!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, October 21, 2014

Menteri Keuangan APEC Bertemu di Beijing

PM China Li Keqiang 
Menteri Keuangan APEC Bertemu di Beijing

Pejabat pemerintah dan sektor swasta bertemu minggu ini di Beijing pada konferensi menteri keuangan APEC, yang antara lain membahas pertumbuhan ekonomi China yang melambat.

PM China Li Keqiang mengatakan, pemerintah China kini memprioritaskan reformasi ekonomi dan bukan mengejar pertumbuhan yang cepat (foto: dok).

BEIJING, CHINA—
Agenda terpenting dari konferensi menteri keuangan APEC di Beijing minggu  ini adalah menggairahkan kembali ekonomi China.

PDB China naik 7,3 persen dalam kuartal ke 3. Ini terendah sejak 2009, ketika ekonomi masih berusaha pulih dari krisis finansial global. Laju pertumbuhan juga lebih rendah dari target pemerintah.

Ekonomi lamban akan menjadi isu utama dalam pertemuan menteri-menteri keuangan APEC minggu ini di Beijing. Menteri keuangan dari 21 negara anggota APEC, pemimpin organisasi internasional, dan eksekutif sektor swasta akan hadir dalam pertemuan yang dimulai Senin itu.

Jubir Menlu China Hua Chunying menjelaskan sasaran pertemuan minggu ini.

Hua mengatakan, tema pertemuan adalah membina masa depan lewat kemitraan di Asia. Pertemuan menteri-menteri keuangan akan mencapai tiga sasaran, kata Hua, pertama stabilitas keuangan dan sumbangan pada penguatan ekonomi di Asia. China juga akan memperagakan tekadnya untuk memperkuat reformasi dan menciptakan kondisi kondusif bagi pertemuan pemimpin negara-negara APEC pada permulaan November.

Sebelumnya, PM Li Keqiang mengatakan, pertumbuhan lebih lambat merupakan bagian dari rencana pemerintah China untuk memprioritaskan reformasi ketimbang pembangunan ekonomi yang cepat. Dia dan pemimpin pemerintah lain berjanji mengurangi hutang pemerintah dan meningkatkan konsumsi domestik.

Wang Dong, profesor di Universitas Peking mengatakan, “Saya rasa ekonomi China melamban karena ada sebuah kebutuhan, pemimpin China lebih prihatin dengan kualitas pertumbuhan dan bukan kuantitas. Saya rasa ini beralasan dan inilah cara mengarahkan ekonomi China.”

Pertemuan menteri keuangan APEC minggu ini juga akan membahas usul China bagi pembentukan sebuah Bank Pembangunan Sarana Asia, yang akan menyaingi Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia di masa depan. Bank ini akan mendanai pembangunan sarana di seluruh Asia dan China melobi negara-negara lain agar menambah modal awal yang dijanjikan Beijing senilai 50 miliar dolar.

Tetapi proyek ini memicu kritik dari Departemen Keuangan Amerika, karena akan memperkecil pengaruh Bank Dunia dan Bank Pembangunan Aisa. Penguasa Amerika juga memperingatkan bank ini tidak akan memiliki standar lingkungan dan pengamaman lainnya yang biasanya mengatur kredit proyek oleh lembaga internasional.

IMF: Ekonomi Global Hadapi Risiko Pertumbuhan Rendah

Direktur IMF Christine Lagarde Kamis (9/10) mengatakan ekonomi global menghadapi risiko pertumbuhan rendah dan tidak merata.

Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan ekonomi global menghadapi "risiko baru yang biasa-biasa saja, di mana pertumbuhan rendah dan tidak merata."

Christine Lagarde menyampaikan penilaiannya tentang perkiraan ekonomi dunia kepada para pemimpin sektor keuangan internasional dalam pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia hari Kamis di Washington. Kedua lembaga tersebut secara rutin memberi pinjaman miliaran dolar ke negara-negara bermasalah untuk membantu mengatasi kesulitan keuangan mereka.

IMF pekan ini mengatakan pertumbuhan ekonomi global melambat, dengan proyeksi ke depan 3,3 persen tahun ini dan 3,8 persen pada tahun 2015, keduanya lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya.


Christine Lagarde mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak merata di seluruh dunia, di mana pertumbuhan di beberapa negara jauh lebih baik dibanding lainnya. (VOA)

No comments:

Post a Comment