Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla |
Joko widodo evaluasi nama-nama calon menteri
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dilantik pada
Senin (20/10) lalu.
Presiden Joko Widodo mengatakan pihaknya tengah
mengevaluasi kembali beberapa nama calon menteri.
Langkah ini diambil menyusul masukan dari Komisi
Pemberantasan Korupsi, KPK, bahwa beberapa nama calon dianggap
"bermasalah".
"Mestinya harus seperti itu (ada evaluasi kembali).
Itulah gunanya KPK dan PPATK," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta,
hari Selasa (21/10).
Dalam proses penyusunan kabinet, Jokowi menyerahkan 43
nama ke KPK dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Jokowi tidak memerinci kapan proses penetapan menteri
selesai.
"Secepatnya," kata Jokowi singkat.
Jokowi menyebut kabinetnya akan berisi 33 posisi menteri
dan 4 menteri koordinator atau menko. Para Menteri terdiri dari 18 berasal dari
kalangan profesional dan 15 perwakilan parpol pendukung koalisi.
Jokowi juga menegaskan kembali para menteri yang berasal
dari parpol tak boleh rangkap jabatan.
Sebelumnya organisasi antikorupsi ICW mendesak Jokowi
menunda mengumumkan nama-nama menteri karena dugaan terkait kasus korupsi.
Hingga saat ini, tampaknya Presiden Joko Widodo mengambil
pendekatan yang berbeda saat menyeleksi calon menteri dalam kabinetnya.
Praktis tidak ada hingar-bingar politik seperti ketika
Susilo Bambang Yudhoyono, pendahulu Jokowi, menyeleksi calon-calon menteri
secara terbuka.
Politikus PDI Perjuangan, salah satu partai yang
mengusung Jokowi, Ario Bimo, menjamin meski sepertinya melakukan proses secara
diam-diam Jokowi membuka pintu atas partisipasi publik.
"Sejak awal Pak Jokowi selalu mengatakan, silahkan semua
unsur masyarakat untuk mengusulkan nama-nama (menteri)," ujar Ario.
"Keputusan akhir tentu ada di Pak Jokowi, yang
memiliki hak prerogatif. Yang pasti proses ini sudah luas spektrumnya,"
tandasnya.
Nama-nama calon menteri sudah beredar dalam beberapa waktu
terakhir. Sejumlah media melaporkan Jokowi sudha menyerahkan 43 nama calon
menteri kepada KPK.
'Sulit dihindari'
Dulu ingin membuat kabinet ramping, begitu ada koalisi,
kabinet yang ia usulkan menjadi sama gemuknya.
Cecep Hidayat
Di internet juga tersedia situs yang meminta publik untuk
memilih siapa menteri yang mereka inginkan walau tidak diketahui secara pasti
apakah situs ini memiliki kaitan dengan tim yang membantu Jokowi menyusun
kabinet.
Jokowi sudah menegaskan bahwa kabinetnya berisi 34
menteri, 16 di antaranya berasal dari partai, yang ia sebut sebagai profesional
partai.
Banyaknya calon dari parpol adalah sesuatu yang sulit
dihindari, kata pengamat politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat.
"Sulit memang menihilkan hal semacam itu (bagi-bagi
kursi menteri ke tokoh parpol). Jokowi juga sudah berubah (pikiran). Dulu ingin
membuat kabinet ramping, begitu ada koalisi, kabinet yang ia usulkan menjadi
sama gemuknya (dengan kabinet Presiden Yudhoyono)," kata Cecep.
Cecep menambahkan berbagai pihak akan menunggu janji
Jokowi apakah ia bisa menyusun kabinet berisi orang-orang yang mampu dan
memiliki rekam jejak yang bersih. (BBC)
No comments:
Post a Comment