!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, August 31, 2014

Perjalanan yang belum selesai (23)

Masjid di detroit
Perjalanan yang belum selesai (23)

(Bagian ke duapuluhtiga, Depok,Jawa Barat, Indonesia, 31 Agustus 2014. 17.00 WIB)

Ketika saya kuliah di California Sate University, Fresno, USA awal 1982 lalu saya tinggal di Apartemen yang selain hanya 100 meter dari Kampus, juga bersebelahan dengan Masjid Fresno.

Masjid ini sebelumnya adalah apartemen kecil yang dibeli oleh pemerintah Libya sebelum diwakafkan untuk dijadikan Masjid. Para mahasiswa yang kuliah di Fresno umumnya sholat di Masjid ini,

Ketika itu selain populasi penduduk Muslim yang masih sedikit , jumlah Masjid dan Musholla di Fresno dan di Amerika Serikat umumnya masih sedikit.
Pada kunjungan saya kedua dan ketiga ke Amerika Serikat tahun 1990an telah berubah banyak di San Diego, California misalnya sudah banyak terdapat Musholla dan Masjid , dan populasinya pun terus bertambah selain mulai banyak warga Amerika Serikat yang masuk Islam immigrant dari Negara konflik pun terus berdatangan seperti dari Irak, Somalia dan Afghanistan. Mereka selain membentuk komunitas Muslim baru, mereka pun mulai mendirikan Masjid dan Musholla sendiri.




Muslim womwn usa


Ini dimungkinkan karena Amerika Serikat sangat menjunjunjung tinggi kebebasan beragama, berbeda dengan Negara di Eropa yang kadang penduduknya dilarang mengunakan hijab. Adik kandung saya yang tinggal di San Diego sehari-hari menggunakan purdah dan seluruh anak-anaknya menggunakan jilbab.

Islam di Amerika Serikat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
Islam di Amerika Serikat
Malcolm X NYWTS 2a.jpg
Malcolm X
Ali.jpg
Muhammad Ali
Kareem Abdul Jabbar crop.jpg
Kareem Abdul-Jabbar
Rep.K.Ellison.jpg
Keith Ellison
Rep. André Carson.jpg
André Carson
Z Khalilzad.jpg
Zalmay Khalilzad
AsmaGullHasan.jpg
Asma Gull Hasan
Mike Tyson Portrait.jpg
Mike Tyson
Save The World Awards 2009 press conference - Jermaine Jackson.jpg
Jermaine Jackson
Vali Nasr 2005.jpg
Vali Nasr
Shahid Khan 2012.jpg
Shahid Khan
Rasheed Wallace 2 cropped.jpg
Rasheed Wallace
Bernard Hopkins 2010.jpg
Bernard Hopkins
Farrakhan.jpg
Louis Farrakhan
Hamza Yusuf.png
Hamza Yusuf
Siraj Wahhaj.png
Siraj Wahhaj
Ice Cube 2012.jpg
Ice Cube
Dave Chappelle (cropped).jpg
Dave Chappelle
Saqib Ali in 2007.jpg
Saqib Ali
Lupe Fiasco 2012.jpg
Lupe Fiasco
MBW on the water (cropped).jpg
Michael Wolfe
Freeway performing in Wilmington, Delaware.jpg
Freeway
Dalia Mogahed.jpg
Dalia Mogahed
Snoop Dogg 2012.jpg
Snoop Dogg
Total population
2.600.000 (2010)
0.8% dari populasi AS (2010)[1]
(Pew Research Center)
Kawasan dengan populasi yang signifikan
New York metropolitan area, Greater Los Angeles Area, Minneapolis–Saint Paul, Dallas–Fort Worth metroplex, Detroit metropolitan area (Dearborn), Northern Virginia, Houston, Texas, dan sejumlah kecil di Boston
Bahasa
Inggris Amerika, Arab, Punjabi, Bengali, Persia, Spanish, Turkish, Bosnian, Urdu, Albania, Kurdish, Indonesia, Sindhi, Pashto, Melayu, Tionghoa, bahasa lainnya
Agama
Islam
(mayoritas Sunni, juga Shi'a, Sufi, Muslim nondenominasional, Nation of Islam, 5 percenter, Moorish scientist, Quranic Movement)
Artikel ini merupakan bagian dari seri
Islam menurut negara

Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, dimana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara.[2] Walau begitu, kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19. Migrasi Muslim ke AS ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut "gelombang", sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.[3]
Populasi Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, dimana sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.[4][5]






Mike Tyson

Daftar isi 
1 Sejarah
2 Masjid
3 Demografi
3.1 Jumlah, kebangsaan dan etnis
3.2 Persebaran georgrafi
3.3 Di penjara
4 Perekonomian
5 Organisasi
6 Politik
7 Pandangan-pandangan publik Amerika dan kaum Muslim Amerika
7.1 Pandangan publik Amerika mengenai Islam
7.2 Pandangan Muslim Amerika mengenai Amerika Serikat
8 Kehidupan Muslim pasca serangan 11 September 2001
9 Kritik dan kontroversi
10 Catatan
11 Referensi
12 Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]

Masjid Masyarakat Wisconsin Utara di Altoona, Wisconsin.
Estevánico dari Azamor mungkin telah menjadi Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Estevanico adalah orang Berber dari Afrika Utara yang menjelajahi Arizona dan New Mexico untuk Kerajaan Spanyol. Estevanico datang ke Amerika sebagai seorang budak penjelajah Spanyol pada abad ke 16, Álvar Núñez Cabeza de Vaca.[6]
Selama tahun 1520-an telah didatangkan budak ke Amerika Utara dari Afrika. Diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa dikirim ke daerah ini atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang ada.[7] Diperkirakan sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200 ribu jiwa budak yang didatangkan berasal dari daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam. [8]









Muhammad Ali

Menurut sumber lain, kedatangan paling awal imigran Muslim adalah antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan pedesaan, yang sekarang menjadi Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Daerah ini dulunya dikenal sebagai Suriah Raya yang diperintah oleh Kekaisaran Ottoman. Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi gelombang kedua imigrasi kaum Muslim dari Timur Tengah, dimana dalam periode ini pula dimulainya kolonialisme Barat di Timur Tengah. Pada tahun 1924, aturan keimigrasian AS disahkan, yang segera membatasi gelombang kedua imigrasi ini dengan memberlakukan "sistem kuota negara asal". Periode imigrasi ketiga terjadi pada 1947 sampai 1960, dimana terjadi peningkatan jumlah Muslim yang datang ke AS, yang kini berasa dari negara-negara di luar Timur Tengah. Gelombang keempat kemudian terjadi pada tahun 1965 disaat Presiden Lyndon Johnson menyokong rancangan undang-undang keimigrasian yang menghapuskan sistem kuota negara asal yang sudah bertahan lama.[9]
Masjid

Islamic Center Washington di Washington.
Masjid adalah tempat ibadah utama bagi seorang Muslim. Di AS, ada sekitar 1.209 Masjid[10][11], dimana yang terbesar adalah Islamic Center of America yang terletak di Dearborn, Michigan. Dibangun pada 2005, Masjid ini dapat menampung lebih dari 3.000 jamaah yang terus tumbuh di wilayah itu.[12] Hanya kurang dari 100 unit yang benar-benar dari awal dirancang sebagai Masjid, kebanyakan jamaah Islam di AS pada awalnya beribadah di bangunan-bangunan yang semula didirikan untuk tujuan lain, seperti bekas stasiun pemadam kebakaran, teater, gudang, dan toko.[13]
Jumlah Masjid terbanyak di AS adalah di negara bagian California, yakni sekitar 227 unit pada tahun 2001.[14]

Demografi

Jumlah, kebangsaan dan etnis[sunting | sunting sumber]
Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama pada orang yang dicatat di dalamnya. Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah Muslim di AS.[15] Menurut sumber yang sama, imigran Asia Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab (25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing 2%). Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007) penduduk AS, jumlah ini sama dengan jumlah umat Yahudi di AS.[16]

Persentase pengunjung Masjid di AS menurut CAIR
Menurut Lembaga Survey Pew pada tahun 2007, dua pertiga Muslim di AS adalah keturunan asing. Di antara mereka telah bermigrasi ke AS sejak tahun 1990. Sedangkan sepertiga dari Muslim AS adalah penduduk asli yang beralih ke Islam, dan keturunan Afro Amerika. Pada tahun 2005, menurut New York Times, lebih banyak lagi orang dari negara-negara Muslim yang menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.[17][18]








Kareem Abdul Jabbar

Sedangkan menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR)[19], jemaah masjid Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).[20]
Persebaran georgrafi[sunting | sunting sumber]
Komunitas Muslim pertama berada di Midwest. Di Dakota Utara, kaum Muslim berkumpul untuk salat berjamaah pada tahun-tahun pertama era 1900-an; di Indiana, sebuah pusat kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar Rapids, Iowa, adalah rumah bagi Masjid tertua yang masih digunakan hingga sekarang. Daerborn, Michigan, dipinggiran Detroit, adalah tempat Muslim Sunni dan Syiah dari banyak negara Timur Tengah. Bersama umat Kristen dari Timur Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk komunitas Arab-Amerika terbesar di negara ini. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, di luar Boston, menyediakan lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak tahun 1800-an. Di New England juga telah dibuat sebuah Islamic Center, yang kini menjadi kompleks Masjid besar untuk beribadah bagi para pelaku bisnis, guru, profesional, serta pedagang dan buruh. Di New York, Islam telah hadir dan muncul selama lebih dari satu abad.
Rumah pertama yang lain bagi imigran Muslim adalah Chicago, Illinois, dimana beberapa orang menyatakan jumlah Muslim yang tinggal disini pada awal 1900-an adalah yang terbanyak di antara kota-kota lain di AS. Lebih dari 40 kelompok Muslim telah berdiri di kawasan Chicago. Di Los Angeles dan San Fransisco, California, juga telah menjadi pusat komunitas Muslim yang besar di AS. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas Muslim terbesar di AS. Jumlah Masjid di California juga adalah yang terbanyak di AS, yakni sekitar 227 Masjid pada tahun 2001[21][14]
Di penjara[sunting | sunting sumber]
Penjara bisa jadi adalah penyokong terhadap pertumbuhan Islam di AS. Perkiraan resmi menyatakan bahwa persentase dari narapidana Muslim adalah sekitar 15-29% dapi populasi penjara. Diperkirakan, sekitar 80% dari narapidana berpindah agama ke Islam. Populasi narapidana Muslim telah mencapai 350 ribu jiwa (pada 2003) dengan pertambahan sekitar 30 ribu hingga 40 ribu setiap tahunnya. Kebanyakan narapidana yang berpindah ke Islam adalah keturunan Afrika.
Menurut Dr. Mikhail Waller, golongan Islamis radikal, yang dicurigai oleh pemerintah AS, menjadi perekrut di dalam penjara untuk menjadikan pengikutnya sebagai kader demi mendukung mereka dalam usaha-usaha anti Amerika.[22]
Perekonomian[sunting | sunting sumber]
Pada awalnya, imigran Muslim yang datang ke AS bekerja sebagai budak, tapi kini tidak sedikit yang bekerja sebagai seorang profesional. Pekerjaan lain yang dilakoni oleh Muslim di AS adalah guru, tentara, penjaga toko, sopir taksi, dokter, wiraswasta, buruh, dan pekerjaan lainnya.
Karena dalam Islam perbuatan riba diharamkan oleh agama, sebagian Muslim merasa kesulitan ketika harus mendanai dan mengembangkan usahanya. Sebagian besar lembaga keuangan dan perbankan di AS masih bersifat konvensional, dimana mereka menerapkan sistem berbunga. Namun sejak beberapa tahun lalu, sebagian lembaga keuangan dan korporasi mulai mencari cara untuk membantu Muslim AS. Beberapa program pendanaan lokal ala Islam baru-baru ini telah dimulai atau sedang dalam tahap perencanaan[23]:
Korporasi Pengembangan Komunitas Phillips (Phillips Community Development Corp.) maupun Badan Pengembangan Komunitas Minneapolis (Minneapolis Community Development Corp.), masing-masing telah memberi dana bagi pemiliki usaha Islam dengan biaya administrasi sebagai pengganti bunga.
Konsorsium Minneapolis dari Para Pengembang Komunitas (Minneapolis Consortium of Community Developers) telah menyediakan dua pendanaan berdasarkan biaya untuk usaha-usaha Islami sebagai proses awal.
Delsan Auto Dealer, tempat usaha mobil bekas miliki seorang Somalia, menyediakan pendanaan bebas bunga kepada pelanggannya.
Kelompok Twin Cities sedang berupaya untuk membentuk perserikatan kredit secara Islam.
Bank-bank seperti Wells Fargo & Co. dan University Bank tengah mencari jalan bagaimana mereka bisa membantu usaha Islam.
Organisasi[sunting | sunting sumber]
Ada banyak organisasi Islam di AS.
Kelompok yang paling besar adalah American Society of Muslims (ASM atau Masyarakat Muslim Amerika), pengganti Nation of Islam, yang lebih dikenal sebagai Black Muslim. Kelompok ini dipimpin oleh Warith Deen Mohammed. Tidak begitu jelas berapa Muslim Amerika yang mengikuti kelompok ini. Kepercayaan kelompok ini juga berbeda dengan kepercayaan Islam pada umumnya, mereka tidak mengenali Muhammad adalah Rasul Allah yang terakhir.
Kelompok terbesar kedua adalah Islamic Society of North America (ISNA atau Masyarakat Islam Amerika Utara). ISNA adalah suatu asosiasi organisasi-organisasi Muslim dan perorangan untuk mempresentasikan Islam. Kelompok ini dibuat oleh imigran, beberapa etnis Kaukasia dan sekelompok kecil Afro Amerika yang masuk Islam. Jumlah anggotanya baru-baru ini mungkin telah melampaui ASM. Konvensi tahunan ISNA mungkin adalah pertemuan Muslim paling besar di AS.[24] Organisasi ini telah dikritik karena menyebarkan ajaran Wahabi dan karena memiliki hubungan dengan terorisme.[25][26]
Kelompok terbesar ketiga adalah Islamic Circle of North America (ICNA atau Lingkaran Islam Amerika Utara). ICNA adalah kelompok Islam yang tidak memandang kesukuan, terbuka bagi semua, dan mandiri. Kelompok ini dibentuk oleh imigran, Amerika kult putih, dan Afro Amerika yang masuk Islam. Kelompok ini sedang tumbuh, dan juga bisa lebih besar dari ASM disaat sekarang. Divisi mudanya adalah Young Muslims atau Muslim Muda.[27]
Islamic Supreme Council of America (ISCA atau Dewan Tertinggi Muslim Amerika) mewakili banyak Muslim AS. Tujuannya adalah menyediakan solusi-solusi bagi Muslim Amerika, yang berlandaskan hukum Islam. ISCA bekerja keras untuk mengintegrasikan ajaran Islam dalam memecahkan isu-isu zaman demi memelihara keyakinan Islam di tengah masyarakat yang sekuler.[28]
Islamic Assembly of North America (IANA Himpunan Islam Amerika Utara), adalah suatu organisasi Muslim terkemuka di AS. Menurut situs mereka, di antara sasaran IANA adalah "mengkoordinir dan mempersatukan usaha-usaha dari dakwah yang berbeda, mengorientasikan organisasi (Islam) di Amerika Utara atau mengarahkan umat Muslim untuk bertahan pada metodologi Islam". Untuk mencapai sasarannya, IANA menggunakan sejumlah alat, metode, konvensi, rapat anggota, lembaga, institusi, akademi berorientasi dakwah, dan lain-lain.[29]
Muslim Students' Association (MSA atau Asosiasi Pelajar-pelajar Muslim), adalah suatu kelompok yang diperuntukkan bagi pelajar Islam di perguruan tinggi Kanada dan Amerika Serikat. MSA juga sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti pengumpulan dana untuk tunawisma selama Ramadhan.[30]
Islamic Information Center (IIC atau Pusat Informasi Islam) adalah organisasi yang dibentuk untuk memberi informasi kepada publik, sebagian besar melalui media, seputar Islam dan umat Muslim.[31]
Politik[sunting | sunting sumber]
Organisasi politik Islam di AS berkepentingan untuk mengakomodasi kepentingan Muslim disana. Organisasi seperti American Muslim Council aktif terlibat menegakkan hak asasi dan hak warga negara bagi setiap orang Amerika.
Council on American-Islamic Relations (CAIR atau Dewan Hubungan Islam-Amerika), adalah organisasi Islam paling besar yang mengakomodasi kepentingan Muslim di AS. CAIR menggambarkan organisasinya sebagai organisasi yang moderat di DPR Amerika dan arena politik Amerika. CAIR juga mengutuk semua aksi terorisme, dan sedang bekerjasama dengan Gedung Putih mengenai isu-isu keselamatan dan politik luar negeri. CAIR adalah lembaga pembela hak-hak warga Muslim AS yang paling besar dan mempunyai 35 kantor. Selain memiliki advokasi terhadap kaum Muslim juga meningkatkan pemahaman Islam, mendorong tanya jawab, melindungi kebebasan-kebebasan sipil, memberdayakan Islam di Amerika, dan membangun kesatuan dan mempromosikan keadilan dan saling pengertian.
Muslim Public Affair Council (MPAC atau Dewan Permasalahan Masyarakat Islam), adalah suatu jawatan pelayanan bagi masyarakat Muslim Amerika. Berpusat di Los Angeles, California dan memiliki cabang di Washington, DC. MPAC didirikan pada 1988. Tujuan orgaisasi ini adalah untuk memperkenalkan identitas Muslim Amerika, mengembangkan suatu organisasi yang aktif, dan juga pelatihan bagi generasi masa depan baik pria dan wanita untuk berbagai visi. MPAC juga bekerja untuk memperkenalkan Islam dan Muslim secara akurat melalui media massa, mendidik masyarakat Amerika mengenai Islam, persahabatan dengan masyarakat yang berbeda dan menjalin hubungan dengan para pembuat dan pengambil keputusan (pemerintah).[32]
American Islamic Congress, adalah organisasi kecil dan moderat yang memperkenalkan pluralisme.
Free Muslims Coalition, dibentuk untuk menghapus dukungan terhadap Islam radikal dan terorisme serta memperkuat institusi yang demokratis di Timur Tengah dan Dunia Islam dengan mendukung usaha reformasi Islam.
Pandangan-pandangan publik Amerika dan kaum Muslim Amerika[sunting | sunting sumber]
Pandangan publik Amerika mengenai Islam[sunting | sunting sumber]
Suatu survey nasional yang diadakan pada 2003 oleh Pusat Riset Pew dan Forum Agama dan Kehidupan Publik Pew melaporkan bahwa persentase orang Amerika yang memandang kurang baik Islam meningkat satu persen menjadi 34% dari 2002 dan 2003, lalu meningkat lagi dua persen menjadi 36% pada tahun 2005. Pada waktu yang sama, persentase publik Amerika yang menganggap bahwa Islam dapat mendorong kepada tindak kekerasan dibandingkan agama yang lain menurun dari 44% pada Juli 2003 menjadi 36% pada Juli 2005.[33]
Pada Juli 2005, survey Pew menunjukkan bahwa 59% orang dewasa Amerika menganggap bahwa Islam "sangat berbeda dengan agama mereka", menurun satu persen dari tahun 2003. Pada survey yang sama, 55% mempunyai pendapat yang baik terhadap Muslim Amerika, atau naik empat persen dibanding Juli 2003 yang hanya 51%.[33]
Berdasar poling yang dilakukan oleh CBS pada April 2006 mengenai keyakinan, memperlihatkan bahwa[34]:
58% orang Amerika lebih memilih Protestan
48% memilih Katolik
47% memilih Yahudi
31% memilih Kristen fundamental
20% memilih Mormonisme
19% memlih Islam
8% memilih Sainstologi
Survey Pew mengenai penganut, memperlihatkan bahwa[33]:
77% orang Amerika berpendapat yang baik terhadap Yahudi
73% terhadap Katolik Roma
57% terhadap Kristen Evangelis
55% terhadap Muslim
35% terhadap Atheis
Survey yang dilakukan oleh Newsweek pada Juli 2007 terhadap publik Amerika memperlihatkan bahwa[35]:
32% percaya bahwa Muslim Amerika sedikit setia kepada AS (40% percaya bahwa mereka setia kepada AS sebagaimana percaya kepada Islam).
63% percaya bahwa Muslim Amerika tidak membenarkan tindak kekerasan.
28% percaya bahwa al-Qur'an membenarkan kekerasan (40% percaya tidak membenarkan).
41% percaya bahwa kultur Islam membenarkan bunuh diri.
46% percaya bahwa sudah terlalu banyak imigran Muslim.
Pandangan Muslim Amerika mengenai Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]
Pandangan Muslim Amerika dan publik Amerika
Pernyataan         Muslim
AS    Publik
AS
Setuju bahwa dapat
maju dengan bekerja keras 71%  64%
Tingkat masyarakat mereka
"sempurna" atau "bagus"     72%  82%
Kondisi keuangan
sempurna atau bagus 42%  49%
Yang dicukupi
oleh negara        38%  32%
Setuju bila Muslim yang datang
ke AS harus mengadopsi
kebiasaan di AS 43%  n/a
Sebuah survey yang dilakukan pada 2007 yang berjudul Muslim Americans: Middle Class and Mostly Mainstream, yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan bahwa Muslim Amerika:
"sebagian besar mampu menyesuaikan diri, bahagia dengan kehidupannya, dan lebih bersikap moderat terhadap berbagai isu berkaitan dengan umat Muslim dan masyarakat Barat di seluruh dunia".[36]
47% responden berkata bahwa mereka menempatkan diri mereka sebagai Muslim yang pertama dan orang Amerika kedua. Bagaimanapun, ini lebih rendah dibandingkan dengan 81% Muslim di Inggris, dan 69% Muslim di Jerman ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama. Suatu perbedaan yang serupa ada dibidang ekonomi (pendapatan), dimana Muslim Amerika yang berada di garis kemiskinan hanya sekitar 2%, sedangkan di Prancis dan Spanyol masing-masing 18% dan 29%.[36]
Dalam poling yang sama juga dilaporkan bahwa hanya 40% Muslim AS yang percaya bahwa yang melakukan serangan 11 September adalah orang-orang Arab. Sedangkan 28% mengatakan bahwa mereka tidak percaya dan 32% mengaku tidak mempunyai pandangan. Seperempat di antara 28% yang meragukan bahwa orang Arab dibalik komplotan penyerang menganggap bahwa pemerintah AS atau Presiden Bush lah yang paling bertanggungjawab. Hanya 26% Muslim AS yang percaya bahwa peperangan yang dilakukan terhadap terorisme adalah murni untuk membasmi terorisme internasional. Sedangkan 5% yang disurvey menganggap "sangat baik" atau "sedikit baik" terhadap al-Qaida. Selain itu, hanya 35% Muslim AS menyatakan bahwa keputusan serangan ke Afganistan dapat dibenarkan, dan hanya 12% yang mendukung serangan ke Irak.[36]
Kehidupan Muslim pasca serangan 11 September 2001[sunting | sunting sumber]
Serangan 11 Sepetember 2001 ke gedung WTC dan Pentagon adalah bencana bagi Amerika dan umat Muslim sedunia. Pasca serangan, berbagai tudingan dilontarkan kepada Islam dan ummatnya. Banyak serangan-serangan yang terjadi tehadap Muslim Amerika setelah kejadian itu, walaupun ini terbatas pada kelompok minoritas kecil.[37][38]
Menurut survey yang dilakukan pada 2007, 53% Muslim Amerika menganggap bahwa menjadi lebih sulit menjadi seorang Muslim (di AS) setelah serangan itu.[36] Wanita Muslim yang menggunakan hijab/jilbab diganggu, menyebabkan beberapa wanita Muslim lebih memilih untuk tinggal dirumah, sedangkan yang lainnya untuk sementara meninggalkan praktik (pekerjaan).[39][40]

Kritik dan kontroversi
Beberapa Muslim telah dikritik karena menjadikan kepercayaan mereka sebagai alasan untuk menolak sistem yang ada di Amerika. Sopir-sopir taksi Muslim di Minneapolis, Minnesota misalnya, dikritik karena menolak penumpang yang membawa minuman keras atau anjing, temasuk penumpang cacat yang dipandu oleh anjing. Otoritas bandara internasional Saint Paulus Minneapolis sudah mengancam akan menarik kembali izin operasi taksi bagi mereka yang membeda-bedakan penumpang seperti ini.[41]

Institusi AS telah pula dikritik karena mengakomodasi Muslim atas pembayaran pajak. Universitas Michigan-Dearborn dan suatu perguruan tinggi negeri di Minnesota telah dikritik karena mengakomodasi upacara keagamaan Islam dengan membangun tempat wudhu bagi mahasiswa Muslim dengan menggunakan uang pajak. Para kritikus menganggap bahwa perlakukan ini adalah pelanggaran terhadap konstitusi AS yang menyatakan pemisahan antara gereja dengan negara (agama dengan negara).[42]

Anggota kongres Muslim pertama, Keith Ellison, membuat kontroversi ketika Ia membandingkan Presiden Bush atas kebijakannya setelah serangan 11 September dengan Adolf Hitler. Keith berkata bahwa Bush telah memanfaatkan serangan 11 September untuk kepentingan politik, seperti ketika Hitler memanfaatkan Reichstag untuk memenjarakan kebebasan konstitusional.[43]

Isu Islam juga menjadi isu-isu yang hangat dalam pemilu AS saat ini. Sebuah foto salah satu kandidat dari partai Demokrat, Barack Obama, yang menggambarkan Ia sedang mengenakan pakaian Muslim, menjadi begitu kontroversi. Hal ini memperlihatan bahwa embel-embel Islam masih belum dapat diterima oleh warga Amerika kebanyakan. Tahun lalu, para sukarelawan melakukan kampanye setelah muncul berita e-mail yang menyebutkan bahwa Obama seorang Muslim. Karena itulah, dalam berbagai kesempatan, Obama berkali-kali membantah bahwa dirinya seorang Muslim.[44][45][46]

Islam Agama Masa Depan di Amerika Serikat
Published on June 16th, 2014 by DDHK News | Category: Dunia Islam

muslim di amerikaDDHK News, Amerika Serikat — Islam adalah agama yang paling pesat perkembangannya di Amerika saat ini. Banyak media di Amerika yang menyebut Islam sebagai agama masa depan Amerika.

Situs VOA Indonesia memberitakan, salah seorang tokoh muslim Indonesia di AS, Imam Mohamad Joban, berbagi pengalaman hidup sebagai muslim di Amerika dalam diskusi kehidupan beragama di Pusat Kebudayaan @america, Jakarta, Jumat malam (13/6).

“Banyak media di Amerika yang menyebutkan kalau Islam adalah agama yang paling pesat penyebarannya di Amerika. Islam adalah agama masa depan di Amerika,” kata Imam Joban.

“Islam mengajarkan kebersihan, tapi dimana kita mendapatkan kebersihan lebih banyak? Di negara Islam atau justru di Amerika? Islam juga mengajarkan kita toleransi, disini sebagai seorang da’I, saya pergi ke kampus, penjara dan gereja disini semua bebas sekali, tidak ada yang menghalangi,” jelasnya.

Menurutnya, Islam akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada negara yang menjamin warga negaranya untuk bebas memilih agama seperti di Amerika.

Selain itu, menurut Imam Joban, banyak warga Amerika yang memutuskan untuk masuk Islam, karena perilaku umat Islam yang mereka nilai sesuai dengan perintah agama.

“Jadi banyak orang Amerika yang masuk Islam karena bertemu dengan muslim yang mereka nilai seperti  Al Quran berjalan,” ungkapnya.

Imam Mohamad Joban adalah Imam Mesjid Ar Rahmah di Redmond, Washington. Saat ini ia adalah Ketua dari Dewan Fatwa Imam-Imam di AS dan juga seorang pembimbing rohani bagi para tahanan di Dinas Penjara Negara Bagian Washington.

Muhammad Ali, pengajar Studi Islam di University of California, Riverside,memberikan penjelasan berdasarkan pengalamannya dalam diskusi ini. “Amerika beda dengan Indonesia. Di Amerika, negara tidak boleh mendukung atau melarang suatu agama. Dengan negara netral masyarakat justru berkembang, makanya masyarakat Amerika termasuk yang paling relijius di barat bahkan secara umum lebih relijius jika dibandingkan dengan banyak negara di Eropa,” kata Ali.

Faktor lain menurutnya yang membuat jumlah muslim terus meningkat adalah karena Amerika merupakan negara yang terbuka terhadap pendatang. “Maka berbondong-bondonglah orang-orang Islam dari Timur Tengah, Spanyol, Maroko, Mesir, Asia Selatan, India, Pakistan, termasuk Indonesia. Keberadaan imigran ini pengaruhnya sangat besar,” tambahnya.

Hal ini didukung pula oleh profil muslim yang mayoritas berasal dari kelas menengah dan terdidik, sehingga pengaruhnya menjadi semakin besar. “Kebanyakan orang Islam di Amerika bukan orang-orang yang marjinal, artinya mereka adalah orang berpendidikan, bekerja di lembaga-lembaga tertentu dengan pendapatan yang lumayan,” kata Muhammad Ali, Pengajar Studi Islam di University of California, Riverside.

Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Kristen Bauer, dalam kesempatan tersebut mengatakan agama menjadi bagian penting dalam budaya Amerika, karena sebagian besar rakyat Amerika merupakan penganut agama yang taat. Namun fakta yang banyak tidak diketahui adalah 20 dari 50 negara bagian di Amerika penganut agama terbesar keduanya adalah Islam.

Data terakhir tahun 2011 menyebutkan saat ini di Amerika terdapat 2016 masjid dan California menjadi wilayah dengan jumlah masjid terbesar di Amerika. (VOA)

80 Ribu Warga Amerika Masuk Islam Setiap Tahun

DR Fadel Sulaiman Direktur Jenderal Yayasan Penjembatan Bagi Pengenalan Islam di Amerika Serikat menegaskan bahwa setiap tahunnya 80 ribu orang di Amerika memeluk Islam.

Pernyataan ini muncul dalam wawancara televisi di Saluran Budaya Nil, Fadel mengatakan: "Angka-angka ini didokumentasikan di pusat-pusat Islam di Amerika dan masjid-masjid Amerika,sebagaimana juga didokumentasikan oleh pusat-pusat studi resmi Amerika namun tidak diekspos, Sulaiman berkata: Tidak berjalan satu minggu saja melainkan ada beberapa orang Amerika yang memeluk Islam.

Dia menambahkan: Ada sambutan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya untuk Islam di Amerika.

Mantan Ketua DPR Amerika beberapa hari yang lalu telah memperingatkan adanya serangan budaya Islam yang luas terhadap budaya dan peradaban Amerika.

Permusuhan yang meningkat:

Fenomena ini muncul di tengah meningkatnya permusuhan terhadap Islam dari beberapa kelompok masyarakat Amerika yang dipengaruhi oleh ide-ide ekstrim kanan.

Permusuhan ini telah berkembang setelah pengumuman pembangunan pusat Islam di lokasi serangan 11 September dan persetujuan Presiden Amerika atas keputusan ini.


Kebanyakan kaum Muslimin di Amerika menampakkan ketakutan akan adanya penyerangan terhadap mereka saat peringatan serangan 11 September tahun ini karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. (Fani/voa-islam.com) (Bersambung)

No comments:

Post a Comment