Tanker LNG |
Perjalanan yang belum selesai (22)
(Bagian ke duapuluhdua, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 31
Agustus 2014, 08.00 WIB)
Pada tahun 1990an ketika Indonesia menjadi pengespor gas
alam cair (LNG) terbesar di dunia sejumlah watawan Indonesia diundang oleh
salah satu pengimpor gas alam cair dari Indonesia (dari kilang Bontang,
Kalimantan Timur yaitu perusahaan listrik Jepang Osaka Gas untuk melihat
fasilitas pembangkit listrik tenaga gas Osaka Gas di kota Osaka Jepang.
Dari Jakarta rombongan wartawan naik Garuda Indonesia
langsung menuju Osaka, setelah dua hari meninjau berbagai fasilitas Osaka Gas
kita naik kereta cepat menuju kota Tokyo, untuk melihat perusahaan lainnya yang
mengimpor gas alam cair dari Indonesia.
Bagi saya kunjungan saya ke Jepang adalah kunjungan saya
yang ketiga, setelah pertama awal tahun 1982, ketika pertama kali ke luar negeri,
kunjungan kedua akhir tahun 1983.
Tidak heran kalau persiapan saya dalam kunjungan saya
ketiga ini lebih siap dibandingkan para wartawan lainnya, karena saya sudah mengetahui
bahwa biaya hidup di Jepang sangat mahal maka dalam kunjungan kali ini saya
bawa dua koper besar berisi mie instan.
Osaka Gas |
Hikmahnya sungguh luar biasa, harga makanan di kaki lima
contohnya sebotol akua kecil kalau di Jakarta waktu itu Rp 500.- maka di Tokyo
bisa mencapai Rp 50.000,-
Akibatnya, oleh-oleh Mie Instan yang saya bawa tidak
sempat sampai di kota San Diego, California, Amerika Serikat (tempat adik
kandung saya Sri Mulyani bersama suami dan keempat anaknya tinggal), tapi sudah
habis duluan selama di Jepang karena para wartawan Indonesia bergantian datang
ke kamar saya untuk minta mie Instan.
Dalam perjalanan kami di damping staf kantor perwakilan
Pertamina di Tokyo yang warga Jepang. Selama perjalanan sibuk memungut bekas
botol minuman yang dibuang ke lantai kereta api oleh para wartawan Indonesia
untuk dibuang ke tong sampah. Memang orang Jepang sangat disiplin soal
kebersihan lingkungan.
Usai meninjau fasilitas Osaka Gas di Osaka dan Tokyo kami
meninjau berbagai lokasi wisata di Jepang
Musim Salju di Jepang |
Indonesia mengekspor gas alam cair (LNG) 818 Bcf selama
2013 dan saat ini merupakan eksportir LNG terbesar keempat di dunia.
Dalam laporan Energy Information Administration (EIA),
lembaga energi asal Amerika Serikat (AS), Senin (10/3) disebutkan bahwa pangsa
Indonesia di pasar energi global turun akibat pertumbuhan permintaan global dan
domestik
Setelah menyumbang lebih dari sepertiga ekspor gas alam
cair (LNG) dunia pada 1990-an, pangsa Indonesia di pasar global saat ini hanya
sekitar 7 persen.
tujuan ekspor lng
Menurut EIA, meski ekspor LNG Indonesia turun sebesar 40
persen sejak 1999 yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang mendorong
peningkatan konsumsi energi domestik, terutama gas alam, permintaan LNG global
telah naik lebih dari 150 persen selama periode yang sama.
Hingga 2006, ketika pangsanya digeser oleh ekspor Qatar,
Indonesia adalah eksportir LNG terbesar di dunia.
Menurut estimasi EIA, Indonesia saat ini adalah eksportir
LNG terbesar keempat di dunia setelah Qatar, Malaysia, dan Australia.
Jepang |
Indonesia mengekspor hampir semua LNG-nya ke Korea
Selatan, Jepang, China, dan Taiwan, sementara ekspor dalam jumlah yang lebih
kecil menuju Meksiko dan beberapa negara lainnya. Selama
“Pada 2013, Indonesia mengekspor LNG kurang lebih 818
Bcf,” kata EIA.
ekspor lng
Ekspor LNG, lanjut EIA, sensitif secara politis di
Indonesia akibat naiknya permintaan akan energi domestik.
Naiknya pertumbuhan permintaan akan gas alam mendorong
pemerintah untuk menerapkan berbagai kebijakan demi mengamankan pasokan
domestik bagi pasar lokal.
Untuk memenuhi kewajiban pasar domestik (DMO) akan gas
alam, para produsen LNG harus menyediakan 25 persen pasokan ke pasar domestik.
Indonesia saat ini memiliki tiga fasilitas kilang LNG,
yaitu di Arun, Bontang, dan Tangguh.
IHS Global Insight mengestimasikan bahwa total kapasitas
regasifikasi gas alam kurang lebih 1,5 triliun kaki kubik (Tcf) per tahun.
Dua fasilitas regasifikasi baru, Donggi-Senoro dan
Sengkang, di Sulawesi tengah dibangun. Kilang LNG Donggi-Senoro baru memperoleh
persetujuan pemerintah setelah para pengembangnya mengalokasikan 30 persen
produksinya untuk pasar domestik, melampui aturan DMO sebesar 25 persen.
Sebagai bagian dari upaya memenuhi permintaan dalam
negeri, Indonesia merencanakan perluasan kapasitas regasifikasi. PT Pertamina
berencana mengonversi kilang LNG Arun menjadi terminal regasifikasi untuk
melayani kebutuhan pasar domestik.
IHS Global Insight memperkirakan, kilang hasil konversi
ini bisa beroperasi pada akhir 2014 dengan kapasitas sekitar 146 Bcf per tahun.
Selain itu, Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara
berencana untuk mengembangkan delapan terminal penerima LNG kecil di kawasan
timur pada 2015, dengan total kapasitas sebesar 67 Bcf per tahun. Pemerintah
menargetkan fasilitas ini memasok energi untuk pembangkit listrik domestik.
Pada Desember 2013, Indonesia menandatangani kontrak
impor gas pertamanya dengan Cheniere Energy dari Amerika Serikat di mana
Indonesia akan menerima LNG sebesar 38 Bcf per tahun selama 20 tahun dari
terminal Corpus Christi yang berlokasi
di Gulf Coast, AS, mulai 2018.
Banyak fakta menarik dan membanggakan mengenai gas alam
di Indonesia, yang sayangnya tidak banyak dari kita yang mengetahui. Di
antaranya bahwa Indonesia adalah salah satu negara penghasil gas alam cair
(LNG) terbesar di dunia, juga pengekspor LNG terbesar ke-2 atau ke-3 di dunia
(berkejaran dengan Malaysia), sementara nomor satu masih dipegang oleh Qatar.
Fakta lainnya adalah Indonesia diyakini masih menyimpan cadangan gas dalam
jumlah besar yang belum dieksploitasi. Fakta-fakta ini sebenarnya begitu memberikan
harapan kepada kita semua, bahwa Indonesia bisa sukses melewati periode di mana
makin menipis dan mahalnya sumber energi berbasis fosil.
Kereta Api di Jepang |
Total cadangan gas dunia adalah 6,112 triliun kaki
persegi, dan Indonesia ada di peringkat ke-11 dunia dengan cadangan 98 triliun
kaki persegi. Inilah daftar 20 besar Negara dengan cadangan gas terbesar dalam
satuan triliun kaki persegi:
1. Rusia =
1,680
2. Iran =
971
3. Qatar =
911
4. Arab
Saudi = 241
5. United
Arab Emirates = 214
6.
AmerikaSerikat = 193
7. Nigeria
= 185
8. Aljazair
= 161
9.
Venezuela = 151
10. Irak = 112
11. Indonesia
= 98
12. Norwegia
= 84
13. Malaysia
= 75
14.
Turkmenistan = 71
15.
Uzbekistan = 66
16.
Kazakhstan = 65
17. Belanda =
62
18. Mesir =
59
19. Kanada =
57
20. Kuwait =
56
Total cadangan 20 negara di atas adalah 5,510 triliun
kaki persegi dan total cadangan negara-negara di luar 20 besar di atas adalah
602 triliun kaki persegi.
Salah satu ladang gas di Indonesia juga masuk dalam
daftar ladang gas terbesar dalam satuan (*109 m³), yakni Ladang Gas Tangguh di
Papua. Berikut adalah daftarnya:
1.
Asalouyeh, South Pars Gas Field (10000 – 15000)
2. Urengoy
gas field (10000)
3. Shtokman
field (3200)
4.
Karachaganak field, Kazakhstan (1800)
5.
Slochteren (1500)
6. Troll
(1325)
7. Greater
Gorgon (1100)
8. Shah
Deniz gas field (800)
9. Tangguh
gas field , Indonesia (500)
10.
Sakhalin-I (485)
11. Ormen
Lange (400)
12. Jonah
Field (300)
13. Snøhvit
(140)
14. Barnett
Shale (60 – 900)
15. Maui gas
field (?)
Berkas:Natural gas production world.PNG
Gambar I : Produksi gas alam dunia, warna coklat adalah
produksi terbesar, diikuti warna merah
Sebenarnya, pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai
pada tahun 1960-an. Yaitu, ketika produksi gas alam dari ladang gas alam PT
Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke
pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Pemanfaatan gas alam di Indonesia berkembang
dengan pesat sejak tahun 1974, ketika gas alam mulai dialirkan lewat pipa gas
dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II,
Pusri III dan Pusri IV di Palembang.
Peta KA Jepang |
Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun
1993 Pusri IA ditutup, dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh
putera-puteri bangsa Indonesia sendiri.
Waktu itu, Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di Asia, dengan
memanfaatkan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat, pada tahun yang sama, gas alam juga
dipasok lewat pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut
Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di
kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang membentang dari
kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten, memasok gas alam antara lain ke pabrik
semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga
gas dan uap.
LNG vs LPG (Elpiji)
Mungkin masih banyak dari kita yang bertanya –tanya
mengenai perbedaan LNG dengan LPG.
Secara teknis maupun fokus penggunaan, keduanya memang berbeda. Banyak
dari kita yang jauh lebih mengenal LPG (Elpiji) dibanding LNG. Elpiji merupakan
campuran dari berbagai unsur Hydrocarbon yang berasal dari penyulingan minyak
mentah dan berbentuk gas. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair, sehingga dapat disebut sebagai “gas minyak bumi yang
dicairkan” atau Liquefied Petroleum Gas. Di Indonesia, Elpiji sudah
diperkenalkan oleh Pertamina sejak 1968, dan kini pemakaiannya semakin luas.
Sementara LNG atau Liquefied Natural Gas adalah gas alam
yang dicairkan, yang komposisi kimia terbanyaknya adalah Methana, lalu sedikit
Ethana, Propana, Butana dan sedikit sekali Pentana dan Nitrogen. LNG biasanya
dipakai di Industri sebagai bahan bakar.
Bagaimana perkembangan saat ini?
Tentu saja sangat besar harapan kita semua, agar gas,
aset bangsa yang luar biasa tersebut dapat dikelola oleh dan dimanfaatkan untuk
anak bangsa, demi kelangsungan pembangunan dan pertumbuhan di berbagai sektor.
Sungguh merupakan kabar yang membanggakan karena pada bulan Juni tahun ini
masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Lampung patut berbangga, karena salah
satu fasilitas gas alam cair (LNG) terbesar di dunia akan mulai beroperasi di
Lampung. Fasilitas LNG ini disebut floating storage and regasification unit
(FSRU) atau unit penyimpanan dan regasifikasi dan terapung dibuat oleh PGN
(Perusahaan Gas Negara). Dengan kapasitas sebesar 170.000 metrik ton, FSRU
Lampung menjadi yang terbesar di Indonesia. Posisi kedua adalah Tangguh (di
Papua) dengan kapasitas 145 meter kubik dan posisi ketiga adalah Kilang Bontang
(Kalimantan Timur) dengan kapasitas 125 meter kubik.
Hoegh Scores Belawan FSRU Job
Gambar II : FSRU (sumber: LNGworldnews.com)
FSRU adalah fasilitas terapung yang berfungsi sebagai
penyimpanan dan penguapan kembali gas alam dalam bentuk cair menjadi dalam
bentuk gas seperti pada aslinya. FSRU merupakan salah satu solusi PGN untuk mempermudah
transportasi gas dan untuk memenuhi kebutuhan gas di daerah yang jauh dari
sumber gas, karena biaya pembangunan infrastruktur pipa gas memang sangat
mahal. Ladang gas Indonesia sendiri memang kebanyakan berada di Indonesia
bagian timur, ditambah lagi bentuk geografis negara kita yang terdiri dari
kepulauan membuat transportasi gas lebih susah. Di situasi seperti inilah FSRU
menjadi salah satu solusinya.
Pada pengoperasiannya nanti, FSRU Lampung akan mengambil
pasokan gas bumi dari Blok Tangguh di Papua dan membawanya dengan berlayar ke
Lampung. Sebelumnya, pasokan gas di Blok Tangguh diekspor ke Sempra, Amerika
Serikat.
FSRU Lampung adalah sebuah investasi padat modal, akan
tetapi dipastikan sepadan dengan dampak ekonomi dan dampak positif di sektor-sektor
lain. PGN berkomitmen dengan berinvestasi hingga US$ 3000 juta untuk pembuatan
FSRU Lampung, dan pembangunannya dimulai sejak Februari 2013 kemarin di
galangan kapal Hyundai Heavy Industries di Ulsan, Korea Selatan. Sedangkan
untuk pengoperasiannya PGN memilih Hoegh Ltd, sebuah perusahaan penyedia jasa
dan transportasi LNG yang berbasis di Norwegia, dan perusahaan rekayasa
industry milik pemerintah, PT Rekayasa Industri.
Sekali lagi, ini adalah investasi padat modal yang
berani. Bayangkan saja, untuk menyambungkan Labuhan Maringgai di Lampung Timur
dan lokasi FSRU Lampung yang berada di wilayah lepas pantai Labuhan Maringgai,
PGN membangun infrastruktur system pipa gas sepanjang 21 KM. Kemudian PGN juga
membangun pipa distribusi sepanjang 88 KM dari Stasiun Penerimaan dan Pembagi
Gas Bumi di Labuhan Maringgai menuju kota Bandar Lampung. FSRU Lampung
merupakan FSRU kedua yang dibangun PGN. Sebelumnya, PGN bekerjasama dengan
Pertamina melalui anak perusahaan PT Nusantara Regas, membangun FSRU Jawa Barat
yang telah beroperasi sejak tahun 2012.
Gambar III: FSRU Jawa Barat (nusantararegas.com)
Kenapa FSRU Lampung sangat penting?
FSRU Lampung adalah investasi yang sepadan. Nantinya,
fasilitas ini akan memenuhi kebutuhan energi gas bumi masyarakat di Lampung,
Sumatera Selatan dan Jawa Bagian Barat –baik di sektor rumah tangga, komersil,
industri, maupun listrik–. Di sektor listrik, PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) juga akan memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit
listriknya, terutama untuk menopang pembangkit listrik saat beban puncak malam
hari. Dengan meningkatnya kemampuan jumlah pasokan gas bumi ke wilayah Lampung
dan Jabar, kebutuhan energi konsumen industri yang terus berkembang akan dapat
terpenuhi.
Keberadaan dan kestabilan pasokan gas, terutama menjadi
pemicu pertumbuhan bisnis sektor industri, dan menumbuhkan kepercayaan investor
lain terhadap kemampuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi di sektor
industri. Terus tumbuhnya sektor industri tentunya juga akan membuka berbagai
kesempatan-kesempatan ekonomi di wilayah sekitarnya, baik itu kesempatan kerja
maupun sektor usaha-usaha kecil dan menengah.
Pilar energi itu bernama PGN
Tidak mengherankan kalau banyak dari kita berpikir bahwa
pengelola gas di Indonesia dari hulu ke hilir hanyalah Pertamina, yakni dalam
bentuk tabung-tabung elpiji yang ada di dapur rumah-rumah kita. Padahal, selama
hampir 50 tahun ini, ada BUMN yang khusus menangani gas bumi, yakni PGN. Di
masa lalu, PGN bernama PN Gas. PGN sejauh ini telah berhasil membangun jaringan
pipa gas bumi di Indonesia sepanjang lebih dari 6.000 KM (lebih panjang dari
jarak antara Sabang ke Merauke yang 5248 KM!)
Layaknya kota-kota besar lain di dunia, sebetulnya sudah
ada daerah-daerah tertentu di beberapa kota Indonesia yang telah lama dipasangi
saluran gas bumi, contohnya daerah Menteng di Jakarta. Selain di Jakarta, PGN
juga beroperasi di Jawa Barat (Bekasi, Karawang, Bogor, Banten, Cirebon),
JawaTimur (Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan), dan di Pulau Sumatera (Medan,
Pekanbaru, Batam, Lampung, Palembang).
PGN bersama dengan Hoegh Ltd akan bekerjasama untuk FSRU
Lampung hingga 20 tahun, sebuah komitmen yang besar, dan SKK Migas pun telah
membuat rencana pasokan FSRU Lampung hingga tahun 2021. Secara sederhana bias
disimpulkan bahwa adanya pasokan energi yang lebih besar dan stabil akan
membawa kemajuan dan perkembangan bagi wilayah Lampung, Sumatra Selatan dan
Jawa Barat. FSRU Lampung akan membawa efek multiple yang tidak terbayangkan,
dan bisa menjadi benchmark bagi solusi energi di daerah-daerah lain di
Indonesia, untuk menumbuh-kembangkan ekonomi secara berkelanjutan.
Arun Natural Gas Liquefaction
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihat Arun.
PT Arun Natural Gas Liquefaction
ArunNGL.svg
Jenis Perusahaan
umum tertutup
Industri/jasa Gas
alam
Didirikan 16
Maret 1974
Kantor pusat Lhokseumawe,
Indonesia
Daerah layanan Indonesia
& Asia
Tokoh penting Fauzi
Husin (Presiden Direktur)
Fuad Bukhari (Wakil Presiden)
Produk Gas
alam cair
Karyawan 430 -
November 2010[1]
Situs web ArunLNG.co.id
Lokasi pertama kali gas alam cair ditemukan di Arun
PT Arun Natural Gas Liquefaction, lebih dikenal dengan PT
Arun NGL, adalah perusahaan penghasil gas alam cair Indonesia. Pada tahun 1990,
PT Arun adalah perusahaan penghasil LNG terbesar di dunia.[butuh rujukan] PT
Arun merupakan anak perusahaan Pertamina. Berlokasi di Lhokseumawe, Aceh Utara,
perusahaan ini memiliki 6 unit pengolahan, namun saat ini hanya 2 unit yang beroperasi
dikarenakan menipisnya cadangan gas alam di sana. PT Arun merupakan salah satu
penyumbang devisa terbesar bagi kota Lhokseumawe dan Indonesia.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Ladang gas
3 Organisasi
4 Lihat pula
5 Catatan kaki
6 Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sejak 1968, Mobil Oil melakukan kontrak bagi hasil dengan
Pertamina untuk pencarian sumber-sumber minyak dari perut Bumi di darat maupun
di lepas pantai. Tahun 1969, Mobil Oil mulai mengerahkan pencariannya di Aceh
dengan fokus utama di Aceh Utara. Pengeboran yang dilakukan di dekat desa Arun
adalah yang kelima belas kali dilakukan oleh Mobil Oil. Sejak pencarian pertama
di lokasi yang berindikasi sumber energi sampai titik pengeboran keempat belas
di ladang baru yang tidak dikenal sebelumnya, perusahaan tersebut telah
menemukan minyak dan gas dengan kandungan karbon dioksida yang terlalu tinggi
sehingga sulit dikembangkan.
Perusahaan minyak Socony yang pernah beroperasi di
Sumatera telah mendeteksi bahwa di Aceh terdapat kandungan gas yang besar
jumlahnya. Atas dasar itu, pencarian oleh Mobil Oil yang dikoordinasi Pertamina
Unit I dikonsentrasikan di desa Arun. Desa Arun adalah desa di Kecamatan
Syamtalira, Aceh Utara, yang namanya kelak digunakan sebagai nama perusahaan
gas alam ini.
Tanggal 24 Oktober 1971, gas alam yang terkandung di
bawah desa Arun ditemukan dengan perkiraan cadangan mencapai 17,1 trilyun kaki
kubik. Hari itu merupakan hari ke-73 sejak uji eksplorasi yang dipimpin Bob
Graves, pimpinan eksplorasi Mobil Oil di Aceh, dimulai.
Pada tahun 1972 ditemukan sumber gas alam lepas pantai di
ladang North Sumatra Offshore (NSO) yang terletak di Selat Malaka pada jarak sekitar
107,6 km dari kilang PT Arun di Blang Lancang. Selanjutnya pada tahun 1998
dilakukan pembangunan proyek NSO “A” yang diliputi unit pengolahan gas untuk
fasilitas lepas pantai (offshore) dan di PT Arun. Fasilitas ini dibangun untuk
mengolah 450 MMSCFD gas alam dari lepas pantai sebagai tambahan bahan baku gas
alam dari ladang arun di Lhoksukon yang semakin berkurang.
Tanggal 16 Maret 1974, PT Arun didirikan sebagai
perusahaan operator. Perusahaan ini baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 19 September 1978 setelah berhasil mengekspor kondensat pertama ke
Jepang (14 Oktober 1977).
Pembangunan 6 unit pengolahan (train) pencairan gas alam
di kilang LNG Arun melalui beberapa tahapan, yaitu:
Train 1,2 dan 3 (Arun Project 1) dibangun pada awal tahun
1974 dan selesai pada akhir tahun 1978 oleh Bechtel Inc.
Train 4 dan 5 (Arun Project II) dibangun Februari 1982
dan selesai pada akhir tahun 1983 yang dikerjakan oleh Chiyoda
Train 6 (Arun Project III) dibangun pada bulan November
1984 dan selesai pada September 1986 yang dikerjakan oleh Japan Gas Corporation
(JGC)
Pada Februari 1987, kilang LPG yang dinamakan Arun LPG
Project dibangun dan dikerjakan oleh Japan Gas Corporation (JGC). Kilang ini
selesai pada tahun 1989.
Ladang gas[sunting | sunting sumber]
Menurut data-data pengukuran elektronik melalui film-film
yang diambil di lapangan dan dianalisis di pusat analisis Mobil Oil di Dallas,
Amerika Serikat, ladang gas Arun terletak di dalam lapisan batu gamping pada
kedalaman 10.000 kaki (3.048 meter). Kandungan gas mencapai 17,1 trilyun kaki
kubik dengan tekanan 499 kg/cm, suhu 177 °C, dan ketebalan 300 meter. Jumlah
tersebut diperkirakan akan dapat mensuplai enam unit dapur pengolahan (train)
dengan kapasitas masing masing 300 juta SCFD (Standard Cubic Feet Day) untuk
jangka waktu 20 tahun. Ladang gas tersebut terdiri dari empat (4) buah kluster
gas dan kondensat, kemudian gas dan kondensat dikirim ke unit pengumpulan di
Point "A" yang selanjutnya dikirim ke kilang LNG Arun dengan memakai
pipa:
Gas menggunakan pipa berdiameter 42 inch.
Kondensat menggunakan pipa berdiameter 16 inch.
LPG propana menggunakan pipa berdiameter 20 inch.
Kilang LNG Arun di Blang Lancang meliputi daerah seluas
271 ha dengan panjang 1,7 km dan lebar 1,5 km serta dilangkapi dengan pelabuhan
khusus pengangkut produksinya.
Kilang LNG Arun dilengkapi dengan 2 buah pelabuhan LNG
untuk pengiriman produksinya ke negara pembeli, sedangkan untuk pengiriman
kondensat dilengkapi dengan 2 buah sarana pemuat, yaitu Single Point Mooring
(SPM) dan Multi Buoy Mooring (MBM).
Gas alam di ladang NSO memiliki kandungan H2S dan CO2
yang tinggi sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu sebelum masuk
ke train LNG. Upaya ini dilakukan untuk menurunkan kadar H2S dari 1,59% menjadi
80 ppm dan CO2 dari 33,21% menjadi 25,54% mol, sehingga sesuai dengan
spesifikasi rancangan train LNG.
Organisasi[sunting | sunting sumber]
Presiden Direktur PT Arun NGL berkantor di Jakarta yang
saat ini dijabat oleh Fauzi Husin. Sementara Wakil Presiden berkantor di
Lhokseumawe dan dijabat oleh Fuad Bukhari. Wakil Presiden membawahi tiga divisi
dan tiga non-divisi setingkat seksi, yaitu:
Divisi Produksi
Divisi Pembantu Lapangan
Divisi Pelayanan dan Pengembangan
Seksi Hubungan Masyarakat
Seksi Keuangan dan Akuntansi
Seksi Audit Umum
Saham kepemilikan perusahaan dipegang oleh Pertamina
(55%), Exxon Mobil (30%), dan Japan Indonesia LNG Company (disingkat JILCO;
15%).
Badak NGL
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum
Diperiksa
Badak Natural Gas Liquefaction
Logo Badak NGL.svg
Jenis Non-Profit
Company
Industri/jasa Pengolahan
gas alam
Didirikan 26
November 1974
Kantor pusat Wisma
Nusantara, Jakarta & Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia
Tokoh penting Djohardi
A. Kusumah, Presiden Komisaris
Rachmad Hardadi, Presiden Direktur & CEO
Daniel Purba, Direktur & COO
Produk LNG dan
LPG
Karyawan 1.800
(karyawan)
2.600 (pekerja kontraktor)
Induk Pertamina
Situs web http://www.badaklng.co.id/
Kantor utama PT Badak NGL di Bontang.
PT Badak Natural Gas Liquefaction atau lebih dikenal
dengan PT Badak NGL adalah perusahaan penghasil gas alam cair (LNG (Liquid
Natural Gas) terbesar di Indonesia dan salah satu kilang LNG yang terbesar di
dunia. Perusahaan ini berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, dan memiliki 8
process train (A - H) yang mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton
LNG per tahun). PT Badak NGL merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar
bagi Kota Bontang maupun Indonesia.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pemegang saham[1]
2 Pemasok gas
3 Sejarah
3.1 Penemuan gas alam raksasa
3.2 Pendirian dan perkembangan perusahaan
3.3 Penurunan produksi
4 Referensi
5 Lihat pula
6 Pranala luar
Pemegang saham[1][sunting | sunting sumber]
Pertamina : 55%
VICO Indonesia :
20%
Japan Indonesia LNG Co (JILCO) : 15%
Total E&P Indonesie
: 10%
Pemasok gas[sunting | sunting sumber]
VICO Indonesia
Total E&P Indonesie
Chevron Indonesia
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Penemuan gas alam raksasa[sunting | sunting sumber]
Proyek LNG Badak dimulai ketika Huffco (sekarang VICO
Indonesia), sebuah perusahaan kontraktor migas dengan PSC pada Pertamina, berhasil
menemukan cadangan gas alam raksasa di lapangan Muara Badak, Kalimantan Timur
pada Februari 1972, setelah sebelumnya ditemukannya juga cadangan gas alam
raksasa serupa di lapangan Arun, Aceh oleh Exxon Mobil.
Saat itu bisnis LNG belum banyak dikenal dan hanya ada
empat kilang LNG di seluruh dunia dengan pengalaman 3-4 tahun pengoperasian.
Walau tanpa pengalaman sebelumnya di bidang LNG, Pertamina dan Huffco Inc.,
bersepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor gas alam
berbentuk cair dalam jumlah besar. Pertamina, Mobil Oil, dan Huffco Inc.
berusaha menjual proyek kepada dua konsumen LNG potensial, penyandang dana
potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut akhirnya
membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG terhadap lima
perusahaan Jepang: Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu
Electric Power Co., Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co. Ltd, pada tanggal 5
Desember 1973 yang dikenal dengan “The 1973 Contract”.
Pendirian dan perkembangan perusahaan[sunting | sunting
sumber]
26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL
dengan pemegang sahamnya adalah Pertamina, VICO dan JILCO. Perusahaan ini
dipercayakan untuk mengoperasikan pabrik LNG Badak. Nama perusahaan ini diambil
dari nama daerah tempat ditemukannya cadangan gas alam raksasa tersebut.
Konstruksi kilang dimulai pada tanggal 26 November 1974
dan selesai 36 bulan kemudian tanggal 5 Juli 1977 dengan berhasil dibangunnya
train LNG pertama (train A). Kilang pertama ini diresmikan pada tanggal 1
Agustus 1977 dan pengapalan LNG pertama dilakukan pada 9 Agustus 1977 ke
Senboku, Jepang melalui kapal LNG Aquarius.
PT Badak juga mempunyai 4 jalur pipa paralel berukuran
36" dan 42" yang berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang
gas untuk bahan baku LNG dan LPG dari sebelumnya yang hanya punya satu jalur
pipa berukuran 36" pada masa awal perusahaan berdiri. Selain itu, di jalur
yang sama ada satu pipa berukuran 42" dimiliki oleh Pupuk Kalimantan
Timur.
Selama 25 tahun, pabrik LNG Badak yang pada mulanya hanya
memiliki 2 train, tapi sekarang sudah mempunyai 8 train dan ditambah dengan
fasilitas penghasil LPG, seiring dengan ditemukannya cadangan gas alam yang tak
kalah besar di sekitar Muara Badak. Jika beroperasi pada kapasitas penuh, kilang
LNG Badak dapat memproduksi rata-rata 140.000 ton m3 gas alam per harinya.
Total produksi gas alam setahunnya berhasil ditingkatkan dari 3,3 juta ton LNG
per tahun pada tahun 1977 menjadi lebih dari 22 juta ton LNG dan 1,2 juta ton
LPG per tahun. Produksi LNG di Badak NGL merupakan yang terbesar di seluruh
dunia.
Penurunan produksi[sunting | sunting sumber]
Sejak tahun 2001, produksi LNG dari Bontang mulai
menurun. Dari 379 kargo tahun 2001 menjadi 341 kargo pada tahun 2005. Penurunan
produksi ini menyebabkan PT Badak tidak mampu lagi memenuhi komitmennya pada
pembeli. Selain itu, kebijakan pemerintah juga mengurangi ekspor LNG dari
Bontang karena LNG tersebut dialihkan untuk memenuhi pasokan beberapa pabrik
pupuk di dalam negeri. Produksi LPG pun terpaksa dihentikan sementara melihat
berkurangnya pasokan gas ke PT Badak, terhitung sejak tahun 2006.[2]
Produksi LPG yang sempat dihentikan oleh PT Badak pada
tahun 2006, mulai dioperasikan lagi pada tahun 2009 dengan total produksi tahun
itu 435.518. Namun, produksi LNG terus menurun sejak tahun 2001 (produksi
tertinggi dalam sejarah PT Badak), meski sempat kenaikan pada tahun 2007 dan
2008. Pada tahun 2009, tercatat produksi LNG adalah sebanyak 17,375,053 ton.[3]
Menurut perkiraan beberapa pakar, berdasarkan pada data
ketersediaan gas alam yang ada pada awal tahun 2008, diperkirakan pada tahun
2010, PT Badak akan beroperasi hanya dengan 6 train. Tahun 2011, yang
beroperasi 4 train, rentang 2012-2014 yang beroperasi 2 train, dan 2015-2017
hanya beroperasi sebanyak 1 train. Pasca 2017 belum ada kepastiannya.[4]
Ladang gas Tangguh
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ladang gas Tangguh (2°26′14″LU 133°8′10″BT) merupakan
sebuah ladang gas alam yang terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua
Barat, Indonesia. Ladang gas ini mengandung lebih dari 500 miliar m³ (17 Tcf)
cadangan gas alam terbukti, dengan taksiran cadangan potensial mencapai lebih
dari 800 miliar m³ (28 Tcf). Ladang ini terbentuk pada zaman Jura.[1]
Ladang gas Tangguh dikembangkan oleh sebuah konsorsium
beberapa perusahaan internasional, yang dipimpin oleh British Petroleum (37%
saham), CNOOC (17%), dan Mitsubishi Corporation (16,3%). Mitra-mitra yang lebih
kecil adalah perusahaan-perusahaan Jepang, yaitu Nippon Energy, Kanematsu,
Sumitomo, dan Nissho Iwai.
Ladang ini ditemukan pada dasawarwa 1990-an[2] dan mulai
berproduksi dimulai pada bulan Juni 2009.[3]
Gas alam yang diekstraksi dari ladang akan dicairkan
untuk membentuk gas alam cair (LNG - liquified natural gas) yang akan diangkut
ke para konsumen di Asia, terutama Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Projek ini
diharapkan membolehkan Indonesia untuk tetap menjadi pemasok penting bagi pasar
gas alam dunia, sebagai pengganti bagi menyusutnya produksi Ladang gas Arun di
Lhokseumawe, Aceh, Sumatera.
British Petroleum (BP) menyatakan telah mendapat
persetujuan AMDAL Terpadu Proyek Pengembangan Tangguh LNG dan telah menerbitkan
Izin Lingkungan (IL).
AMDAL termasuk komitmen-komitmen lingkungan dan sosial
Tangguh. Perusahaan migas asal Inggris telah mendapatkannya dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan juga memuat peran dari pemerintah daerah dan pusat.
Persetujuan ini merupakan syarat agar kegiatan proyek di lokasi Tangguh dapat
dimulai.
“Ini merupakan pencapaian yang sangat penting bagi Proyek
Pengembangan Tangguh LNG,” kata Christina Verchere, BP Regional President Asia
Pacific melalui keterangan resmi BP, Sabtu (2/8/2014).
"Kami berharap dapat segera menerima persetujuan
penting lainnya sehingga kami dapat melaksanakan proyek yang akan memberi
manfaat besar bagi Indonesia ini."
LNG Tangguh di Teluk Bintuni, provinsi Papua Barat,
merupakan fasilitas gas alam cair (LNG) terbesar ketiga di Indonesia. LNG
Tangguh juga merupakan kegiatan operasi LNG pertama yang memadukan kegiatan
hulu dan hilir.
Kegiatan operasional yang sudah ada terdiri dari dua
kilang pemrosesan LNG (Train 1 dan 2) dengan kapasitas produksi 7,6 juta ton
per tahun (mtpa).
Rencana pengembangan dengan penambahan kilang LNG ketiga
(Train 3) pada kegiatan operasional yang sudah ada akan meningkatkan total
kapasitas produksi menjadi 11,4 mtpa.
Proyek pengembangan US$12 milyar ini akan memberi nilai
tambah yang cukup besar bagi pemerintah Indonesia dan akan membantu memenuhi
kebutuhan energi di Indonesia. Sebagai bagian dari proyek pengembangan Tangguh,
BP dan mitra-mitranya akan memasok 40 persen dari output Train 3 (1,5 mtpa)
kepada PT PLN untuk pasar domestik.
Beberapa persetujuan penting lain, yang kini masih dalam
proses, dibutuhkan agar proyek pengembangan ini dapat meneruskan perencanaan,
desain dan pengadaan barang dan jasa.
“Kami terus berkoordinasi erat dengan SKK Migas,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta lembaga pemerintah lain untuk
memperoleh persetujuan penting tersebut dengan segera,” kata Christina
Negosiasi harga baru ekspor gas alam cair (LNG) Kilang
LNG Tangguh, Papua ke Fujian, Cina kemungkinan tertunda. Meskipun mulanya kedua
belah pihak setuju meninjau harga ekspor LNG pada Mei 2013, namun belum ada
kesepakatan kapan negosiasi dimulai.
"Kami selalu komunikasi dengan mereka, tapi mereka
belum setuju kapan mau kick off-nya, mau membahas," kata Deputi
Pengendalian Komersial Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas) Widhyawan Prawiraatmadja ketika ditemui di Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, 21 Juni 2013.
Widhyawan mengatakan, terjadi perbedaan persepsi mengenai
waktu renegosiasi harga LNG. Indonesia menggunakan patokan waktu empat tahun
setelah pengiriman perdana kargo LNG dari Tangguh ke Fujian yang jatuh tempo
pada awal Mei 2013. "Menurut Cina tidak bisa tahun kontrak dimulai pada
tengah tahun. Dengan kata lain, mereka menyatakan baru bisa tahun depan,"
kata Widhyawan.
Menurutnya, pemerintah Indonesia menginginkan renegosiasi
harga dirampungkan paling lambat akhir 2013. Harga baru diharapkan berlaku surut
untuk pengiriman kargo LNG sejak Januari 2013. "Kalau menurut mereka,
renegosiasi pada Mei 2014. Sehingga, kalau berlaku surut, dihitung dari ekspor
LNG Januari 2014," kata Widhyawan.
Dia berharap, waktu renegosiasi dapat diputuskan dalam
waktu dekat. Setelah kedua pihak duduk bersama, masalah harga baru akan
dibahas. Selama belum ada kesepakatan baru, maka gas untuk Fujian masih
diekspor dengan harga lama yaitu US$ 3,35 juta per million metric british
thermal unit (MMBTU).
"Tetapi masalahnya pembeli dan penjual punya
interpretasi sendiri-sendiri. Kalau ada perbedaan interpretasi, kalau perlu ya
ke arbitrase," katanya.
Menteri ESDM Jero wacik sebelumnya mengharapkan harga
ekspor LNG Tangguh ke Fujian bisa naik di atas US$ 10 per MMBTU. Perhitungan
ini dengan acuan harga LNG di pasar domestik yang berkisar US$ 10 per MMBTU dan
harga LNG di pasar spot internasional di kisaran US$ 16 per MMBTU.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan,
ada 2 poin terkait formula yang diusulkan diubah dalam renegosiasi ini.
Pertama, pencabutan batas atas harga minyak yang dipatok maksimal US$ 38 per
barel. Batas atas inilah yang menyebabkan harga gas ke Fujian selama ini mentok
di US$ 3,35 per MMBTU meskipun harga minyak dunia sudah menembus US$ 100 per
barel.
Poin ke dua, menaikkan faktor pengali harga LNG yang saat
ini 5,25 persen menjadi 11 persen. Menurut Rudi, dengan dua faktor ini harga
bisa naik ke kisaran US$ 7 per MMBTU hingga US$ 11 per MMBTU.
Setelah 1,5 tahun melakukan renegosiasi, akhirnya China
setuju untuk menaikkan harga beli gas alam cair (LNG) dari Kilang Tangguh,
Papua Barat. Harga beli LNG Tangguh naik dari US$ 3,3 per juta british thermal
unit (mmbtu) menjadi US$ 8 per mmbtu.
Penjualan gas ×Tangguh ke China yang kontraknya diteken
pada era pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri dipatok pada sebesar 5,5
persen x Japan Crude Cocktail (JCC) atau berdasarkan harga minyak di Jepang.
Saat itu, harga JCC dipatok maksimum US$
26 per barel.
Menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero
Wacik, hal itu membuat harga LNG Tangguh yang dijual ke ×China menjadi sangat
rendah yaitu US$ 2,7 per juta british thermal unit (mmbtu).
Kemudian pemerintah melakukan renegosiasi dan berhasil
mendongkrak harga JCC naik menjadi US$ 28 per barel, sehingga harga jual gas
menjadi US$ 3,3 per mmbtu.
Tak sampai di situ, harga hasil renegosiasi masih cukup
rendah. Apalagi jika dibandingkan dengan harga ekspor LNG Indonesia yang sudah
menembus US$ 18 per mmbtu.
Untuk itu pemerintah kembali melakukan renegosiasi.
Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai bertemu dengan Presiden China
Hu Jintao guna membahas nasib harga gas Tangguh.
Akhirnya setelah melakukan renegosiasi yang cukup
panjang, tercapai kesepakatan bahwa harga LNG Tangguh sudah tidak dipatok
dengan JCC di angka tertentu sehingga harganya mengikuti pergerakan harga
minyak.
"Mulai 1 Juli , patokan harga ekspor LNG Tangguh ke
×Fujian yaitu 0,065 JCC+1,5. Kalau JCC-nya US$ 100 per barel, maka harganya
menjadi US$ 8 per mmbtu. Kalau
JCC-nya, US$ 110 maka harganya menjadi
US$ 8,65 per mmbtu," tutur ×Jero Wacik di Istana Kepresidenan, Jakarta,
Senin (30/6/2014).
Dengan kesepakatan ini harga akan naik terus menjadi US$
10,3 per mmbtu pada 2015, kemudian menjadi US$ 12 per mmbtu di tahun berikutnya
dan tahun 2017 menjadi US$ 13,3 per mmbtu.
"Kontrak ini akan berlaku sampai 2034. Kalau ini
bertahan sampai 2034 maka rata-rata harganya nanti jatuhnya harganya di angka
US$ 12,8 per mmbtu. Ini kenaikan 4 kali lipat dari tahun lalu," tuturnya
Selain penghasil emas terbaik dan terbesar di dunia, Indonesia
juga memiliki cadangan gas alam yang paling besar di dunia yang berada di Blok
Natuna. Berapa banyak cadangan gas alam yang tersimpan di Blok Natuna?
Baru perkiraan, hanya dari Blok Natuna D Alpha saja,
Indonesia sudah memiliki cadangan gas alam sebesar 200 triliun kubik gas alami.
Selain Blok Natuna, Indonesia masih memiliki beberapa blok-blok penghasil gas
alam lainnya.
Sejarah Perusahaan Gas Negara (PGN)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/46/Logo_PGN_new_lowres.jpgPT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS) adalah sebuah
BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.
Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas
swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang
memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir
Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat
berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan
diubah menjadi PN Gas.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas
diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi
Perusahaan Gas Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari
jadi PGN pada tiap tahunnya.
Perusahaan ini yang semula mengalirkan gas buatan dari
batu bara dan minyak dengan teknik Catalytic Reforming yang tidak ekonomis
mulai menggantinya dengan mengalirkan gas alam pada tahun 1974 di kota Cirebon.
Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas
alam untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul
berturut-turut di wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun
1985, Surabaya tahun 1994, dan Palembang tahun 1996.
Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan,
maka pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Gas Negara Perum
dan pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu
selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu
yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter.
PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka
ditandai dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa
Efek Indonesia dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk.
Bisnis PGN
1. Distribusi gas bumi
PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang
lebih dari 3.750 km, menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha
komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah tangga di
wilayah-wilayah yang paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan
keuntungan dari penjualan gas kepada konsumen.
2. Transmisi Gas Bumi
Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan
pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi
dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima Toll Fee untuk
pengiriman gas sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA) yang berlaku
selama 10-20 tahun. Unit Bisnis Strategis
Untuk mengawasi kegiatan operasional transmisi dan
distribusi, PGN membagi area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis
dengan fokus geografis masing-masing:
SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan,
Lampung hingga Jawa Barat (termasuk Jakarta).
SBU Distribusi Wilayah II, mencakup area Jawa Timur.
SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Riau
(Pekanbaru) dan Kepulauan Riau (Batam).
SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera
Selatan dan Jawa.
Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas
Indonesia, mengelola bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Grissik-Duri dan
Grissik-Singapura. Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi :
PT Transportasi Gas Indonesia : transmisi gas bumi
PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM) :
telekomunikasi
PT PGAS Solution : konstruksi, enjiniring, operation
& maintenance
PT Nusantara Regas : terminal penyimpanan dan
regasifikasi terapung
PT Saka Energi Indonesia : kegiatan di bidang hulu
PT Gagas Energi Indonesia : kegiatan di bidang hilir
PT Gas Energi Jambi : perdagangan, konstruksi dan jasa
PT Banten Gas Synergi : jasa, transportasi, perdagangan
dan pertambangan (Afiliasi)
PT PGN LNG Indonesia: bisnis LNG dan terminal penyimpanan
dan regasifikasi terapung
Saham PGN (Kode Saham : PGAS)
Seiring dengan gencarnya privatisasi BUMN di Indonesia,
maka pemerintah melakukan penjualan saham perdana PT Perusahaan Gas Negara
(Tbk) pada tanggal 05 Desember 2003.
PGAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak
1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp. 500,- per saham dengan harga penawaran
Rp. 1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003.
saham pgas
Pada pertengahan Januari 2007, informasi keterlambatan
komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ dari manajemen PGN menjadi penyebab
utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar 23% dalam satu hari.
Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan
kecurigaan bahwa PGN dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek
tersebut yang harusnya sudah operasi pada Desember 2006, tapi tertunda hingga
Januari 2007 dan tertunda lagi hingga Maret.
Akibatnya PGN dikenakan denda oleh Pertamina sebesar US$
15.000 per hari sejak 1 November 2006. Pada tahun 2011, komposisi saham
pemerintah mencapai 57% dan sisanya publik sebanyak 43%.
Negosiasi Dengan Rekanan dari China
Meskipun terjadi penurunan harga minyak pada akhir tahun
2008 lalu, pemerintah telah bersikeras bergerak maju dengan proses negosiasi
ulang dengan China untuk harga gas alam cair (liquefied natural gas / LNG) dari
lapangan eksplorasi gas “Tangguh” di Papua untuk diekspor ke negara itu.
“Setelah dihentikan produksinya karena pecahnya krisis keuangan
global pada kuartal ketiga di tahun ini (Des. 2008 -red), pemerintah
dijadwalkan untuk melanjutkan re-negosiasi dengan rekanan dari China pada
Januari 2009,” menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla.
http://www.indomigas.com/wp-content/uploads/2010/08/harga-elpiji.jpg
Sejak konvensi minyak tanah ke gas, pemerintah
mengeluarkan tabung elpiji 3 kg yang lebih kecil.
“Kami akan me-refresh (negosiasi) pada bulan Januari
2009,” kata Kalla dalam kunjungannya ke proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni,
Provinsi Papua Barat, seperti dilansir Antara.
Sebelumnya, ketika mengunjungi China, Kalla mengatakan
kontrak LNG Tangguh dengan China akan dinegosiasi ulang karena posisi Indonesia
dipandang sebagai di pihak yang kalah.
Namun, ia tidak mengungkapkan rincian apapun dari apa
yang sedang ditawarkan ke Cina. “Kami akan membahas lebih formula, tidak hanya
soal harga. Negosiasi akan terus bergerak maju,” katanya.
Kurtubi, analis minyak dan gas, mengatakan proses
re-negosiasi LNG Tangguh untuk harga formula harus dibawa ke tahap berikutnya
meskipun harga minyak jatuh menjadi ke level sekitar US $ 30.
Dalam kontrak selama 25 tahun untuk ekspor LNG ke China,
harga telah ditetapkan sebesar $ 2,40 per mmbtu, dengan penyesuaian kenaikan
harga minyak mentah.
http://beritaekonomi.kiosgeek.com/wp-content/plugins/wp-o-matic/cache/aca44_69519_gas_elpiji.jpgKontroversial
kontrak gas alam cair (LNG) Tangguh ini lalu ditandatangani oleh pemerintah
Indonesia dan perusahaan di Provinsi Fujian, China pada tahun 2002 di bawah
pemerintahan presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Harga LNG pada saat penandatanganan kontrak itu
didasarkan pada harga minyak mentah saat itu, US $ 20 per barel.
Pemerintah Cina sebelumnya telah sepakat untuk menaikkan
harga $ 3,80 per mmbtu, tetapi pemerintah Indonesia menolak tawaran itu, dan
mengatakan itu masih terlalu rendah.
Lapangan gas Tangguh dikembangkan oleh konsorsium BP Plc,
(37,16 persen), MI Berau (16,3 persen), CNOOC (13,9 persen), Nippon Oil (12,23
persen), KG Berau / KG Wiriagar (10 persen), LNG JapanCorporation (7,35 persen)
dan Talisman (3,06 persen).
Pemanfaatan Gas di Indonesia
Pemanfaatan gas alam di negara kita dimulai pada tahun
1960-an dimana saat itu produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac
Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk
Pusri IA, PT. Pupuk Sriwidjaja di Palembang.
Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat
pesat sejaktahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas
dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II,
Pusri III dan Pusri IV di Palembang.
http://www.indomigas.com/wp-content/uploads/2010/08/elpiji-12-kg.jpg
Tabung gas elpiji ukuran 12 kg.
Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun
1993 Pusri IA ditutup, dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh
putera-puteri bangsa Indonesia sendiri.
Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling
modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA
juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai
(off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri
menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten.
Pipa gas alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju
Cilegon, Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk,
pabrik keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia
adalah Aceh. Sumber gas alam yang terdapat di di daerah Kota Lhokseumawe
dikelola oleh PT Arun NGL Company.
Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan
diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggröe
Aceh Barôh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar Muda pabrik
pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.
10 Produsen Gas Terbesar di Indonesia
Perusahaan manakah yang paling banyak berkontribusi?
Berikut dikutip dari bahan tertulis SKK Migas Kamis (7/2/2013),
perusahaan-perusahaan gas terbesar di Indonesia tersebut adalah:
1. PT Total E&P Indonesie (Prancis), merupakan kontributor terbesar produksi gas
RI. Perusahaan tersebut menghasilkan gas 1.693,98 mmscfd dari Blok Mahakam,
Kalimantan Timur. Angka itu sekitar 20,8% dari total produksi gas nasional.
2. BP Berau (Inggris), berada di peringkat dua yang
tingkat produksinya mencapai 1.219 mmscfd atau sekitar 15% dari total produksi
nasional.
3. PT Pertamina, Persero (Indonesia), perusahaan pelat
merah Indonesia baru ada di peringkat ketiga, berkontribusi sekitar 12,9% dari
total produksi nasional atau setara 1.049,25 mmscfd.
4. ConocoPhillips Grissik (Amerika Serikat), di posisi
keempat ini menghasilkan gas 1.027,02 mmscfd dari Blok Koridor, Sumatera
Selatan. Angka itu setara 12,6% dari total produksi gas di Tanah Air.
5. ConocoPhillips Indonesia Ltd (Amerika Serikat),
menempati ranking kelima sebagai produksi gas terbesar di Indonesia. Perusahaan
yang masih juga dimiliki AS tersebut memproduksi gas sebanyak 432,94 mmscfd
dari South Natuna East Sea Blok B.
6. Vico Indonesia (Inggris), memproduksi 380,94 mmscfd,
7. ExxonMobil Oil Indonesia (Amerika Serikat),
memproduksi 369,22 mmscfd.
8. Kangean Energy, menghasilkan 294,99 mmscfd dari
lapangan Terang Sirasun Batur.
9. PetroChina Jabung (Cina), memproduksi sebanyak 264,99
mmscfd ada di posisi ke-9.
10. PT PHE ONWJ (Indonesia), menempati posisi terakhir
ini adalah anak usaha Pertamina menjadi kontributor ke-10 dengan tingkat
produksi 212,46 mmscfd.
Saat ini sekitar 52% sumber energi dalam negeri masih
dipenuhi oleh BBM, 28% gas bumi, 15% batu bara, 3% tenaga air dan 2% panas
bumi. Dengan semakin berkurangnya cadangan minyak, otomatis gas bumi merupakan
energi pengganti BBM yang paling tepat saat ini.
Berujuk pada road map yang disusun kementrian ESDM, ke
depan konsumsi gas dan batu bara akan mulai ditingkatkan untuk menggantikan
BBM, sehingga mampu memenuhi kebutuhan energi nasional sampai 53%. Sedangkan
BBM menjadi hanya 20%.
Total Cadangan Gas Alam di Dunia
Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
mencatat realisasi produksi gas nasional hingga 27 Januari 2013 lalu mencapai
8.152,53 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3
kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar.
2. Gas LNG sebagai komoditas ekspor, dan
3. Gas sebagai bahan baku (pupuk, petrokimia, metanol,
plastik,industri besi tuang dan sebagainya.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam
untuk air conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara
Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Total cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah
6,112 triliun kaki persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar
dalam satuan triliun kaki persegi (trillion cu ft) adalah :
1. Rusia = 1,680
2. Iran = 971
3. Qatar = 911
4. Arab Saudi = 241
5. United Arab Emirates = 214
6. Amerika Serikat = 193
7. Nigeria = 185
8. Aljazair = 161
9. Venezuela = 151
10. Irak = 112
11. Indonesia = 98
12. Norwegia = 84
13. Malaysia =75
14. Turkmenistan = 71
15. Uzbekistan = 66
16. Kazakhstan = 65
17. Belanda = 62
18. Mesir = 59
19. Kanada = 57
20. Kuwait = 56
Korversi Minyak Tanah ke Gas
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengulas
kesuksesannya kala memberlakukan program konversi minyak tanah menjadi gas di
sela-sela acara peresmian pengoperasian Terminal LPG milik Bosowa Group di
Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (21/12/12) lalu.
JK menjelaskan, pemberlakuan konversi minyak tanah ke gas
dilakukan untuk mengurangi subsidi energi pada tahun 2005 yang dinilai hampir
membuat bangkrut negara.
Wapres Jusuf
Kalla-bersama-Direksi-Pertamina-meninjau-kesiapan-tabung-ga
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberlakukan
program konversi minyak tanah menjadi gas.
Menurut JK, beberapa langkah yang diambil antara lain
menaikkan harga BBM (termasuk minyak tanah) hingga dua kali.
Kenaikan itu pun dilakukan dua hari menjelang puasa
dengan pertimbangan pada bulan tersebut, umumnya, masyarakat hanya memasak dua
kali sehingga kenaikan harga tidak terlampau memberatkan.
Setelah itu pemerintah melalui survei menemukan fakta
bahwa belanja minyak tanah yang dilakukan masyarakat setiap pekan umumnya berada
dikisaran Rp 15.000.
Sehingga ada upaya untuk membuat tabung gas yang bisa
dihargai di kisaran Rp 15.000, agar konversi bisa diterima masyarakat.
“Akhirnya lahir lah tabung tiga kilogram, karena saat itu yang penting harganya
terjangkau,” ujar JK.
Saat itu menurut dia, pemerintah melalui PT Pertamina
harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 15 triliun dalam melakukan konversi minyak
tanah ke gas. Selain itu untuk memastikan pemberlakuannya sehat, maka
diputuskan tidak melalui tender. Dengan program itu, negara dapat menghemat 10
juta kilo liter BBM, sekaligus anggaran subsidinya. (rr/bsc)
Subsidi BBM jadi Kambing Hitam Kacaunya Ekonomi Nasional
Pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Agustinus
Prasetyantoko menilai subsidi Bahan Bakar Minyak sebagai ‘Top Looser’ yang
menjadi penyebab karut marut neraca pembayaran Indonesia.
“Kalau dikatakan top looser-nya itu siapa, ya itu BBM,”
kata Agustinus di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (18/12/2013) lalu. Dia
menyebutkan, hanya ada dua jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan defisit
neraca transaksi berjalan terkait besarnya impor BBM, yakni:
Menaikkan harga BBM bersubsidi, dan
Membatasi konsumsi BBM bersubsidi (program RFID).
“Kalau kenaikan tidak bisa karena pemilu. Ya batasi
konsumsinya. Menurut saya agak sulit untuk memitigasi konsumsi BBM karena ada
beberapa kebijakan yang kontra produktif, mobil murah misalnya.
http://paperrabbit.files.wordpress.com/2010/09/elpiji-12-3-kg.jpg?w=280&h=280Itu
jelas akan menaikkan konsumsi BBM. Jadi kalau mau dibilang ya harusnya itu naik
harga BBM untuk membatasi konsumsi dan mengurangi beban impor, dan juga
fiskal,” jelas Agustinus.
Menurutnya, Kementerian ESDM memiliki peran vital dalam
mengatasi persoalan impor dan konsumsi BBM.
“Jadi sebetulnya kalau mau di matrix itu sebenarnya
kerjaan ESDM itu juga tidak kalah serius untuk mengatasi masalah defisit neraca
pembayaran karena defisit yang paling besar itu karena impor BBM,” tutup
Agustinus.
Alasan Pertamina naikkan harga elpiji 12 Kg
PT Pertamina, selaku distributor gas elpiji, memutuskan
untuk menaikkan harga jual tabung 12 Kg sesaat selepas tahun baru. Pertamina
menaikkan harga Elpiji non subsidi kemasan 12 Kg menyusul tingginya harga pokok
elpiji di pasar dan turunnya nilai tukar Rupiah yang menyebabkan kerugian
perusahaan semakin besar.
Pertamina memberlakukan harga baru elpiji non subsidi
kemasan 12 Kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di
tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per Kg. Saat ini harga jual elpiji 12 Kg
rata-rata sebesar Rp 120.000 per tabung dan bervariasi di tiap daerah.
“Besaran kenaikan di tingkat konsumen akan bervariasi
berdasarkan jarak SPBBE ke titik serah (supply point),” tutur Vice President
Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir. Dengan kenaikan inipun,
lanjutnya, Pertamina masih ‘jual rugi’ kepada konsumen Elpiji non subsidi
kemasan 12 Kg sebesar Rp 2.100 per Kg.
GAS ELPIJI
Tabung Elpiji non subsidi kemasan 12 Kg.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan
dampak penaikan harga elpiji 12 Kg terhadap inflasi rendah. Menurutnya,
pemerintah tidak bisa melarang PT Pertamina untuk menaikkan harga elpiji 12 Kg.
Mengingat barang itu tidak disubsidi oleh pemerintah.
“Kalau saya punya keinginan tentu kita tahan. Jangan dulu
dinaikkan,” kata Hatta di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/14).
Ancang-ancang menaikkan harga elpiji ini sebenarnya telah dilakukan lama oleh
Pertamina. Namun selalu gagal karena mendapat desakan penolakan dari
pemerintah.
Pemerintah beralasan kenaikan ini akan memberatkan beban
hidup rakyat dan mengganggu stabilitas perekonomian. Akan tetapi, sebagai
sebuah perusahaan, Pertamina mengaku harus menerapkan good governance karena
bertanggung jawab pada pemegang saham.
Lalu apa saja sebetulnya alasan Pertamina harus menaikkan
harga elpiji 12 kg? Ada 4 alasan mendasar atas kenaikan itu adalah:
1. Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Keputusan ini merupakan tindak lanjut atas rekomendasi
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam laporan hasil pemeriksaan pada bulan
Februari 2013, di mana Pertamina menanggung kerugian atas bisnis Elpiji non
subsidi selama tahun 2011 sampai dengan Oktober 2012 sebesar Rp 7,73 triliun,
yang hal itu dapat dianggap menyebabkan kerugian negara.
2. Selalu tanggung kerugian
Dengan konsumsi Elpiji non-subsidi kemasan 12 Kg tahun
2013 yang mencapai 977.000 ton, di sisi lain harga pokok perolehan Elpiji
rata-rata meningkat menjadi USD 873, serta nilai tukar Rupiah yang melemah
terhadap dolar, maka kerugian Pertamina sepanjang tahun ini diperkirakan
mencapai lebih dari Rp 5,7 triliun. Kerugian tersebut timbul sebagai akibat
dari harga jual Elpiji non subsidi 12 Kg yang masih jauh di bawah harga pokok
perolehan.
Harga yang berlaku saat ini merupakan harga yang
ditetapkan pada Oktober 2009 yaitu Rp 5.850 per Kg, sedangkan harga pokok
perolehan kini telah mencapai Rp 10.785 per Kg. Dengan kondisi ini maka
Pertamina selama ini telah ‘jual rugi’ dan menanggung selisihnya.
3. Kerugian telah mencapai Rp 22 triliun
Pertamina mencatat akumulasi kerugian penjualan elpiji 12
Kg telah mencapai Rp 22 triliun dalam 6 tahun terakhir. Pertamina mengaku
selalu kesulitan mengembangkan bisnis perusahaan jika kejadian ini terus
berlanjut di masa mendatang.
“Kondisi ini tentunya tidak sehat secara korporasi karena
tidak mendukung Pertamina dalam menjamin keberlangsungan pasokan elpiji kepada
masyarakat,” tutur Vice President Corporate Communication Pertamina Ali
Mundakir.
4. Konsumen elpiji 12 Kg golongan mampu
Dengan pola konsumsi Elpiji non subsidi kemasan 12kg di
masyarakat yang umumnya dapat digunakan untuk 1 hingga 1,5 bulan, kenaikan
harga tersebut akan memberikan dampak tambahan pengeluaran sampai dengan Rp.
47.000 per bulan atau Rp.1.566 per hari.?
Kondisi ini diyakini tidak akan banyak berpengaruh pada
daya beli masyarakat mengingat konsumen Elpiji non subsidi kemasan 12kg adalah
kalangan mampu. Untuk masyarakat konsumen ekonomi lemah dan usaha mikro,
Pemerintah telah menyediakan LPG 3 kg bersubsidi yang harganya lebih murah.
Daftar 10 Tempat Wisata di Jepang Terpopuler
T0ur Dunia.
Jepang merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di dunia. Tempat
Wisata di Jepang merupakan campuran unik dari zaman tradisional dan modern,
diantara itu ialah banyaknya kuil dan bangunan dari masa lalu dan dengan
prestasi modern di arsitektur dan teknologinya. Pengunjung dapat dibawa dalam
sejarah Jepang dan budaya dalam satu hari kunjungan dan mendapatkan sekilas
dari masa depan melalui perkembangan teknologi di Jepang. Hampir semua situs
sejarah yang yang ada di Jepang masih merupakan wujud asli mereka, dan tetap
terbuka untuk umum. Keindahan alam Jepang dapat dilihat sepanjang tahun. Selain
itu, Jepang memiliki salah satu tingkat kejahatan terendah di dunia yang membuatnya
ideal bagi wisatawan. Sedikit penjelasan ini seharusnya bisa membuat Anda
semakin yakin untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Jepang.
1. Gunung Fuji
Gunung-Fuji-Jepang
Pemandangan indah di Gunung Fuji
Jika di Indonesia terdapat Gunung Bromo, maka di Jepang
terdapat Gunung Fuji yang merupakan gunung tertinggi di Jepang pada ketinggian
3.776 meter (12.388 kaki). Bentuknya sangat simetris dan kerucut, gunung berapi
ini adalah simbol terkenal dari Jepang dan sering digambarkan dalam seni dan foto-foto,
serta daya tarik wisata yang populer bagi pelancong dan pendaki. Diperkirakan
200.000 orang mendaki Gunung Fuji setiap tahun, 30% di antaranya adalah orang
asing. Pendakian ini bisa berlangsung antara tiga dan delapan jam sementara
untuk turunnya dapat ditempuh dari dua sampai lima jam.
2. Golden Pavilion
Kuil-Paviliun-Emas-di-Jepang
Kuil Paviliun Emas
Kinkaku-ji atau Kuil Paviliun Emas adalah daya tarik
wisata paling populer di Jepang dan di daerah Kyoto. Paviliun ini awalnya
dibangun sebagai villa peristirahatan bagi Shogun Ashikaga Yoshimitsu pada
akhir abad ke-14. Sayangnya, paviliun dibakar pada tahun 1950 oleh seorang
biarawan muda yang telah sangat terobsesi dengan Paviliun itu. Lima tahun
kemudian, Paviliun itu dibangun kembali sebagai salinan dari aslinya. Penekanan
ditempatkan pada bangunan dan taman sekitarnya yang selaras dengan satu sama
lain. Paviliun ditutupi oleh daun yang terbuat dari emas yang memantulkan
gambaran keindahan dari paviliun di kolam dan refleksi kolam di gedung.
3. Menara Tokyo
Menara-Tokyo
Menara Tokyo yang mengadopsi desain Eiffel
Menara Tokyo adalah bukti kemajuan teknologi dan
kehidupan modern di Jepang. Terinspirasi oleh desain menara Eiffel di Paris,
Perancis, ini adalah struktur buatan manusia tertinggi kedua di Jepang dan
berfungsi sebagai alat komunikasi dan menara observasi. Pengunjung dapat
memanjat menara untuk melihat pemandangan tak tertandingi dari Tokyo dan daerah
sekitarnya serta toko-toko dan restoran, maka tak salah jika Menara Tokyo
termasuk salah satu Tempat Wisata di Jepang yang terpopuler.
4. Kastil Himeji
Kastil-Himeji
Kastil Himeji yang Megah
Kastil Himeji dianggap yang terbaik untuk arsitektur
istana di Jepang. Kastil ini dulunya dibuat untuk melawan musuh selama periode
feodal, tetapi telah direnofasi kembali berkali-kali selama berabad-abad dan
mencerminkan periode desain yang berbeda-beda. Kastil ini selamat dalam
pemboman Perang Dunia II dan Kastil ini sering terlihat dalam film-film dalam
dan luar negeri, termasuk film James Bond "You Only Live Twice".
Eksterior putih dan desain benteng yang menyerupai burung yang akan terbang,
membuat Kastil Himeji layak di sematkan ke dalam 10 tempat wisata di Jepang
yang terpopuler.
5. Great Buddha Of Kamakura
Patung-Perunggu-Buddha
Patung Buddha Besar
Great Buddha of Kamakura adalah representasi kolosal
Amida Buddha, salah satu tokoh Buddhis yang paling terkenal di Jepang. Patung
Perunggu Buddha besar berdiri di tinggi lebih dari 13 meter (40 kaki) dan
beratnya hampir 93 ton. Patung ini berasal dari tahun 1252. Meskipun awalnya
bertempat di sebuah kuil kayu kecil, Patung Buddha besar ini sekarang telah
berdiri di tempat terbuka karena candi aslinya telah tersapu tsunami di abad
ke-15. Tempat Wisata di Jepang ini sering ramai di kunjungi oleh wisatawan
lokal dan mancanegara.
6. Kiyomizu-Dera
Candi-Kiyomizu-Dera
Candi Kiyomizudera
Candi Budha Kiyomizu-dera terletak di Kyoto Timur dan
berasal dari tahun 798. Sebuah air terjun dalam ruangan yang teraliri dari luar
sungai membuat candi ini sangat harmonis dengan alam dan tidak satu paku pun
yang digunakan dalam konstruksi Candi ini. Penduduk setempat menggunakan Candi
ini sebagai tempat permohonan, dengan cara yang cukup ekstrim, yaitu melompat
dari tepi agar keinginan mereka bisa terkabul (dengan tingkat keselamatan hidup
85,4%), untuk pengunjung modern dapat menikmati tempat-tempat suci dan jimat
dan karya seni yang dipamerkan tanpa harus mempertaruhkan nyawa dan anggota
tubuh.seperti yang di lakukan penduduk lokal, dan inilah yang membuat Tempat
wisata di Jepang ini sering di padati wisatawan dari luar.
7. Hiroshima Peace Memorial
Museum-Hiroshima
Museum Bom Atom Hiroshima
Hiroshima Peace Memorial merupakan Bangunan
peringatan untuk memperingati saat-saat
bom atom dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Bangunan ini terletak di
taman memorial Genbaku Dome, satu-satunya bangunan yang masih berdiri di
sekitarnya setelah bom dijatuhkan pada tahun 1945. Bangunan ini juga sekaligus
bisa mengingatkan kepada Dunia sebagai peringatan keras terhadap perang dan
pentingnya perdamaian di Dunia, itulah sebabnya bangunan tersebut sering
dijadikan kunjungan Tempat Wisata di Jepang yang sering di kunjungi oleh
wisatawan lokal dan asing.
8. Kuil Todaiji
Kuil-Todaiji
Bangunan Kayu Terbesar di Dunia
Kuil Todaiji di Nara adalah bangunan yang sangat
fantastik di segi teknik pembangunannya. Hal ini di karenakan bukan hanya
karena bangunan ini adalah bangunan kayu terbesar di dunia, akan tetapi Kuil
Todaiji juga merupakan rumah terbesar di dunia untuk patung Buddha perunggu.
Dikelilingi oleh taman-taman yang indah dan satwa liar, sekolah Kegon Buddhisme
juga berpusat di sini dan dengan alasan karena memegang peranan penting untuk
banyaknya artefak sejarah Jepang dan Buddha. Di Tempat Wisata di Jepang ini, Anda
bisa melihat Rusa yang berkeliaran di taman, karena hewan ini diperbolehkan
untuk bebas berkeliaran dengan alasan sebagai utusan para dewa Shinto.
9. Tokyo Imperial Palace
Istana-Kaisar-Jepang
Istana KeKaisaran Jepang
Kaisar Jepang membuat rumahnya di Istana Kekaisaran
Tokyo. Hal ini juga berfungsi sebagai pusat administrasi dan museum untuk
menampilkan barang-barang seni Jepang dan sejarah Jepang. Istana ini dibangun
di atas reruntuhan istana tua yang dihancurkan oleh api atau peperangan, dan
arsitek tetap menghormati sisa-sisa masa lalu dari istana tersebut dengan
memasukkan elemen desain dari era yang berbeda ke dalam istana modern. Istana
baru ini dikelilingi oleh taman-taman tradisional Jepang dan memiliki banyak
aktivitas dan fungsi ruang untuk menerima tamu dan menyambut publik.dan juga
bisa di jadikan salah satu Tempat Wisata di Jepang.
10. Jigokudani Monkey Park
Taman-Monyet-di-Jepang
Taman Monyet (Lembah Neraka)
Jigokudani Monkey Park merupakan daerah sumber air panas
yang terkenal di daerah dekat Nagano,. Nama Jigokudani (yang berarti
"Lembah Neraka"), adalah karena uap dan airnya yang mendidih dan
mengeluarkan gelembung tanah beku, dikelilingi oleh tebing curam dan hutan
dingin. Tempat Wisata di Jepang ini terkenal dengan populasi besar monyet salju
liar yang pergi ke lembah selama musim dingin ketika salju meliputi taman.
Monyet-monyet itu akan turun dari tebing curam dan hutan untuk duduk di air
panas yang hangat, dan akan kembali ke kedalam hutan di malam hari.
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment