitar 24.000 orang personil militer dan kepolisian
dikerahkan untuk mengamankan acara, namun wartawan BBC Indonesia Karishma
Vaswani mengatakan situasi di ibukota sejauh ini kondusif dan aman.
Fakta tentang Jokowi
jokowi
Lahir pada 1961 di kota Solo, ayahnya adalah seorang
tukang kayu
Memulai karier politik dengan PDI-Perjuangan ketika ia
dipilih sebagai walikota Solo pada 2005
Terpilih untuk periode jabatan kedua di Solo dengan
perolehan 90% suara
Terpilih sebagai gubernur Jakarta pada 2012
Mendukung teknologi yang berjanji untuk menerapkan
"e-governance" untuk memangkas korupsi birokrasi
Ribuan orang yang berkumpul di lapangan Monumen Nasional,
Jakarta Pusat, bersorak sembari mengacungkan tiga jari saat Joko Widodo mengucapkan
sumpah jabatan sebagai Presiden RI ketujuh.
Mereka menyaksikan acara pelantikan presiden dan wapres
melalui layar besar yang dipasang di bawah tugu Monas.
Salah satunya Suyatmo, karyawan perusahaan Jepang di
Bekasi. Dia sengaja mengambil cuti untuk menikmati pesta syukuran rakyat di
Monas.
Suyatmo bersepeda dari Bekasi ke Monumen Nasional,
Jakarta Pusat.
Dia tiba di lokasi perayaan setelah bersepeda dari Bekasi
pada Senin (20/10) dini hari WIB.
" Yang mendorong saya datang karena satu visi,
revolusi mental , perubahan mind set bangsa kita ini yang diperjuangkan oleh
pendahulu kita ini sudah luntur", jelas Suyatmo yang nampak serius
menyaksikan pidato presiden Jokowi.
Selain di Monas, antusiasme masyarakat tampak di
sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.
Mereka menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo dan
Wapres Jusuf Kalla sembari menikmati makanan gratis yang disediakan para
relawan. Perayaan semacam itu, yang khusus digelar guna menyambut presiden
baru, tidak pernah terjadi sebelumnya.
Mirza Afifah, seorang karyawati bank di Jalan MH Thamrin.
Dia mengaku antusias melihat pesta syukuran rakyat di depan kantornya dan turut
menikmati makanan gratis.
Ribuan warga memadati Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta
Pusat.
"Ini baru pertama kali ya di Indonesia disediakan
makanan gratis, sebagai rakyat kami merasa diperhatikan," ungkap Mirza.
Mirza mengharapkan pemerintahan baru nanti dapat
melakukan pemerataan pembangunan terutama untuk wilayah Indonesia Timur dan di
luar Pulau Jawa.
Antusiasme serupa juga dirasakan Bustanul Fachrudin, guru
SMPN 58 Jakarta. Dia sengaja mengajak puluhan muridnya agar mereka memahami
proses pelantikan presiden.
"Ini bisa sebagai pelajaran juga sehingga para siswa
dapat melihat sendiri pemimpin lama dan presiden baru. Saya berharap
program-program yang sudah dilaksanakan di Jakarta, terutama masalah
pendidikan, bisa diteruskan. Saya optimistis karena dia (Joko Widodo) kan orang
lapangan, " jelas Bustanul.
Sejumlah temannya di kampung halamannya di Solo,
bercerita tentang karakter, kebiasaan dan kesenangan Joko Widodo ketika masih
belia. Salah-seorang berkisah ketika Jokowi naik pitam lantaran dijahili.
Teman Jokowi satu bangku saat SMA, Mahmud Nur Windu,
menceritakan masa-masa remaja bersama dengan Presiden Joko Widodo. Mahmud
menjelaskan Jokowi adalah remaja yang pendiam. Jokowi juga orang yang rajin dan
pandai.
"Pak Jokowi dulu sama sekarang beda banget. Dulu itu
orangnya pendiam. Tetapi beliau itu rajin, ia sering menggarisbawahi dengan
penggaris, materi-materi yang penting. Karena kepandaian dan kerajinanannya
itu, ia selalu jadi juara I, " ungkap Mahmud yang sekarang berprofesi sebagai
penyuplai perangkat mebel ini, seperti dilaporkan pembantu lepas BBC di Solo,
Fajar Sodiq.
Mahmud mengingat Jokowi adalah pribadi yang tidak
tertarik untuk menonton adu jotos yang di masa itu acap terjadi.
"Pak Jokowi nggak mau kalau saya ajak lihat, beliau
lebih memilih tinggal di kelas, " kata Mahmud.
Marah dijodohin
Salah satu kenangan yang sampai saat ini masih melekat
pada ingatannya adalah ketika dia mengerjai sosok Jokowi. Ketika itu Mahmud
menjodoh-jodohkannya dengan salah satu temannya di sekolahnya. Tak diduga Joko
Widodo bereaksi dengan keras.
"Beliau itu marah-marah saat saya jodohkan. Pak
Jokowi kala itu bilang nggak sudi. Akhirnya dia marah, tapi terus saya diamkan
saja. Pak Jokowi nggak punya pacar saat SMA. Lha wong dipacokke (dijodoh-jodohkan)
saja nggak mau gitu, " kenang Mahmud dengan tertawa.
Jokowi foto bersama istrinya, Riana dan keluarga
dekatnya, saat resepsi pernikahan mereka.
Mahmud sering pulang bareng dengan Jokowi. Ia sering main
ke rumah Joko Widodo. Saat main ke rumahnya itu, ia sering nyelonong langsung
masuk ke kamar Jokowi. Seingat Mahmud, saat dirinya main ke rumah Jokowi, ia
selalu diputarkan lagu-lagu slow seperti Koes Plus dan Bimbo.
"Tapi itu nggak memungkiri jika Jokowi senang dengan
musik rock. Karena saya lihat di kamarnya itu banyak kaset-kaset dari grup
musik rock mancanegara. Ada Deep Purple, Led Zeppelin. Selain itu juga saya
melihat di kamarnya itu ada tumpukan majalah Aktuil, " kata Mahmud.
Majalah aktuil adalah majalah musik yang sering mengulas
musik rock. Majalah yang berdiri di Bandung ini sering menjadi acuan bagi
mereka yang menyebut diri sebagai fans musik rock.
Ingin jadi wali kota
Kesukaan lain dari Jokowi saat dia masih SMA yaitu
berburu dengan senapan angin. Setiap pulang sekolah sering berburu burung di
sekitar rumahnya di Sumber, tetapi selalu nihil tanpa membuahkan hasil.
"Nggak pernah dapat kalau nembak itu,"
ungkapnya.
Mahmud sendiri sempat menjadi curahan hati Joko Widodo
yang akan mulai menapaki jabatan politik.
Saat itu Jokowi menyatakan bahwa dia akan memiliki
tantangan baru, yakni mencalonkan Walikota Surakarta. "Waktu itu dia
cerita ingin jadi Walikota motivasinya ingin menata Kota Solo, " tuturnya.
Salah-seorang teman dekat Jokowi saat belia di Solo,
Mahmud.
Dua teman sebangku saat SMA itu memang hingga kini masih
sering bertemu. Pasalnya, Mahmud sendiri merupakan suplier sejumlah
perlengkapan mebel yang menyetor hampir semua perusahaan mebel yang dimiliki
Jokowi.
"Saking dekatnya, saya itu kalau lagi berduaan ya
manggilnya Jok, dia juga manggil saya Mud. Tapi kalo ada orang lain seperti
ajudan atau siapalah, kami masing-masing memanggilnya pakai pak," ujarnya.
Menangis jika sendiri di rumah
Teman satu kecil Jokowi lainnya adalah Sutarti. Dia
mengatakan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tipe anak pendiam dan rajin.
"Dia itu anaknya rajin dan pinter. Dia kalau malem
selalu belajar. Orangnya juga nggak nakal," kata Sutarti.
Dulu, Mas Jokowi selalu nangis kalau sendirian di rumah.
Karena bapak ibunya pas nggak ada di rumah. Saat Mas Jokowi nangis, saya yang
memboncengkannya ke rumah Pakdenya di Gondang, " kenang Sutarti.
Rumah Sutarti dulu berdampingan dengan kediaman keluarga
Jokowi di Pasar bambu Gilingan, Banjarsari atau tepatnya di sebelah selatan
bantaran Kali Anyar, Solo.
Sutarti menceritakan masa kecil dari Jokowi tak ubahnya
sama dengan anak-anak lainnya. Jokowi kecil sering bermain kelereng,
layang-layang, memancing di pinggir kali.
"Mas Jokowi itu juga sering mandi di sungai sama
teman-temannya, " tuturnya.
Sutarti, teman sekaligus tetangga dekat Jokowi saat
tinggal di Solo, Jateng.
Lantas dirinya mengaku sewaktu Jokowi kecil sudah seperti
keluarganya sendiri.
Sutarti yang lebih tua delapan tahun dibanding Jokowi ini
lebih sering ngemong Jokowi dan tiga adik perempuannya.
"Kemarin ketemu terakhir pas open house halal
bihalal dengan Mas Jokowi di rumahnya. Ya, beliau masih ingat dengan saya,
menyapa seperi biasa."
"Nggak ada yang berbeda dengan sikap Pak Jokowi
setelah kemarin terpilih Presiden," ungkap Sutarti.
Joko Widodo – yang dikenal dengan nama Jokowi - dikenal
sebagai figur yang sederhana, dekat dengan rakyat, dan bersih dari korupsi.
Ketiga hal itu tampak dalam jejak rekamnya saat memimpin
Kota Solo dan DKI Jakarta.
Pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 itu memulai karier
politiknya dengan menjadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah, pada 2005, dengan
diusung PDI Perjuangan.
Lima tahun kemudian, dia kembali terpilih sebagai wali
kota dengan perolehan suara lebih dari 90%.
Selama menjadi wali kota, Jokowi merenovasi pasar
tradisional dan merelokasi warga miskin dari bantaran sungai ke tempat tinggal
yang layak.
Pengamat mengatakan langkah tersebut mampu ditempuh
Jokowi mengingat semasa kecil dia tinggal di bantaran kali dan pernah digusur
oleh pemerintah lokal.
Perilaku berempati dan dekat dengan masyarakat kembali
dibuktikan saat Jokowi maju dalam pilkada Jakarta dan terpilih sebagai gubernur
ibu kota pada 2012 lalu.
"Demokrasi bagi saya adalah mendengarkan masyarakat,
melaksanakan apa yang mereka inginkan," kata dia dalam debat pertama yang
ditayangkan televisi.
"Itu sebabnya kenapa saya pergi ke kampung-kampung,
pasar-pasar, bertemu masyarakat di bantaran kali, petani dan nelayan, karena
saya ingin mendengarkan apa yang masyarakat inginkan."
Metode Jokowi untuk dekat dengan masyarakat mempopulerkan
istilah blusukan, yaitu kunjungan spontan ke kampung-kampung guna berdialog
dengan masyarakat dan melihat aktivitas mereka.
Revolusi mental
Ketika memutuskan untuk maju sebagai calon presiden dalam
pemilihan presiden tahun ini, Jokowi mencetuskan "revolusi mental" -
suatu strategi untuk membangun karakter bangsa, yang dapat mencegah dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta sikap intoleran terhadap perbedaan,
yang selama ini masih ada dalam budaya Indonesia.
Jokowi juga menyatakan pembangunan karakter bangsa tersebut
dapat dilakukan melalui pendidikan.
Untuk mendukung pengembangan sektor pendidikan dan
kesehatan, Jokowi mengatakan akan membuat program Kartu Indonesia Sehat dan
Kartu Indonesia Pintar, seperti yang pernah dilakukan di DKI Jakarta.
Jokowi juga mengatakan dia akan mengimplementasikan
e-governance sebagai upaya untuk mengurangi korupsi di birokrasi.
Dia mendapatkan dukungan yang besar dari pengguna sosial
media di Indonesia. Dalam kampanye melalui sosial media, namanya kerap menjadi
trending topic di jagat Twitter.
Kelemahan Jokowi adalah dia minim pengalaman memimpin di
tingkat nasional dan hubungan internasional.
Namun, sejumlah pengamat menyebutkan kelemahan Jokowi
adalah dia minim pengalaman memimpin di tingkat nasional dan hubungan
internasional.
Halangan lainnya saat Jokowi memerintah, menurut
pengamat, ialah sokongan di parlemen.
Koalisi Merah Putih di parlemen dinilai amat mungkin
menghambat kebijakan-kebijakan penting Jokowi.
Meski demikian, titik cerah muncul tatkala Jokowi menemui
pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jakarta, pada 17 Oktober lalu.
Pengamat politik Yunarto Wijaya mengatakan hal itu
sebagai "momentum pembuka" bahwa dalam pertarungan politik ke depan
yang harus muncul "bukan politik balas dendam".
No comments:
Post a Comment